Senin, 11 November 2013

Siapapun

   Mudah2an semakin dapat dipahami bahwa siapapun tanpa terkecuali dapat tergoda dan khilaf, sekalipun seorang aktifis salah satu majlis salawat cukup besar di Jakarta. Semakin tinggi ilmu seorang, semakin berusaha ia dekat pada Allah dan Rasulullah, semakin giat pula setan menggodanya tuk maksiat. Setan yang ditugasi bagi seorang aktifis majlis tentunya berbeda dengan setan yang menggoda remaja biasa non aktifis. Setannya ustazd ya masternya setan. Gak usah baru usia remaja, beberapa anggota dewan yang terhormat atau bahkan beberapa kyai saja pernah terlibat skandal kok,kyai lo!.
   So, bukan maksudnya kemudian cuma menyerah pada setan yang gentayangan menggoda tuk maksiat setiap detik, akan tetapi mari kita ingat bahwa setan hanya bisa menggoda manusia-manusia yang lemah imannya. Logikanya, jika iman kita kuat bahkan mencapai level ikhlas Insyaallah, setan jenis apapun akan sangat sulit menjerumuskan kita. Artinya perkuat iman setiap detik dengan usaha apapun harus selalu dilakukan selain hanya berdzikir dan bersalawat. Tingkatkan terus kegiatan-kegiatan positif. Mari berlelah-lelah dalam banyak kegiatan positif sehingga sedikit celah tuk setan memanfaatkan kesempatan dan niat.
   "Jika nasi sudah menjadi bubur, mari kita makan bareng2,hehehe",
buat kita-kita yang sudah terlanjur melakukan maksiat bahkan dosa besar mari segera bertobat kepada Allah swt, yakinlah sebesar apapun dosa kita Allah swt Yang Maha Pengampun pasti akan  mengampuni kita. Amiin. Tetapi juga dengan catatan mari berusaha keras untuk tidak mengulanginya lagi.
   Sekali lagi, mari kita ingat "BAHWA MAKSIAT DAPAT TERJADI BUKAN HANYA KARENA NIAT PELAKU, TETAPI IA JUGA DAPAT TERJADI KARENA ADA KESEMPATAN, MARI PERSEMPIT DAN PERSULIT KESEMPATAN ITU"
WASPADALAH,WASPADALAH"

"don't ever!"

don't ever hope

"Masih berharap ditegur sapa oleh orang yang berprestasi/cantik/kaya raya/berkuasa?"
"Masyaallah!"
 "Ayolah kawan seharusnya levelmu sudah lebih tinggi dari itu, syukuri,syukuri,cukup bagi kita Allah swt!".

 Mengawali postingan di November13, indah sepertinya jika kembali bermuhasabah. Bismillahirrahmanirrahim.
   Dengan bertambahnya umur idealnya seorang dewasa akan semakin berkurang kebutuhannya terhadap pujian/perhatian dari sesama manusia. Adalah level yang lebih tinggi,  salah satunya mensyukuri segala nikmat Allah swt yang begitu banyak diterimanya. Bagi orang yang selalu berusaha mensucikan hatinya pastilah nikmat Allah swt tiada bandingannya. Apalagi hanya sebuah interaksi dengan seorang yang berprestasi, pandai, cantik banyak uang, berkuasa sekalipun, adalah tidak lebih dari setetes air dari ujung jari yang kita celupkan di luasnya lautan nikmat Allah swt. Hal ini harus segera kita sadari sebagai usaha menghindari " Assyirk Billah-menyekutukan Allah swt"dengan makhluknya. 
Na'udzubillah Min Dzalik.
   Betapa tidak, jika kita merasa iri atau sakit hati ketika seorang tidak menegur kita/tidak menghormati kita ini dapat berarti kita masih tergantung pada sesama makhluk. 
"Bukankan kita harus selalu bergantung pada Allah swt dan selalu menyandarkan diri pada-Nya?"
Mari kita terus berusaha meningkatkan level kita, sehingga kita bisa  terus bersandar dan bergantung hanya pada Allah swt. Sehingga tak ada lagi rasa kecewa hanya karena sesama makhluknya.Amin.Ya Rabbal 'Alamiin"
 حسبنا الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النّصير 
(luthfimulyadi,12nov13-02.00)