Senin, 31 Maret 2014

Belajar dari Tim Besar


"Kita harus segera  lupakan kekalahan ini, dan fokus pada pertandingan selanjutnya"

Ungkapan ini sering sekali diucapkan oleh para pelatih atau manager klub professional setelah mengalami kekalahan. Tim-tim besar seperti Arsenal, Real Madrid, Manchester United dll pernah merasakan sakitnya dikalahkan telak di depan pendukungnya dengan  Skor 0-3, 0-5 atau 0-6. Luar biasanya kemudian mereka dapat bangkit dari keterpurukan.

"orang hebat bukanlah orang yang tak pernah jatuh, akan tetapi mereka yang selalu bangun ketika mereka jatuh"

Begitu juga jika kita lihat para aktor atau aktris yang terlibat berbagai masalah. Perceraian, Perselingkuhan, Kekerasan, Penipuan, Narkoba, Korupsi sekalipun. Dalam cara pandang yang lain bisa jadi mereka lebih dekat dengan Tuhan dengan keyakinan mereka. Mereka terus berusaha keras mengangkat wajah-wajah malu berusaha tuk bangkit.

Tak ada guna menyesali kesalahan dan hanya bisa diam dan tak melakukan perbaikan apa-apa. Permintaan agar didoakan  dikuatkan dalam menghadap masalah juga tak jarang kita dengar keluar dari mulut-mulut mereka. Ketidakbijakan kita jika memvonis mereka  telah habis dan hancur sehancur hancurnya yang tak pantas lagi berdoa pada Tuhan. Tuhan Yang Maha Pengasih kemudian membuktikan kasih sayangnya, dengan membangkitkan mereka kembai dari keterpurukan.

Demikian rumitnya permasalahan dengan melibatkan banyak pihak dana yang pastinya tidak sedikit untuk membayar jasa pengacara. Pro dan kontra, yang membenci dan para fans yang mencinta. Mereka terus maju berusaha memperbaiki nama baik dan hubungan dengan pihak-pihak lain. Bukankah memperbaiki hubungan adalah bagian dari hablumminannas dalam  Islam?

Jika demikian, semangat ini perlu kita tiru. Semangat mengakui kesalahan, memaafkan, memperbaiki hubungan dengan sesama manusia. 

futsal mtsn1

Rundown Sparing Tim futsal kelas7  (12) VS kelas 8 (15)
Delima School, Sabtu, 29 Maret 2014, 11.00 - 12.00
Kelas 8 : Ryan, Farhan, Ami, Robby, Jidan, Azka, Azriel, Rivai
Kelas 7 : Edo, Taufan, Fadhillah, Raihan, Hasbie, Iqbal, Ane

"siap, kalah bayar lapangan ya?, Deal?"
"udah dikonfrim ama kelas 7-nye?"
"Secepetnyelah.Nanti abis sholat Jum'at soalnye mau booking"
"Yassalam, Sabbeddah"
"Jangan ngajakin doanglah!"
"Iye, paham. Sore emang gak bisa juga?,kan gak pake taroan. Cuma kalah bayar lapangan aje. Udah gitu doang"
"Sparing jadi gak?"
"Iye, do timboz ape AK?"
"Iye, jam berapa?"
"Panas pak, ngertiinlah. Kan mager baliknye doang. Kalo mau sore dah"
"Maennye jam 10.30 kan?, Kalah bayar lapangan, deal gak?"
"Ya udah, sabeb, Tim kite udeh kumpul jam 10 di sono"
"Yassalam, gak ade yang laen?, AK ajedah"
"Nah, kan bilangnya timboss, yang laen taunya pada timboss masalahnye. Bingung juga ngabarinnye"
"Pade bilang kegedean"
"Pada gak mao"
"Iye nih, lagi ditanyain"
"Iye nih, sebagian udah pada mao"
"Nih pada mao"


Kamis, 27 Maret 2014

when they say : "Nyampah Lo Semua!"

Yang benar hanya manteman
Yang lain salah
Yang benar hanya Bob Marley 
Yang lain salah
   Yang keren hanya reggae
   Yang lain basi
   Yang tulus dan murni hanya aku dan manteman
   Yang lain nyampah
Buanglah sampah pada tempatnya
Yomand!
Yomand!
Yomand!
(luthfimulyadi,28/03/14-11.30)

Selasa, 11 Maret 2014

pahami bahasa tulis yuk!

   Selain bahasa lisan bahasa tulis juga dapat kita maksimalkan untuk berkomunikasi. Blog ini salah  satu contohnya. Karena terlalu sibuknya kita dengan banyak urusan masing-masing, sehingga sulit bertemu untuk berkomunikasi langsung. Padahal untuk saling memahami satu sama lain idealnya dua pihak harus bertemu. Andai tak ada lagi waktu dan kesempatan bertemu, maka  bahasa tulis  mengambil perannya. 
   Bahasa tulis memang tidak mudah dipahami. Perlu ada proses pemahaman kembali dari pembaca terhadap teks yang ditulis oleh seorang penulis. Akibatnya jika tidak melalui proses membaca dan berpikir yang benar, seorang pembaca pastilah akan salah memahami maksud dari sang penulis. 
   Begitu banyak ragam dan cara berpikir menuangkan ide kreatif dari seorang penulis. Menjadi penting kemudian pembaca memahami cara berpikir sang penulis.
   Belum lagi pembaca yang belum dapat membedakan fiksi atau nonfiksi. Biasanya cerpen ditulis secara fiksi sehingga ceritanya mempunyai konflik dan memancing emosi pembaca. Tulisan/cerita yang lebih memancing emosi pastilah lebih seru dibanding membaca cerita yang datar saja dari awal sampai akhir. Jika pembaca memahami cerpen adalah nonfiksi (kejadian sebenarnya) pastilah akan timbul negatif thingking pada penulis.

Lahirnya Cerpen
Sekali lagi, cerpen dapat lahir dari inspirasi seseorang dari secuil cerita di kehidupan nyatanya. Sekali lagi secuil bukan seluruhnya. Adapun yang menyempurnakan dan membuatnya seru adalah kreatifitas sang penulis dalam mengembangkan cerita dari awal, konflik dan ending.tobecontinued


Jumat, 07 Maret 2014

nakal jujur vs alim munafik?

“Lebih Baik Nakal Jujur Daripada Alim Tapi Munafik?”

1.   Baik, lebih baik, terbaik. Jika dikatan lebih baik maka ada pembanding dan yang dibandingkan.

2.   Nakal, suatu prilaku yang menyalahi norma kesopanan. Nakal dibedakan dalam banyak konteks tergantung penggunanya menilai seseorang. Mulai dari berkata kasar, memecahkan kaca rumah orang dengan bola tending sengaja/tidak sengaja,naik pohon yang tinggi lalu mengambil rambutan tetangga,provokasi di pinggir jalan, mabuk, judi,mesum,zina dll. 
  Artinya nakal jika demikian bermacam-macam tingkatnya sesuai dengan akibat yang ditimbulkannya.

3.   Jujur, antonim dari bohong-bicara sebenarnya, tidak korupsi dan arti lainnya. Yang pasti jujur adalah karakter  ideal yang harus diupayakan keberadaannya di tiap individu.

4.   Alim, berakar dari kata عَلِمَ – يَعْلَمُ – عَاِلمٌ, yang berarti orang yang mengetahui.

5.   Setidaknya ada 3 Ciri munafik :
a.     Berkata dusta
b.     Tidak menepati janji
c.      Berkhianat

Ketiganya adalah karakter yang buruk yang harus diupayakan hilang dari tiap individu.

6.   Nakal Jujur, dapat dipahami perbuatan yang menyalahi norma kesopanan kemudian dia jujur mengakui perbuatannya dan bertanggung jawab. Dalam arti lain nakal secara terang-terangan. 
  Nakal terang-terangan jika dampaknya sangat minim terhadap orang lain bisa jadi banyak juga yang dapat menerima. Seperti tidak sengaja memecahkan kaca rumah orang lain karena bermain bola, atau bernyanyi dengan keras di jalan raya mengundang perhatian banyak orang. Orang akan katakan “biasa, anak muda”.

  Berbeda lagi jika membahayakan orang lain, seperti provokatif di jalan yang dapat membahayakan pejalan kaki, orang tua, anak-anak, perempuan dll. Yang seperti ini jelas harus ditertibkan karena jelas melanggar peraturan sesuai uu ketertiban umum, termasuk mabuk, judi, gaul bebas dan penyalahgunaan narkoba.

  Nakal jujur yang merugikan banyak pihak sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Dalam satu makna hadits disebutkan, "Allah swt akan menutupi perbuatan maksiatmu dimalam hari, janganlah kau ceritakan kembali di siang hari!".

  Arti lain, nakal jujur jika dikaitkan dengan makna hadits di atas adalah : "sikap congkak/sombong seorang hamba menantang larangan  Allah swt. 

"Masyaallah berani banget ya, menantang Sang Maha Kuasa secara terang-terangan. Semoga  kita tidak sampai demikian. Amin.

7.   Alim tetapi munafik, dapat berarti orang yang tahu tetapi ia berdusta,tidak menepati janji atau khianat. Di dunia nyata memang banyak kita temukan.

  Orang-orang pintar-para pejabat berdusta, tidak menepati janjinya, dan korup khianati rakyatnya. Dua kata ini tidak layak disandingkan. Yang satu bermakna positif yang lain negatif. Jika perilakunya negative tepatlah kita sebut munafik saja, tanpa kata alim di depannya.

8.   Arti yang salah juga tidak jarang kita dengar “alim tetapi munafik” adalah sebutan buat orang yang berusaha taat, sopan dan santun. 

  Agaknya sangat tidak tepat jika kita katakan mereka muna=munafik. Mereka tahu, tetapi mereka tidak seburuk yang kita pikirkan. Mereka tidak dusta, mereka sering menepati janji, mereka juga sangat setia dan tidak berkhianat. Pantaskah kita sebut munafik?

9.   Mari kita bedakan memilih taat   muna/munafik. Jadi tepatkah jika ada yang katakan : “Ah, so muna lo!”, ke seseorang yang memang berusaha taat. Ia telah memilih menjadi anak yang taat. Adapun yang mencerca lebih memilih nakal. So hidup itu pilihan kawan. Jika memilih nakal, baiknya tidak perlu mencerca pemilih lain yang memilih taat.


10.                      Muna=Munafik bermakna dusta. Bisa jadi sang pencerca memaknai “muna” dengan membohongi diri. Yang memilih taat membohongi dirinya dengan menolak pacaran, misalkan, padahal pacaran begitu enaknya. 

  Dalam hal ini pemilih taat bukan membohongi diri bahwa bergaul dengan perempuan tidaklah wuenak, tetapi ia memilih perempuan halal yang digaulinya sesuai aturan Allah swt. 

  Sekali lagi siapapun setuju bahwa menggauli perempuan wuenak tenan, tetapi kita sebagai muslim terikat dengan aturan Allah swt.

11.                     “So Stop say : Jangan Sok Muna lo!”, karena tidak ada yang mengingkari bahwa menggauli perempuan wuenak tenan terlebih yang halal.
jadi tagline yang tepat kiranya :

 "lebih baik jujur dan alim daripada munafik"

12.                     Semoga kita terus bisa bangkit membenahi diri meski dalam keadaan terpuruk,bersalah,nista sekalipun. Amin.




Kamis, 06 Maret 2014

buat cerpen yuk!

Membuat Cerpen

  
 "dengan menulis kita abadi"

Demikian Asma Nadia penulis ternama. Enak gak sih dikenal dan menginspirasi banyak orang terus dapat pahala karena tulisan kita membuat orang lain berpikir dan merubah sikapnya menjadi lebih baik?, Wuenak tenan pastinya.Tapi mulai dari mana ya?, Dari sekian banyak karya tulis non ilmiah dan cukup mudah dibuat adalah puisi dan cerpen. Membuat puisi cukup dengan dua atau tiga kosa kata perbarisnya. Adapun cerpen cukup lima paragraf berupa :

   1. Identitas singkat sang tokoh
   2. Hubungan dengan tokoh lain
   3. Awal konflik
   4. Puncak konflik
   5.  Ending

   Cerpen sesuai kepanjangannya (cerita pendek) lebih mudah dibaca dan dipahami. Harus ada pesan yang akan disampaikan penulis pada cerpen tersebut. Lebih  mudah memang membuat cerpen pengembangan dari catatan harian yang berkesan, yang membuat kita terdorong untuk berbagi kembali menginspirasi sesama.

  Cara ini bukan berarti kita bercerita sepenuhnya tentang catatan harian kita. Bisa jadi dalam catatan kita tidak ada konflik yang menarik dan endingnya.  Maka kemudian kita mengenal fiksi dan nonfiksi. Hanya rekaan/karang-karangan penulis saja atau sesungguhnya.

   Kita bebas membuat para tokoh-tokoh, memainkan emosi dalam  konflik dan endingnya. Seperti ending dari perkenalan antara laki-laki dan perempuan tidak hanya menjadi kekasih ataupun pernikahan, bisa saja kita buat berpisah selamanya dan bertemu lagi. Justru di sana kita mainkan emosinya. Disana letak perbedaan catatan harian dan cerpen.

   Tiap orang pasti punya cerita yang berbeda-beda, sehingga penting dan menarik jika kita saling berbagi cerita dan saling menginspirasi dengan karya-karya kita berupa puisi ataupun cerpen. 

   Sekali lagi perlu diingat bahwa cerpen idealnya memiliki pesan yang ingin disampaikan sang penulis. Tak jarang penulis sedikit lebay memancing, memainkan emosi pembaca seperti menghadirkan sosok guru pemabuk, penjudi, pezina, pembunuh, waria dll sehingga pembaca salah menangkap pesannya.
So,yuk saling menginspirasi dengan puisi dan cerpen!

ketika kita bersalah (khilaf)



Ketika Kita Bersalah (Khilaf)

كلّ بني أدم خطّائون و خير خطّائين التّوّبون
   Setiap anak cucu Adam melakukan kesalahan dan sebaik-baiknya pelaku kesalahan adalah orang yang bertaubat (berusaha kembali ke jalan yang benar)

   Bersalah/khilaf – melakukan kesalahan pasti pernah dilakukan semua orang tanpa terkecuali. Nabi Adam AS dikeluarkan dari surga Allah swt karena melakukan kesalahan, memakan buah khuldi yang dilarang oleh Allah swt. 

   Doa permohonan ampun Nabi Adam diabadikan dalam Al-Qur’an :

ربّنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لكوننّا من الخاسرين
“Ya Allah  Yang Maha Menjaga kami. Kami telah  menzalimi diri kami, jika engkau tidak ampuni dan kasihi kami pastilah kami jadi orang-orang yang merugi”.

   Jika Nabi Adam AS saja pernah melakukan kesalahan, terlebih kita manusia biasa. Masalahnya kemudian adalah setan musuh manusia sesungguhnya tidak akan tinggal diam melihat orang-orang yang mencoba bertaubat (kembali ke jalan yang benar). Sebisa mungkin setan kembali membisikkan dan terus merayu orang tesebut untuk terus menerus melakukan dosa.

  Setan akan katakan:
   “Sudahlah, terlanjur anda berbuat dosa, terlanjur banyak orang yang tahu dan menilai anda buruk, kenapa tak kau lanjutkan. Lanjutkan saja. Bejad-bejad sekalian, toh Allah swt Maha Pengampun. Sekali lagi, mereka terlajur menilai anda buruk buat apa kemudian kembali berusaha menjadi orang-orang baik yang nantinya pasti  kembali akan berbuat dosa. Mereka tidak akan menerimamu kembali sebagai orang baik. Sudahlah, lanjutkan saja”

   Siapa yang tidak bingung mendengar bisikan seperti ini?. 
Tiap orang memiliki setan penggoda yang berbeda-beda sesuai keimanannya. Semakin baik keimanannya semakin mahir setan yang menggodanya. Semoga kita semua dilindungi Allah swt dari godaannya. Amin.

   Kembali lagi pada istilah “khilaf”. Khilaf berbeda dengan terus menerus mengikuti hawa nafsu-melakukan kesalahan . Dalam kutipan ayat Al-Qur’an disebutkan : 

يصرّون على الحنث العظيم
“Mereka terus menerus melakukan dosa-dosa besar.”

    Orang yang khilaf terus belajar meminimalisir kesalahan-kesalahannya. Sesekali ia berbuat kesalahan segera ia bertaubat. Pastilah beda dengan orang yang terus-menerus berbuat terlebih dosa besar seperti diterangkan dalam potongan ayat Al-Qur’an di atas. Orang yang khilaf segera memperbaiki hubungannya dengan orang yang pernah disakitinya/dikecewakannya dan memperbanyak amalan-amalan baik sesuai anjuran Rasulullah saw,

dalam potongan suatu hadits sahih :

وأتبع السّيّئة الحسنة تمحوها وخالق النّاس بخلق حسنٍ
“Hapuslah keburukan dengan kebaikan, dan bergaullah dengan orang lain dengan akhlak yang baik. “

   Subhanallah demikian Rasulullah mengajarkan. Bukan malah setuju dengan setan karena terlanjur bersalah, terlanjur malu diketahui banyak orang kemudian meneruskan dosa-dosanya. Yang demikian disebut putus asa dari Rahmat Allah swt, dan Allah melarang hal tersebut. Dalam satu potongan ayat Al-Qur’an disebutkan :
لا تقنطوا من رحمة الله.....
“Janganlah kamu sekalian putus asa dari Rahmat Allah swt. Allah Maha Luas Ampunannya”.

   Terakhir, bagaimanapun kita tak boleh lari dari masalah. Lari dari masalah berarti pengecut, sebaliknya menghadapi dan mencari solusi adalah sang pemberani. Merasa malu karena bersalah , tidak lagi disukai adalah suatu yang resiko sangat wajar, Allah Yang Maha Mulia Yang Maha Tinggi sangat mudah mengangkat harga diri kita kembali meski pernah jatuh di lembah nista sekalipun.  Allah swt ingin memberikan suatu pelajaran yang berarti bagi kita. Amin

Rabu, 05 Maret 2014

mari selesaikan masalah

Bismillahirrahmanirrahim.
   Semua orang tanpa terkecuali, sekali lagi tanpa terkecuali  pasti pernah khilaf dan bersalah. Orang yang mengakui kesalahannya patut dihargai karena keberaniannya. Tidak sedikit orang yang berbuat salah tak mengakui kesalahannya dan meminta maaf pada pihak-pihak terkait. Setidaknya ada dua cara yang  bisa dilakukan dalam penyelesaian masalah.

1. Penyelesaian secara kekeluargaan
2. Penyelesaian secara hukum


1. Penyelesaian Secara Kekeluargaan

   Begitu banyak penyelesaian masalah yang diselesaikan secara kekeluargaan. Cara ini sangat dianjurkan demi menjaga nama baik dari pihak masing-masing. 
Ketika dua pihak telah menganggap suatu masalah selesai, maka suatu keharusanlah menjaga nama baik keduanya sehingga kasus/masalah tak kembali terbuka dan menimbulkan masalah yang berkepanjangan. 
Disini adalah sangat penting memilih kawan diskusi ataupun curahan hati. Khawatir orang yang kita ajak diskusi justru memperkeruh suasana dengan membuka kembali masalah yang sebenarnya sudah selesai. 

   Jika  memang kasus /masalah kembali terbongkar karena orang-orang yang tak bertanggungjawab, mau tidak mau masalah tersebut kembali harus segera diselesaikan. 
Masalah untuk dihadapi dan diselesaikan. Dapat kembali kita katakan kepada forum bahwa masalah antara dua belah pihak telah selesai. 
Kasus ditutup. Kedua belah pihak sudah saling menerima dan memaafkan. Ketegasan dari pihak yang bermasalah sangatlah dibutuhkan, sehingga pihak lain tidak turut campur memperkeruh masalah tersebut.

   Dalam Islam penyelesaian secara kekeluargaan sangatlah dianjurkan. Menjaga terbukanya aib dari kedua belah pihak. Dalam Islam pula aib sebisa mungkin kita tutupi. 
Perlu kita ingat menutupi bukan berarti tidak menyelesaikannya dan bertanggung jawab. Dalam satu kasus pembunuhan bahkan, dalam masa Rasulullah pihak keluarga pernah memaafkan sang pembunuh karena ia mengakui dan siap bertanggungjawab. Subhanallah. Ini adalah implementasi sifat Allah swt Yang Maha Pengampun.Dalam terjemah bebas salah satu hadits :

"Allah telah menutupi perbuatan buruk kita pada malam hari, janganlah kita buka kembali di pagi hari!"

Dalam sebuah terjemah doa disebutkan :

"Ya Allah tutupilah aib-aibku!"

Jika nasi sudah menjadi bubur mari kita makan bersama-sama. Adalah mubadzir membuang bubur. Jika terlanjur aib tersebut diketahui banyak orang, mau tidak mau kita harus menghadapinya. Bisa jadi itu karena kesalahan kita sendiri tidak selektif memilih kawan bicara. Hadapi dengan tenang, sambil terus berdoa : 

"اللهمّ استر عيوبنا "
"Ya Allah Yang Maha Kuasa tutupilah aibku!"

   Allah swt lah Yang Maha Mulia Maha Terpuji Maha segala-galanya. Kita makhluknya yang selalu berbuat salah dan dosa tak luput dari khilaf siapapun orangnya.
   Yang juga penting adalah dukungan moral dari keluarga atau kawan-kawan yang seharusnya menjaga privacy kawan yang disayanginya. 
Adalah sangat bijak jika tidak kembali mengungkit-ungkit masalah yang sebenarnya telah selesai secara kekeluargaan. Bayangkan jika kita sendiri yang terlibat masalah tersebut. betapa tidak nyamannya hidup ini. 
  

2. Penyelesaian Secara Hukum

Hukum dalam hal ini undang-undang yang dibuat manusia pidana atau perdata tak lepas dari kepentingan manusia. Kita sering dengar hukum dapat diperjualbelikan di negeri ini.
Puluhan bahkan ratusan jutaan rupiah harus dibayarkan sehingga didapati ketetapan hukum melibatkan pengacara, polisi dll. Sebegitu rumit dan mahalnya konsekwensi penyelesaian hukum lewat jalur ini menjadikan pihak-pihak yang mempunyai masalah memilih jalur keluarga. 

   Live  goes on (hidup harus terus berjalan). Begitu banyak pekerjaan dan tanggungjawab kita sebagai manusia. Tak elok jika masalah terus berlarut-larut tanpa bisa kita selesaikan. Kita manusia yang dianugerahi otak yang luarbiasa pasti bisa menyelesaikannya.Pasti.
   Kita yang mungkin pernah dikecewakan/disakiti/dikhianati dan diperlakukan zalim lainnya, mari cari 1001alasan sehingga kita dapat memaafkan (Aa Gym). 
Setiap kita punya kelebihan dan kekurangan, mari temukan kelebihan-kelebihan mereka yang pernah menyakiti kita. Sulit bukan berarti tidak mungkin bukan?
Semoga Allah swt terus menolong kita menyelesaikan masalah-masalah.Amin





Selasa, 04 Maret 2014

"Cepu?,Why Not?"

"Neng kok cepu bangga sih neng?"

Komentar seorang di salah satu sosial media. Jika demikian pemahaman sang komentator (seorang yang berkomentar) "Cepu" adalah suatu yang buruk/negatif.
"Cepu" sering ditampilkan dalam banyak sinetron adalah "tidak gaul, jadul, kutu buku, berkacamata tebal atau orang yang religius. 

Dalam arti lain menurut seorang sumber yang sering menggunakan kata tersebut,"cepu"adalah "orang yang suka mengadukan/menginformasikan kepada pihak tertentu tindakan-tindakan negatif yang dilakukan oleh seseorang atau suatu kelompok.

Kedua arti "cepu"  tersebut adalah karakter yang baik. Seorang yang istiqomah (teguh pendirian) tidak mudah ikut-ikutan hal yang negatif yang justru banyak menjerumuskan dan yang kedua adalah sang pemberani. 

Kebalikan dari kata tersebut justru adalah "tidak istiqomah, mudah ikut2an seperti bebek, penakut karena beraninya keroyokan yang justru dianggap gaul dan keren.
 Pemutar balikan makna sudah berlangsung lama demi meracuni pikiran-pikiran generasi muda Islam. Yang benar disalahkan yang salah dibenarkan. Ditanamkan di dalam pikiran kita, anak yang keren adalah anak yang berani gaul bebas, pamer aurat minuman keras, balap liar dan hal destruktif lainnya. Sebaliknya  menjadi anak soleh berkarakter teguh pendirian dan pemberani melawan kezaliman adalah "Cepu".

"So,Salut buat para Cepu"

Senin, 03 Maret 2014

pe-ha-o & pe-ha-pe

PE-HA-O  &  PE-HA-PE

   Entah sejak kapan istilah ini mulai digunakan. Bisa jadi istilah ini dibuat oleh orang yang kecewa hubungannya rusak/dirusak oleh seseorang.

   Istilah ini banyak digunakan oleh para remaja. Semoga tidak terlalu prematur, karena kondisi pergaulan kini yang sangat memprihatinkan. Menyakiti-disakiti-berbohong-mendua-khianat dll. Mereka berlatih menggunakan istilah tersebut sebagai proses pendewasaan, hingga dewasa nanti dapat bersikap dengan lebih bijak.

   Menariknya juga adalah, ketika istilah ini dapat digunakan tidak hanya sekedar dalam hubungan cinta monyet para remaja. Mari pikirkan.

   Jika ada seorang anak berprestasi dalam satu cabang olahraga misalkan dan mendambakan prestasi yang lebih tinggi/banyak lagi, hubungan dengan pelatih/guru khususnya pastilah sangat harmonis bahkan romantis dalam arti luas. Begitu banyak cerita yang telah dilalui anak tersebut  dengan pelatih/guru dalam proses mencapai prestasi.

   Saat bersama letih latihan di bawah terik matahari. Saat bersama berdesak-desakan dalam bus kota menuju tempat lomba. Saat bersama saling menguatkan menerima kekalahan. Saat bersama bahu-membahu membantu teman yang cedera. Saat bersama merasakan indah dan manisnya bediri di podium  mengangkat trophy dalam euphoria kemenangan. Subhanallah indahnya.

   Semua proses dan hasil yang indah tersebut dapat dirusak oleh orang-orang yang tak bertanggungjawab. Belum mampu berpikir dan merasa dewasa. Semoga mereka mau belajar . 
   Rusak jadual berlatih dengan pacaran kapanpun dimanapun. Rusak anggaran pulsa yang seharusnya mensolidkan tim.  Rusak etika,kesopanan dengan bergaul sembarangan. Rusak memory indah berlatih keras guna meraih kemenangan menjadi mental mudah menyerah, berleha-leha santai kapanpun dimanapun.

   Jika demikian bukankah para oknum tersebut adalah PHO & PHP?, Perusak Hubungan Organisasi  dengan menjanjikan syahwat yang jauh lebih penting diwaspadai. Pemberi Harapan Palsu dengan kesenangan sesaat  dan menyesatkan dalam usia emas belia yang seharusnya produktif.  Semoga cepat sadar, bangkit dan berlari mengejar ketertinggalan.Amin.

(luthfimulyadi,04/03/14 – 09.45)