Jumat, 12 Juni 2015

bang rese' & mbak sexy

Bang Rese’ dan Mbak Sexy


Sore itu bang Rese’ sedang makan siomay di  pinggir taman bermain. Sejuk sekali udara di sana. Maklum lah ruang hijau di Jakarta sebagai sarana pelepas penat semakin langka.

Tiba-tiba datanglah seorang perempuan muda sexy dengan kaos ketat dan celana pendek ketat pula hendak membeli siomay. Bang Rese’ emang bukan mantan napi yang suka narkoba dan suka mabok. Masalahnya  bang Rese’ adalah mantan playboy cap kapak yang gampang bgt suka sama cewek sexy,hahay.

Sebagai mantan playboy cap kapak bang Rese’ merubah bahasa tubuhnya. Perut yang buncit ditarik kedlama dengan menahan nafas sehingga terlihat kempis. Pandangan mata yang katanya dulu seperti mata elang Nicholas Saputra mulai dilayangkan.

Iapun mulai mencuri-curi pandang ke perempuan tersebut. Satpam di pos sampai menghampiri ingin juga menggoda. Berpura-pura ia bersiul-siul lalu dialihkan ke atas pohon sehingga terlihat sedang bersiul pada burung.

“goes ya mbak?, dah sampe mana?”

Kalimat itu tidak kunjung terucap dari mulut bang Rese’, entah apa yang menahannya.

“bego loh, kenapa gak minta nomor pin-nya?”

segera terdengar percakapan dengan temannya sambil mengeluarkan smartphone yang harganya tidak kurang dari 4jutaan.

“Hahay…”

Bang Rese’ lemas membandingkan handphonenya yang seharga 300ribuan dengan hp mbak sexy. Om om berperut buncit meski penampilan tak menarik tapi duitnyapun buncit, tidak dengan bang Rese’,perut buncit kere lagi,hehehe. Semakin tak pede ia tuk menggoda mbak sexy.

Teringat anak istri, akhirnya ia pun bersyukur


“Alhamdulillah, untung gue kagak punya banyak duit, kalo punya,hahay…., na’udzubillah dah”

revolusi mental vs lagu dusta

Revolusi mental vs lagu dusta

Jangan bilang-bilang
Kita berduaan
Jangan bilang-bilang
Kita berpacaran
Jangan bilang-bilang nanti ketahuan
(dipopulerkan oleh Saeful Jamil)

Kutipan lagu di atas pasti salah karena penulis juga tidak hafal,hehehe. Pokoke lebih kurang begitu dah.
Pagi itu sebuah di sebuah markas polisi didatangi Inbox. Salahsatu program unggulan yang mengexpose revolusi mental di sebuah instasi besar Negara di republik ini. Show yell pun dimulai.
“jiwa sejati itu, pikiran bersih/jernih,ucapan tindakan santun,mengayomi,tindak tanduk yang menjadi contoh kebaikan…”
Indah sekali karakter-karakter yang  tedapat dalam yel tersebut. Masalahnya bagaimana kemudian jika polisi seperti dibuat candaan oleh para selebritis. Sepertinya mengurangi wibawa mereka,  jika benar-benar menginginkan revolusi mental.
Polisi memang harus mengayomi semua lapisan warga Negara Indonesia dalam kebhinekaannya, tapi sepertinya tidak menjadi masalah jika joged komando tetap menjadi acuan mereka dengan lagu-lagu yang kontennya tidak menjurus pada pelanggaran norma social. Sebut saja poco-poco, senam polisi, bahkan senam-senam dengan irama lagu-lagu daerah.
Kutipan lagu di atas, kontennya jelas menjurus pada pelanggaran norma sosial. Dinyanyikan oleh  pejabat tinggi POLRI duet dengan Saepul Jamil.Sekali lagi independensi polisi di uji ketika dihadapkan pada keharusan membawakan lagu dan jogged yang kurang substansial sebagai konsekwensi diliput oleh salah satu televisi swasta. Diekspose ok, dikerjain/dilecehkan jangan. Sukses terus dan maju terus Polisi Republik Indonesia.