Senin, 03 Agustus 2015

back to 2211mdpl with hasbie


Bismillahirrahmanirrahim.Memulai kembali berbagi cerita lewat tulisan. Semoga menginspirasi, hingga menjadi bakti pada Ilahi. Entah kenapa sulit sekali mengisi Juli2015. Setelah terlena, mari segera bangkit kembali.

Awal Ramadhan KBM tak berjalan dengan maksimal. Suatu tradisi yang harus segera diperbaiki. Ketika hampir semua seperti belum dapat dimaksimalkan, Hasbie dkk menghampiri kembali meminta aku bercerita tentang pendakian gunung. Sebagai pendaki senang sekali menginspirasi agar kelak ada penerus generasi.

Diskusi panjang lebar, inspirasiku berangkat survey ke Cimelati. Salak selalu di hati dengan variasi track dan jalurnya. Akan lebih sempurna ceritaku nanti jika dapat menyempurnakan ajak anak-anak mencapai puncak manik 2211mdpl dari jalur ini.

Jika ke gunung lain mungkin tidak akan aku antar sebab cost yang tinggi tak terjangkau kocek anak-anak dan waktu yang cukup lama. Sempat terlintas dalam pikiran Ciremai, Papandayan dan Gede. Tetap sekali lagi pertimbangan cost dan jarak tempuh.

27 Juli 2015Tibalah waktu masuk kembali ke sekolah Hasbie dkk segera menyerbu. Mereka membombardir dengan banyak pertanyaan. Kembali kita lakukan briefing. Kita agendakan setiap hari untuk briefing agar anak-anak semakin siap.

Sampai pada H-2 seorangtua siswa mempertanyakan surat yang bermasalah secara administratif.Segera kukonfirmasi dengan Pak Amin sebagai wakamad bidang kesiswaan. Idealnya memang setiap kegiatan diketahui olehnya. 

Setelah diskusi Pak Amin dengan bijaknya memberi solusi. Dibuatnya format izin kegiatan yang harus ditandatangani oleh setiap orangtua peserta, yang menerangkan kegiatan tersebut atas keinginan anak-anak dan bukan atas nama MTs.N1 meski pesertanya mayoritas siswa MTs.N1.

Sore itu segera kita bergerak ke basecamp rumah Hasbie  di Cipete untuk kembali melakukan briefing. Setelah panjang lebar memastikan keseriusan anak-anak, Om Haris sebagai orangtua Hasbie pun menandatanganinya.

Tak lama selepas maghrib, segera kita bergerak ke rumah Raihan,Nizam,Royyan, Fairus hingga pukul 21.30. Adapun Rifqy,Ihsan dan Harry membawa pulang surat tersebut karena waktu yang tidak memungkinkan.

"Anak-anak mari kita apresiasi usaha yang telah kita lakukan untuk suatu keinginan. Mari belajar mengapresiasi-menghargai usaha banyak pihak yang telah melancarkan keinginan kita bersama. Mari belajar bekorban. Beberapa keinginan  dan tujuan pasti tidak akan didapat dengan mudahnya jika kita tidak memperjuangkannya".

Pantang untukku untuk mundur jika telah memulainya. Jika telah kita mulai mari kita selesaikan dengan indah. Bagiku kegiatan ini memberi ruang untuk anak-anak yang dikenal nakal untuk belajar dan mengenal jatidirinya dengan alam sebagai medianya. Gerakan Pramuka awalnya adalah refleksi Baden Powwel tehadap keadaan para pemuda yang banyak terlibat tindak kekerasan pada masanya.

Bagiku mereka harus membuktikan  eksistensi mereka sebagai anak-anak yang kreatif. Jika bukan bintang kelas bisa jadi mereka adalah bintang lapangan dan alam  tanpa kasihan mendidik mereka untuk bersikap tegar. Kedinginan, kelaparan,kehujanan,letih dan lemah saat pendakian dan turun tidak boleh membuat mereka berhenti untuk melangkah.

Kegiatan ini  adalah kesempatan untuk menggali sebanyak-banyaknya informasi tentang  pergaulan mereka. Hasilnya menuntutku berpikir bagaimana mensikapinya.

Suatu saat anak-anak perempuanku beranjak remaja dan dewasa Izza dan Aisyah, tergambar apa yang dipikirkan oleh teman laki-lakinya.

Jika aku belum merasakan serunya bersahabat saat SMP lewat suatu kegiatan pendakian,maka kali ini aku merasakannya.

Sampailah pada hari yang telah ditentukan, Jum'at 31 Juli  2015. Setelah banyak proses yang dilalui.Basecamp rakha vs hasbie, gede vs salak, sewa mobil/kereta/atau bus?. 

Berangkatlah kita diantar oleh Om Haris ayahnya Hasbie. Malam itu hujan besar mengguyur Jakarta dan sekitarnya. Angin puting beliung di Sukabumi dan berita hilangnya pendaki di gunung Prau tidak menghentikan langkah kita.

Mobil kijang tahun 90-an antar kita ber-10 ke Koramil Cicurug. Setelah beberapa kali berhenti di Indomaret dan Alfamart, tak satupun yang menjual jas hujan tipis yang sesuai dengan kocek anak-anak, kita siap hujan-hujanan saat mendaki. Bolo-bolo pemberian mama Raihan buat kami tidur terlelap dengan perut terisi  di Musholla Koramil.

"Tks ya mama Raihan!"

Nasi dan ayam bolo-bolo begitu diperlukan pendaki yang mengeluarkan banyak energi. Anak-anak begitu bahagia malam hari itu. Bahagia sekali melihat kebahagiaan mereka. Alhamdulillah. Terimakasih Ya Allah Maha Pemberi Kebahagiaan.

Pagi menjelang. Sabtu 1 Agustus 2015 pukul 06.00.Segera meluncur ke pos izin pendakian di Pasawahan. Sebelumnya kusempatkan mereka makan bubur karena nasi dan lauk tak terbeli karena belum ada warteg atau warung makan yang buka sepagi ini.

Gagahnya gunung Salak dengan puncak-puncaknya menantang kita di sana. Pukul 08.00,Tak lama bertemu Kang Tedy (Guide) segera kita repacking, berdoa,peregangan Bismillahirrahmanirrahim.

Setelah mengisi air di penampungan secukupnya untuk sampai ke pos3, kita disuguhi hutan pinus yang indah dan segar sekali udaranya. Menuju pos 1 dari hutan pinus kita mengambil arah kiri jalan setapak. 

Di area awal ini yang sebenarnya cukup membingungkan.Beberapa warga yang berburu menggunakan sepeda motor meninggalkan jejak di sana-sini. Sekali lagi pertigaan membingungkan kita. Kita mengambil arah kiri menuju punggungan. Arah lurus ke depan lalu ke kanan akan mengantarka kita ke air terjun yang bersumber dari pos3.

 Masih otw pos 1 di jalan setapak kita akan jumpai genangan-gengan  air yang keluar dari paralon yang terhubung dengan sumber air di pos. Di sini beberapa anak terpeleset dan tercebur kakinya menambah seru perjalanan.

Lampaui pos1, 2 dan3 yang menghabiskan waktu 3jam perjalanan, kita cukup lama istirahat di pos 3. Mengisi kembali perut-perut yang lapar dan energi yang terkuras. Pendaki dari tangerang berbaik hati memberikan kita kopi.Alhamdlillah, mantab. Tks Bro. 

Jam menunjukkan pukul 11.00 wib, kita melanjutkan perjalanan menuju pos 4 dengan jarak tempuh terjauh. Perlu dua jam mencapainya. Kesulitan medanpun bertambah.Bacin (batu licin) bukan batu cincin, acin (akar licin), bahkan bakar (batu+akar).  

Pukul 13.00 sampai di pos 4. Berturut turut kita geber lagi lampaui pos5 dan 6 karena tidak ingin kemalaman sampai puncak. Genap 8jam lama perjalanan mencapai puncak Manik Salak1. Alhamdulillah, pukul 16.00 kami dapat mencapai 2211mdpl. 

Sujud syukur lalu ziarah ke makam Mbah Salak, seorang da'i  penyebar ajaran Islam pada masanya. Sedih sekali melihat keadaan makamnya yang kurang terurus, bahkan batu nisan hancur berantakan. Warga terus mencari siapa pelakunya. Tega-teganya menghancurkan makam tokoh pemuka agama  Islam.

8jam sebagai pemula adalah sangat wajar.Hasbie, Nizam,Raihan,Fairus,Royyan,Rifqy,Harry,Ihsan, Om Haris and me.Kami sangat menikmati perjalanannya. 

Sampai di puncak anak-anak segera mengambil gambar dan bersenang-senang. Pikirku jika mereka sudah dapat mencapai  puncak Salak1 Insyaallah akan lebih mudah  juga mencapai puncak-puncak gunung yang lain.

Gunung salak memang tidak begitu tinggi, tapi variasi track yang berat cukup mewakili gunung-gunung lain. Tak heran banyak organisasi pecinta alam yang berlatih mounteneering di sini karena lebatnya hutan gunung salak yang sering membuat para pendaki tersesat dan hilang. 

Berbeda dengan gunung-gunung jawa tengah dengan medan terbuka. Pos demi pos  bahkan puncak dapat terlihat jelas oleh pendaki meski ketinggiannya di atas 3000mdpl  kecuali sedang tertutup kabut.

Sore itu anak-anak harus segera diingatkan untuk berbagi tugas dirikan tenda,memasak dan merapihkan yang lainnya. Alhamdulillah mereka cukup dapat bekerjasama. Pukul 17.00 puncak segera tertutup kabut dan hujan ringan. Untung semua telah berada di dalam tenda.

Salat Asar dan Zuhur, Makan lalu istirahat. Sore itu Royyan terlihat lemas sekali. Energinya terkuas habis. Untunglah ia dapat istirahat dengan baik dan makan yang cukup. Jika tidak akan semakin lemah ia saat turun nanti.

Pukul 18.00.Hari semakin gelap.  Senter mulai dinyalakan. Udara semakin dingin.Menggigil aku di dalam sini besama royyan dan Om Haris.Hampir semua peserta sudah masuk ke dalam tenda. Hujan semakin deras. Terasa rembesan air mengalir di bawah sleepingbag karena anak-anak tidak cukup membawa matras. 

Segera kuambil jas hujan, lalu keluar untuk melihat keadaan di luar. Limpahan air mengalir dari dataran yang lebih tinggi. Aku tidak ingin tidurku tidak nyenyak malam ini, dan bedampak pada kesehatan yang terganggu.

Dengan menggunakan pisau panjang Raihan kupaksakan membuat parit yang belum sempurna. Alhamdulillah hasilnya cukup memuaskan. Rembesan airnya berkurang.

  Full Moon

Pukul 23.00 wib. Hujan telah berhenti. Tinggal butiran-butiran kabut yang tersisa.Malam ini memang bukan tanggal 15 Syawwal, akan tetapi bulan terlihat masih cukup bulat di timur sana. 

Ia seakan sedang bermain "cilukba" dengan kita dengan berkali-kali menyembunyikan wajahnya di balik awan. Limpahan cahayanya menerangi langkah kecil kita di puncak sehingga tidak memerlukan senter. Subhanallah indahnya.

Back to 2211 mdpl terasa semakin indah,dengan siswa kelas9mtsn1 yang mencapai puncak.Sebelumnya aku baru berhasil membawa siswa kelas 8 dan 9 ke kawah ratu gunung salak yang relatif mudah, dan membawa 2alumni ke puncak salak2 2180mdpl. 

Pagi menjelang. Pukul 05.00 setelah ingatkan anak-anak tuk salat subuh, kita keluar menunggu sunrise. Moment yang di buru oleh ribuan pendaki gunung manapun di dunia. Kamipun mengambil gambar sepuaspuasnya hingga pukul 07.00. Tidak boleh berlama-lama karena perjalanan masih jauh.



Beres-beres,packing dan makan. Pukul 08.30. Kita siap berdoa untuk turun. Bismillahirrahmanirrahim.

Lampaui pos6,pos5,pos4. Hampir semua merasakan dahsyatnya bacin,acin dan bakar lalu terpeleset. Gelak tawapun membahana.Tak jarang mereka yang terjatuh kembali membuat temannya terjatuh karena posisi yang saling berdekatan. Serunya mendaki dengan mereka cukup mengobatiku yang belum mempunyai anak laki-laki.

Pos3 yang tak kunjung terlihat. Jarak tempuh terjauh Pos 4-3.Track Ekstrem Bacin (batu licin),Acin (Akar licin) Harry mendapat 2 oleh-oleh pulang dari sini  pacet pos2 dan tato akar di tulang iganya. 

The last Three. Hasbie, Boyan and Me.

Harus diakui bahwa kondisi fisik kita yang berbeda-beda Makanya dalam pendakian kita harus saling mengisi kekurangan. Terlebih jika bergadang di malam harinya. Kesalahan para pendaki yang sering dilakukan adalah membiarkan dirinya berlama-lama bergadang di malam hari, padahal keesokannya kekuatan fisiknya kembali dikuras oleh medan. 

. Teh manis,madu dan roti di pos3.

Kuputuskan tuk memasak air tuk sedu teh manis di pos 3 meski hari telah siang demi kesiapan fisik meneruskan perjalanan yang belum selesai. Kondisiku, Royyan dan Hasbie tanpa malu harus diakui mungkin yan terlemah saat itu. Memaksakan terus turun tanpa tambahan energi adalah bunuh diri.

Seorang pendaki harus cerdas mensikapi hal itu meski telah berkali-kali mendaki, hal itu bisa saja terjadi karena asupan gizi yang kurang. Biangnya adalah kita yang bergadang dan belum sempat mengisi perut dengan baik (makan nasi) saat pagi hari sebelum turun.

Harry The Trashbager

Sebelum sampai pos3 kondisi kita ber3 sudah cukup lemah. Alhamdulillah, Harry dan Ichan bantu aku yang hampir menyerah temukan pos3. Salut buat mereka yang rela kembali mendaki menjemputku di jalur antara pos 4-3. Sekali lagi salut, mungkin aku belum bisa seperti itu.

Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu kita harus saling mengisi. Salut buat  boyan dan hasbie yang selalu bangun meski sering terjatuh. Gambaran perjuangan seorang laki-laki menghadapi kehidupan nyata kelak ia dewasa.

Lampaui  pos3,pos2,pos1,sampailah kita di pos perizinan meski terseok-seok pukul 15.00 wib .Alhamdulillah. Terimakasih Ya Allah Maha Pemberi Keselamatan. Mari makin dekat dengan-Nya anak-anak, agar kehidupan kita makin dipermudah oleh-Nya.

Terakhir, terimakasih buat semua yang telah membantu terlaksananya pendakian ini dengan selamat. Suatu moment indah ayah dan anaknya yang lama hendak di realisaikan akhirnya terlaksana. Terimakasih Om haris. Semoga Simbiosis mutualisme ini dapat kembali kita rasakan.Amin