Rabu, 07 Desember 2016

Cinta Sasa


Sudah lebih dari enam bulan Sasa ditinggal kekasih tercinta. Sepi dirasakannya kini. Berbeda sekali jika kak Hamdan ada di sisinya dulu. Hari-hari selalu indah berwarna warni kisah cinta mereka. Indah sekali melebihi indahnya pelangi. 

Lebih indah dari sekedar kasih sayang orangtua. Salah satu alasan mereka yang pacaran menurut ahli psikologi adalah tidak adanya sosok ayah yang menjadi panutannya. 

Ayah sebagai idolanya. Ayah yang dapat menghibur jika sedih. Ayah yang pandai memotivasi. Ayah yang dapat menemaninya bermain playstation. Ayah yang siap mendengar curahan hati seorang anak perempuannya yang beranjak remaja atau dewasa.

6 Bulan itu waktu yang lama buat remaja. Biasanya mereka merayakan anniversarry jadian  tiap bulan. Entah siapa yang memulai. Semoga ia yang memulai dan pengikutnya diampuni oleh Allah swt.Amin. 

Nah, Kak Hamdan adalah sosok yang romantis kala itu. Bukan rokok, makan, gratis ya, karena kak Hamdan tidak merokok. Ia juga suka memberi surprise buat Sasa. Pokoke lelaki idaman tiap wanita deh.

Waktu terasa lambat sekali berjalan.Di dalam renungannya menunggu sosok kak Hamdan, satu persatu muncul sosok lain yang mengisi kesepiannya. Tak lama ia pun nyaris merebut hatinya.

Sasa gundah kini. Tak ingin ia mengkhianati cintanya. Kak Hamdan. Di sisi lain kak Hamdan memang tengah mengejar impian-impiannya terjun di dunia entertain. 

Banyak casting-casting sebagai calon pemain sinetron atau  dunia tarik suara yang diikutinya.Ratusan orang bahkan ribuan mengantri untuk mendapat giliran untuk dinilai oleh juri. 

Kak Hamdan tidak mudah menyerah. Semua demi orang-orang yang dicintainya termasuk Sasa. Suatu saat nanti ia akan datang dengan kesuksesan dari kerja kerasnya. Dengan bangga ia akan langsung menghadap ortu Sarah untuk memintanya dinikahkan. 

Sebagai remaja, Sasa sulit sekali menerimanya. Sasa ingin hangout di Sevel, CFD bareng, jalan-jalan ke mall, nonton seperti pasangan-pasangan remaja lainnya.Ia ingin kak Hamdan ada di sisinya minimal seminggu sekali.

Kenyataannya sama sekali tak ada waktu untuk mereka bertemu.Sosok lain itu pun kian menggoda. Ia punya banyak waktu buat Sasa.

"Bukan hubungan seserius ini yang Sasa inginkan Kak!"

Demikian teriak Sasa jika kak Hamdan berkenan mendengarnya.
Teriakan spontanitas itu menurut psikolog adalah kenyataan yang tertanam di dalam benak seseorang yang meneriakkannya. Ternyata cinta Sasa...


Senin, 28 November 2016

cinta zahra


Degup jantung Zahra makin cepat saat lewati kelas 81 terlebih jika berpapasan. Nafasnya tak beraturan, pikiran tak menentu. Derap langkah kak Rahmat saat turuni tangga seminggu lalu pun masih tertanam kuat di pikirannya. 

Saat kak Rahmat melatih upacara, saat olahraga, saat di musholla, saat di kantin, saat lewat samping kelas 71. Subhanallah indahnya. Inikah yang namanya cinta?.

Zahra terus berharap momen-momen indah  itu  dapat ia nikmati berulangkali.Ya, momen indah remajayang wajar  tanpa mengikut sertakan hasrat untuk menyentuh dan berbuat lebih dari itu.

 Kata kak Purba, "Cinta itu tidak dilarang, hanya saja kita harus bisa membatasi diri dari hal yang dilarang Allah swt. Setan tiap detik selalu berusaha untuk menjerumuskan manusia untuk bermaksiat.
  
kak Purba menambahkan.

"Laki-laki  normal  pasti suka terhadap perempuan dan sebaliknya. Masalahnya, laki-laki normal pasti bernafsu terhadap perempuan untuk memeluk, mencium dll dan sebaliknya, sehingga hal ini harus diatur sebaik mungkin sesuai dengan ajaran Islam".

"Biar gak sex oriented (hanya pada sentuhan fisik/hasrat dengan orang yang kita cintai) yang banyak dilakoni oleh remaja salah gaul, silahkan  alihkan cintamu pada banyak hal. Yang pertama Allah swt tentunya, Rasulullah saw, Ortu, Guru, pembina, ekskul,hobi dll"

Tambahnya lagi.

Saat itu kak Rahmat ada di seberang jalan dan Zahra ada di sisi lainnya. Kak Rahmat memandang sosok cantik nan memesona beberapa meter dari tempatnya berdiri. Zahra jadi semakin salah tingkah. Iya meyakini bahwa ia tengah diperhatikan oleh kak Rahmat. Saat itu ia merasa jadi perempuan tercantik di dunia. Jiwanya melayang ke angkasa.

Tiba-tiba Zahra pun sadar. Pandangan mata kak Rahmat menyisir dari kiri ke kanan ke arah belakangnya. Agaknya bukan ia yang diperhatikan dari tadi. Barisan Jetbus Telolet Scorpion Holliday tengah konvoi di depannya.

"Telolet, telolet,telolet..."

Semakin gagah dengan membunyikan klakson telolet di hadapan para pecintanya. Paduan warna putih dengan garis hijau menambah cantik interior. Lampu alis, sayap dan ekor berwarna hijau  tak luput dari perhatiannya.

Kak  Rahmat masih memandanginya kagum sambil geleng-geleng kepala dan berdecak kagum.

Zahra lalu berpikir positif seraya  bersyukur. Kak Rahmat begitu lugunya. Ternyata ia adalah seorang busmania. Bukan memandangi wanita seksi lain yang ada di hadapan bahkan menggodanya, tetapi menikmati bus-bus cantik yang tak mungkin merebut cinta sucinya.

five flowers,even more...

Bismillahirrahmanirrahim.

Upacara selesai. Demikian agenda terakhir yang dibacakan oleh MC saat upacara Hari Guru Nasional di sekolah.

Segera 5 anak kesayangannya maju menghampiri untuk bersalaman. Tidak cukup hanya bersalaman kelimanya memberikan pelukan hangatnya pada kak Purba. Mereka pun berlinang air mata haru dan bahagia. Kak Purba yang tadinya berusaha menahan tangis,tak mampu lagi membendungnya.

Subhanallah.

Annan, Hiaz, Farizi, Alby, Khalid...
Kelimanya adalah kebanggaan kak Purba. Kesan tak dicintai segera sirna. Hari demi hari mereka menunjukkan progress yang luarbiasa, khususnya sikap respek. Ia semakin yakin cinta berbuah cinta. Waktu yang ia luangkan mulai membuahkan hasil yang manis.Beberapa kelas 7,8 dan 9 mulai berdatangan minta foto bersama. 

Alhamdulillah.

Setelah perfom yell, ia diminta untuk naik ke kelas lantai2. Di sana ia diberikan surprise yang luarbiasa. Nuuy,Alif, Azza,Iza dkk lainnya telah meenyiapkan dengan sangat baik. Mereka mengerjakan itu semua sampai larut malam Jum'at. Subhanallah.

Saat masuk ia disambut dengan lagu "terimakasih kakak".
Rangkaian bunga bertuliskan Thanks for everything, 2kado terbungkus rapih, plus pohon memory indah dengan foto-foto kenangan-kenangan indah mereka di beberapa lomba. 

Foto bersama anak-anak digantung di tiap tangkainya. Foto saat momen indah  raih 3 trophy di Getaas SMP 16 Jak Sel, saat raih 6 Trophy di Angkasa Tanwirul Qulub Kuningan Jak Sel, bahkan foto saat ia antar alumni ke gunung Merbabu dan foto candid lainnya.

Kak Purba bingung harus berkata apa. Bukan hadiah yang membuatnya sangat bahagia saat itu. Sesungguhnya respek dan cinta dari anak-anak yang membuatnya sangat bahagia saat itu.

Alhamdulillahirabbil'alamin.

Semoga kalian terus berkembang anak-anakku. Dengan semangat mengabdi kita akan terus lahirkan generasi-generasi yang hebat dan tangguh. Amin

Minggu, 13 November 2016

Angkasa (6trophy is not enough)


Angkasa H-7

Kamad meminta kita tuk ikut di lomba Pramuka Angkasa di MTs.Tanwirul Qulub Kuningan 13 November2016 karena malu jika tidak berpartisipasi. MTs.N1 adalah ketua KKM1 di Mampang dan sekitarnya. Agak terpaksa kak Purba menyanggupinya.Tersita lagi waktu bersama keluarga  di akhir pekan. Sebagai Pembina yang baik, suka tidak suka kak Purba menjalankan perintah dari Kamad.

Alasan kak Purba sangatlah masuk akal. Hampir tiap jelang lomba ia harus adu urat syaraf dengan anak-anak binaannya yang tidak mau diatur. Makan hati menghadapi anak-anak yang belum bisa memprioritaskan Pramuka sebagai ekskul utamanya. Minim cinta,minim respect. 

Kak Purba cukup terpukul dengan mundurnya skuad intinya karena alasan kesehatan. Sarsa sakit dan prioritas Saman. Hiaz sakit. Juki sakit. Ibra, Dini, dan Tasya dikabarkan tidak diizinkan lagi oleh orangtua mereka.

Ia berpikir keras untuk mencari penggantinya. Alhamdulillah DU tidak jadi menggunakan jasa Dini dan Tasya untuk lomba. Ibra kembali merapat. Zahra, Rizki dan suporter setia andalan baru gudep MTs.N1. 

H-4 Angkasa

Khalid pulang tanpa pamit, tanpa keterangan. Sebelumnya ia juga asik latihan basket saat teman-teman serius berlatih dirikan pionering dan tandu.

 "Hello, whats really happen with you kids?". 

Siti sakit, Ijah sibuk berlatih saman. Padahal kak Purba sudah memberi pilihan untuknya dengan sangat bijak. Pramuka atau saman. Jika sibuk saman, Pramuka hanya dapat energi sisa dari latihan saman. Sebaliknya jika sibuk Pramuka, saman hanya dapat energi sisa latihan Pramuka. 

Siapapun pelatihnya tidak akan menerima ini. Ya, dijadikan yang kedua. Entah kenapa,  kak Purba masih saja menerima si kembar meski sering menjadikan yang kedua. Sering disakiti.

Hari berikutnya giliran simungil Fauzan mangkir dari latihan dengan alasan lupa. "Hello?"

Keadaan ini adalah beban psikis kak Purba dan Pratama. Terutama Tim secara keseluruhan. Setelah berhasil membawa pulang 3Trophy di Getaas SMP 16 Kebayoran, agaknya anak-anak terlalu euforia. Tenggelam dalam euforia membuat tim makin kacau. Padahal Kamad makin percaya dengan keseriusan kita berlatih dan meraih prestasi.

Latihan upacara dalam rangka Hari Pahlawan tiap sore juga menyita waktu kita khususnya Annan sebagai Pratama putra. Satu saat saking galaunya dengan keadaan, Nuy pun menangis. Ia sedih melihat keadaan teman-teman yang sibuk sendiri-sendiri dengan urusan masing-masing sehingga H-4 kita belum full team. Suatu yang mustahil untuk meraih juara umum impian sang pembina. Impian terakhir Nuy dkk kelas 9 yang tidak lama lagi non aktif dari kegiatan ekskul.

H-3 Angkasa

Kak Purba di tengah kesibukannya menjadi kepala keluarga yang baik dan kewajiban sebagai seorang guru untuk menginput nilai secara online, ia masih menyempatkan mendaftarkan keikutsertaan gudepnya sementara istrinya rela menunggu berjam-jam tanpa ditemani di rumah sakit.  

Ya, hari itu, kak Purba berhasil membagi waktu untuk menjemput anak kandungnya, mengantar dan menjemput istri, dan mengurus pendaftaran lomba Angkasa. Alhamdulillah. Kak Purba merasa senang sekali bisa bermanfaat bagi banyak pihak.

Sore itu hujan deras. Dingin membuat kaki istrinya sakit, kak Purba setia menemani istrinya. Ba'da maghrib, kak Purba meninggalkan tugas wajibnya mengajar ngaji anak yatim demi melengkapi administrasi lomba. Agar dapat meraih poin penuh. Agar asa menjadi juara umum tetap terjaga.

H-2 Angkasa

Kak purba masih bisa memberi arahan kepada anak-anak termasuk peserta lomba kaligrafi, tilawah, tahfiz dan Azan. Selepas azan Asar, ternyata anak-anak yang diharapkan berlatih pionering dan tandu belum juga bergerak. Sejak itu kak Purba agak pasif memberikan arahan. Rehat sejenak mengatur strategi. Positif thingking bahwa anak-anak punya cara sendiri dalam berlatih.

H-1 Angkasa

Hilsa masih sering bertanya tentang kaidah khat naskhi yag akan dilombakan via bbm. Senang sekali kak Purba menjawabnya. Ia merasa dihargai sebagai pembina. Terbukti Hilsa dapat meraih juara kaligrafi meski juara 3. Langkah yang sangat bagus sebagai pemula. Kunci yang diyakininya sebagai pembina ialah giat berlatih. Sekali giat berlatih kapanpun dimanapun, jika ingin meraih juara.

Angkasa 13 Nov 2016

05.30 kak Purba dkk sudah berada di tempat yang disepakati. Hujan terus mengguyur pagi yang remang itu.Kopaja yang ditunggu tak kunjung datang termasuk Pratama. 06.15, Alhamdulillah kita berangkat. Ternyata Khalid tertinggal.Kak Purba berharap ini adalah pelajaran bagi Khalid yang tidak serius latihan. Alhamdulillah Khalid membuktikan keseriusannya. Tak lama ia muncul di tempat lomba.

17.00 wib
Saat menegangkan itupun tiba. Satu persatu juara tiap pos di sebutkan oleh panitia. Semaphore, Sandi, Morse, Pionering, Rubik, Kawat Listrik, PU,PK,Wanus, tidak satupun kita raih.

Pos Yell dan Keagamaan tersisa. Semua berharap cemas. Alhamdulillah. 2 Pos terakhir kita meraihnya. Masih banyak PR untuk berlatih keras pos-pos yang justru identik dengan Tekpram bukan pos keagamaan.

Tangis haru menghiasi tim inti Pramuka MTs.N1 beserta para suporter yang setia. Hujan deras menambah haru suasana sore itu. Kak Purba pun cukup bangga melihat perfom yell2 pangkalan yang mewakili teamwork yang cukup kompak dan rapih ditampilkan oleh anak-anak. 

Tak lupa ia menyalami mereka satu persatu setelah perfom. Perfom yang cukup serius, yang jarang dilihat oleh kak Purba saat latihan. Keseriusan, ya keseriusan.

 Kak Purba memeluk salah seorang peserta putra yang sangat disayangnya.Hiaz mewakili gudep meraih terbaik II, lomba tahfiz putra, Hafa raih terbaik II kaligrafi putra, Hilsa terbaik III kaligrafi putri, Uma terbaik III tilawah putri, Nur terbaik I tilawah putra, dan juaran harapan III yell pangkalan.

Perlahan tapi pasti anak-anak mulai mencintai Pramuka. Di tengah belasan senyum kegembiraan karena meraih 6trophy, para suporter dengan tulusnya mengucapkan terimakasih kepada kak Purba.

 Hilsa, Khansa dan Hiaz pun demikian. Hiaz memeluk erat kak Purba di tengah guyuran hujan. Moment itu indah sekali. Subhanallah. Ini menambah energi kak Purba terus mengawal anak-anak sampai terminal akhir di buncit 12. 

Di tengah hujan, kak Purba yang basah kuyup tetap setia menemani  anak-anak menunggu hidupnya kembali mesin bus yang mogok. Saat kak Purba meminta anak-anak tuk Istighfar dan salawat anak-anak masih tenggelam dalam euforia kemenangan, padahal saat itu jelang maghrib, padahal Allah yang memberikan kemenangan tersebut.

Dalam doanya saat tiba di rumah, kak Purba meminta pada Allah agar ia selalu diberikan kesabaran dan agar anak-anak dijadikan anak soleh dan solehah. Agar investasi waktunya demi membina anak-anak agar tidak terseret pada pergaulan destruktif menjadi investasi pahala sebagai amal jariyah. Semoga kelas9 setelah lulus akan kembali ke gudep pangkalan untuk mengabdi dan mendampingi kak Purba menebus impian menjadi Juara Umum. Semoga.



Kamis, 03 November 2016

MAMAT DAN RORO

MAMAT DAN RORO

“teeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet”

Bel tanda KBM berakhir berbunyi. Anak-anak menyambutnya dengan sorak-sorai gembira. Terlebih  Mamat dan Roro. Dua pasang remaja yang tengah dimabuk cinta ini biasa memanfaatkan waktu siang di sekolah untuk  bermesra.
Mamat dengan sabar menunggu Roro yang tengah menjalankan tugas melatih upacara. Sambil melihat pasangannya di bawah Mamat melemparkan senyum manisnya. Roro dengan semangat membalasnya, sambil berbisik

“sabar ya sayang”.

Manis sekali senyumnya. Lima menit bagaikan satu jam bagi mereka jika berpisah. Mamat awalnya serba salah dengan aksinya ini, tapi akhirnya ia dapat menikmatinya dengan bisikan-bisikan yang aduhai.

Latihan upacara  pun selesai. Mereka segera melancarkan aksinya. Bagi mereka sekolah adalah tempat teraman dan termurah meriah untuk pacaran. Bayangkan saja jika harus ketemua di Sevel, minimal jajan Rp 15.000,- untuk beli Slurpy, terlebih ketemu di mall minimal jajan ice cream mcd, belum ongkosnya, hehehe.Ketika para guru pulang,satpam istirahat, konsentrasi  kegiatan ekskul  terpusat di lapangan, suasana aman dan terkendali untuk pacaran, hahay...

Sampai saat Mr. Ahmad mendapat laporan dari OB tentang aksi mereka. Mr. Ahmad sebagai Pembina Osispun segera menggelar patroli. Beberapa kali Mr. Ahmad memergoki mereka. Beberapa kali  juga Mr. Ahmad meminta mereka untuk istighfar ratusan kali tetapi  mereka kembali mengulang aksinya tanpa malu. Mr. Ahmad geleng-geleng kepala dan mengadukan ini ke Mr.Udin sebagai atasannya. Mr.Udinpun bingung harus bagaimana.

Mr.Udin segera memanggil mereka. Mereka hanya diam seribu basa. Setan di kepala sebenarnya ingin membantu menjawab, tapi Mamat dan Roro tak berani menjawabnya
“Abis enak Mister,hahay..”, Demikian setan mengajarkan jawabannya.

Duo Mister itupun masih kebingungan mensikapinya. Keduanya anak cukup berprestasi meski  bukan di atas kertas.  Mr. Ahmad menyesalkan aksi ini berdampak pada nilai-nilai Mamat dan Roro yang terus turun di bawah kkm.

“kenapa harus kamu sih Mamat,Roro?, kamu kan…, ya mbok malu nduuk,..hah”, tidak meneruskan kalimatnya, kembali disusul geleng-geleng kepala kebingungan. Mr. Ahmad sudah muak menghadapi keduanya yang sudah terlanjur mabok cinte. Momogi,momogi dah jadinye kalo udah tau yang enak.

“Wuenak tenan Mister”, jawab setan yang tak dapat di dengar oleh para Master eh Mister.

Kasus ini sebenarnya bukan tidak diketahui oleh Kak Purba. Iapun sangat risih dan tidak nyaman dengan kasus ini.Kak Purba mencari waktu yang tepat untuk bicara dengan Mamat dan Roro. Berbagai argument sedang ia persiapkan untuk menghadapi Mamat dan Roro yang kecanduan.

Sampai suatu siang sebelum salat Zuhur, tanpa sengaja Mamat lewat dihadapannya. Keberanian Kak Purba muncul. Sebelumnya perasaan enggan saja ia untuk memanggil dan mengajak Mamat bicara. Mamat yang pernah pesantren cukup tahu banyak hukum Islam. Kak Purba tidak ingin mengajarkan ikan berenang katanya lagi.

“Maaaaat, ada apa sebenarnya dengan Mamat?”, memanggil dengan gaya Pak Haji di film Adit Sopo Jarwo, bijak sekali,hahay

“nasehati saya kak, beri saya masukan!”, mendadak Mamat meminta kak Purba menasehatinya.

Siang itu angin bertiup semilir, awan mendung. Kak Purba sebenarnya khawatir ini menjadi boomerang buat dirinya yang juga di kenal   genit dan mantan playboy masa penjajahan. Ya, playboy tobat.Tapi apa boleh buat, tugas mulia telah memanggilnya. Dengan segenap energi yang terkumpul, kak Purba memulai dialog itu.

“ini gak kan mudah mat,kamu akan perang dengan nafsu yang buerat banget karena kamu dah terlanjur tahu yang enak. Inget Rasulullah pernah ngomong : Kita kembali dari perang kecil menuju perang besar, yaitu perang hawa nafsu” kak Purba makin serius, dan memang kudu serius.

“Abis gimana kak, kita berdua sama-sama suka”,Mamat masih membela diri
“Berarti ente belom paham maksud ane, ini udeh lebih dari suka, tapi doyan,hehehe…, levelnya udeh cukup parah neh Mat…” sambil garuk-garuk kepala dan memegang dahi.

“maksudnye kak?”,Tanya Mamat
“maksudnye, ente be2 udeh ketagihan Mat, udeh kecanduan kaya narkoba, jadi Momogi, mao lagi mao lagi”
“terus solusinye gimane?”
“Kalo ente sayang diri ente dan Roro, kagak usah pacaran di kelas lagi, kagak usah ditungguin lagi,pulang dah buruan, dari pade tambah parah, gak lama ente bakal berani eni ame entu…”

“Putus dong kak?, entar die marah,entar die nagis kak?”,sanggah Mamat

“Entu kalo ente bener-bener sayang sama die. Kalo bener2 sayang jangan nambahin dosanye, bener gak?, namanye cowok Mat,pasti punya hasrat sama cewek, gak mungkin pacaran kagak ngapa2in dalam jangka waktu bulanan bahkan tahunan”.
“Kalo udeh pegang tangan pasti mao rangkul, kalo udeh rangkul pasti  kepengen peluk, kalo udeh peluk pasti kepengen cium, kalo udeh cium pasti mao rebahan,halah..ujung2nye  seks yang sebenarnya. Mane ade pacaran tahunan maen catur doang?, Mubazir,hehehe..”, kak Purba melanjutkan.


“Nah, kalo die nangis gimane kak?”, mulai lebay
“mending mane nangis sekarang, seneng-seneng kemudian, ape seneng sekarang nangis kemudian?”, kak Purba kembali bertanya. Mamat Cuma bisa manggut2  gak tahu paham ape kagak tanpa jawaban apapun menyadari kesalahannya.

“gak lama lagi Mat, gak susah buat ente berbuat yang kaya gitu kalo udeh makin ketagihan enak. Udeh banyak contohnye dimane2 anak SD aje udeh begituan. Coba sekali lagi coba pake akal sehat.Gak ada yang bisa ngelarang ente pacaran kalo udeh ketagihan selain kesadaran yang tinggi akan kerugiannye.”

“Mbunting Mat,Mbunting, ente tuh udeh bisa menghamili dan Roro udeh bisa hamil,hiiii!”
Kembali Mamat manggut2. Di selingi pandangannya ke atas langit memikirkan betapa berat tugasnya sekarang. Terakhir Kak Purba menepuk dada dan punggung Mamat menguatkannya sambil berucap.

“Ratusan Ribu remaja yang juga mengalami hal yg sama Mat, ane yakin ente bisa Mat, ente bisa, Ente punya Allah, ente punya Allah, kalo masalah ente besar, Allah Maha Besar, Allahu Akbar!”

Keduanyapun memenuhi panggilan salat Zuhur di Musholla.Kak Purba tak lupa mendoakan Mamat dan Roro agar kuat menghadapi masalah ini. Semoga. Amin.

Alhamdulillah ,seminggu setelah pembicaraan itu  Mamat dan Roro menunjukkan progress yang cukup baik. Mereka tidak lagi berduaan di dalam kelas, tetapi menempatkan diri mereka di pinggir lapangan. Ya, semoga ke depan akan lebih baik lagi.














Selasa, 25 Oktober 2016

Sang Pembina


"Alhamdulillah, akhirnya selesai juga"


Kak Purba mensyukuri hari-hari melelahkan nan menegangkan yang telah ia lalui. Berangsur sariawannya pun sembuh. Kembali ia dapat menikmati tilawahnya dengan khusyu tanpa harus menahan perih. 

Pasalnya jika sariawan  Kak Purba tak nyaman melakukan aktifitas apapun. Ya, itulah Kak Purba. Badmood jika sariawan. Jika tidak sariawan saja ia tak banyak bicara, apalagi jika sariawan, ia akan merasa tersiksa.

Ya, hari-hari menegangkan itu berlalu, meski masih ada hal yang harus ia pikirkan lagi yang datang tiada habisnya yang menguras energi pikirannya. Inilah penyebab sariawan yang utama.Stress yang dialami Kak Purba.

Sekarang ia dalam kebingungan. Usianya tak muda lagi untuk menjadi volunteer yang banyak dilakukan oleh para lajang. Usia 35tahun dengan 2 anak memaksa ia bekerja ekstra untuk mendapatkan tambahan biaya hidup yang menggila di kota Jakarta.

 Kak Purba hanya seorang guru dengan honor jauh di bawah UMR, padahal ia tinggal di DKI Jakarta. Ya, sudah 10 taun lebih ia mengabdi di salah satu sekolah di bilangan Bangka, di antara rumah-rumah mewah konglomerat.

Kak Purba di persimpangan jalan. Akankah ia meneruskan mejadi volunteer yang akan sering meninggalkan keluarga di akhir pekan untuk menemani anak binaannya camping atau lomba  dengan bayaran yang minim atau berkumpul bersama keluarga mengerjakan pekerjaan rumah yang bertumpuk. 

Jika akhir pekan ia selalu bingung. Ada saja kegiatan di saat itu sementara segunung pakaian kotor menunggu untuk dicuci.

Tidak itu saja yang membuat Kak Purba ingin meninggalkan profesinya sebagai volunteer. Sikap anak binaannya yang buruk yang tidak menunjukkan progress yang signifikan. 

Wajar saja jika Kak Purba sakit hati. Jika dilihat, di satu ekskul, ataupun kegiatan lomba, anak-anak begitu hormat, bahkan cinta pada pembina dan pelatihnya. Berbeda sekali dengan yang ia alami. Tidak sedikit anak binaan sering lupa atau melupakan bersalaman saat ia datang. 

Awalnya kak Purba berusaha selalu positif. Lebih dari setahun diperlakukan seperti itu, ia pun kemudian merenung dan semakin sedih. Kenapa beberapa anak berlaku demikian, padahal kak Purba telah cukup maksimal meluangkan banyak waktu mendampingi, memberi arahan kepada mereka khususnya jelang lomba tanpa tambahan honor. 

Konsekwensinya tak jarang pekerjaan rumah dan pekerjaannya sebagai guru terbengkalai. Kak Purba semakin sering pulang ba'da maghrib. Senyum dari istri dan anak tercinta yang didambakan semakin jarang didapat.

Kak Purba dan istrinya cukup sibuk dengan profesinya masing-masing. Pergi pagi pulang malam demi mencukupi kebutuhan keluarga.

Ya, sampai tadi malam Kak Purba masih tulus berikan cintanya pada anak-anak dengan mengantarkan mereka ke tempat terdekat dari rumah mereka masing-masing usai pulang lomba.

Sore itu anak-anak memang berhasil membawa pulang dua trophy. Sayang sekali Kak Purba belum dapat ucapan terimakasih dari anak-anak binaannya. 

Kak Purba geleng kepala.Ada apa sebenarnya dengan anak-anak binaannya. Kurangkah ia ajarkan terimakasih pada sesama meski hanya berupa ucapan. 

Sebenarnya ia sering  mengajarkan untuk berterimakasih sekecil apapun bantuan dari orang lain. Di banyak status bbm atau medsos lain, anak-anak cukup peka, sensitif untuk merasa perasaan orang lain, tapi tidak pada perasaan pembina.

Ya, sore sampai malam kak Purba terus berusaha maksimal memberikan yang terbaik sebagai pembina sekaligus pelatih, tapi tidak sebaliknya.Ia sangat iri pada anak-anak yang lain yang begitu tulus cinta berinteraksi dengan pembina dan pelatihnya.

Malam itu, ia nyaris menyesal telah berbuat baik. Kesabarannya terus diuji menghadapi anak-anak yang manja.

"Akan lebih indah berkumpul bersama istri dan anak-anak kandungnya dengan penuh kehangatan di rumah saat dinginnya hujan mengguyur Jakarta"

Pikirnya.

Prediksi Kak Purba tak meleset. Ia pernah mengatakan

"ya, paling banyak paling 2trophy yang kalian dapatkan, jika latihannya terus tidak serius seperti ini"

dengan nada tertahan emosi.

Hatinya tidak puas dengan pencapaian anak-anak. Wajar, karena memang faktor utama anak-anak yang banyak bercanda dan belum paham prioritas.

Dalam hatinya, iapun berdoa penuh harap suatu saat nanti ia akan memiliki penggalang dan penegak yang tangguh dan membanggakan. Raih banyak trophy bahkan beberapa menyandang predikat juara umum. Bisa jadi bukan sekarang. Ya, ia masih yakin, suatu saat nanti, jika ia terus bersabar membina anak didiknya.Amin.
Semoga.

Kamis, 20 Oktober 2016

sekapur sirih nbbl


Nanjak Bareng Bang Luthfi (nbbl event organizer)


Sekapur Sirih

Gelap itu tidak ada, yang ada adalah kurangnya volume cahaya, karena cahaya dapat diukur. Jahat itu tidak ada, yang ada adalah kurangnya kebaikan dari diri seorang, karena  Allah swt  Maha Baik dan Pemberi Kebaikan.

Bandel itu tidak ada, yang ada adalah kurangnya ruang gerak dan kesempatan remaja yang memiliki segunung energi untuk berekspresi menunjukkan eksistensinya. Bandel itu tidak akan ada jika tidak salah gaul. Kewajiban kita sebagai orang dewasa dan orangtua memfasilitasi kegiatan-kegiatan positif secara berkesinambungan agar tidak salah gaul.

Dengan ini Nanjak Bareng Bang Luthfi Event Organizer (nbbl) hadir memberi solusi ruang gerak dan kesempatan bagi para remaja yang sangat membutuhkan banyak pengalaman belajar yang membanggakan di luar pengalaman belajar formal sekolah dan intern keluarga. Remaja membutuhkan suatu lingkungan yang sangat berbeda sama sekali dengan  kebebasan-bertanggungjawab, menyenangkan, menantang,  membanggakan, menginspirasi dll.

Gunung adalah salah satu media pendidikan karakter yang sangat baik sekali bagi siapapun. Rasulullah saw saat remaja sering melatih dirinya dengan kegiatan-kegiatan menantang seperti menggembala (melatih tanggung jawab),memanah,renang,gulat, dan naik gunung (melatih kekuatan fisik).

Tak lekang dalam ingatan hingga berumur 40tahun Rasulullah saw masih bertafakkur, bertahannuts di Jabal Nur (Gunung Nur) yang syarat dengan kesunyian, jauh dari hiruk pikuk kesibukan duniawi guna menjemput wahyu pertamanya di sana.

Di gunung beliau menemukan kedamaian. Di gunung yang tinggi menjulang lebih dekat dengan singgasana Allah swt di banding di bawah awan bersama kebanyakan orang-orang disana. Di gunung dengan penuh kesadaran kita merasa sangat kecil, dan lemah tiada pilihan selain bertawakkal (berserah diri) kepada Yang Maha Kuat Allah swt dari segala macam bahaya yang dengan mudah merenggut nyawa kita.

Hingga dengan penuh keyakinan Nanjak Bareng Bang Luthfi Event Organizer (nbbl) dengan cukup banyak pengalaman menjajaki puncak-puncak gunung nusantara berusaha memfasilitasi kegiatan-kegiatan positif yang belum dapat difasilitasi oleh banyak orangtua dan guru di sekolah sekalipun.


Semoga Allah swt membalas semua amal baik kita.Amin.
Nbbl event organizer


Luthfi Mulyadi, S.Th.I