Jumat, 23 September 2016

kak,bijaklah!

kak, kupikir tak perlu 
upload foto mesra dengan kasihmu
ayahmu,ibumu,gurumu,dosenmu,muridmu semua bisa lihat

kak,bagaimana jika simpan saja buat koleksi pribadi
toh sama saja rasanya mesra diupload atau tidak
biar menjadi privacy antara kakak dan Tuhan

kak, jika tidak murid2mu akan bertanya 
tentang aqidah akhlak yang kau ajarkan
atau tentang banyak hal yang kau pelajari tentang agama

kak, bagaimana jika kau renggangkan pelukmu 
saat lintasi daerah kita tinggal
saat lintasi madrasah almamatermu

jika tidak, murid2mu, adikmu,tetanggamu
akan mudah mencontohmu
pastilah  kita tau sanksinya nanti di akhirat

kak, bagaimana jika 
tak usah pegang mesra tangan kasihmu di kelas
tak peduli seberapa besar cinta atau nafsumu padanya
bagaimana jika mulai belajar 
hargai perasaan orang lain di sekitar kita
yang merasa risih dengan adegan menjijikkanmu

tak peduli betapa sulitnya temukan tempat untuk bermesra
di tempat lain kak, bukan  di kelas, bukan di madrasah
kak, bagaimana jika tak kau julurkan lidahmu 
rangsang banyak laki2 saat selfie
mari belajar bijak berselfie
layaknya siswi madrasah
bukan bintang film porno
kak, bijaklah








Selasa, 20 September 2016

buat kakakku calon guru


Kak aku siswi binaanmu. Kak, Aku positif thingking loh kalo cowok yang membonceng kakak itu adalah suami kakak. Jadi kalo kakak dirangkul,dipeluk,dicium dll adalah ibadah bukan maksiat.

Aku pernah baca bahwa Siti Aisyah RA dinikahi oleh Rasulullah saw saat usia di bawah 15tahun. Usia kakak sekarang lebih dari 17tahun, sudah pantas sekali berumah tangga. 

Adalah kebutuhan kakak memiliki seorang suami. Aku juga pernah baca dalam peraturan  negara perempuan sudah boleh menikah minimal 17tahun.

Doakan aku ya kak, semoga kuat hadapi godaan, agar bisa menghalalkan hubungan seperti kakak sebagai mahasiswi Islam teladan. 
Di saat video porno gampang diakses oleh siapapun,kapanpun dimanapun, 
di saat nafsu birahi diumbar dimana-mana, 
di saat lagu-lagu menganjurkan berzina, 
sinetron2 mengajarkan pacaran,
di saat banyak kos2an mengizinkan pasangan mesum,
di saat  para tetangga takut menegur karena melanggar ham, 
di saat kondom di jual di atas rak  cokelat silverqueen.

ربّنا هب لنا من أزواجناوذرّيّتنا قرّة  أعين واجعلنا للمتّقين إماما

Senin, 19 September 2016

Am I The Sensei?


Wajah itu besar sekali. Saat hampir semua lampu sengaja dipadamkan, ia melangkah menuju pos yang ditugaskan. Tiba-tiba dari arah perpustakaan muncul wajah yang sangat besar mengagetkan aku. Sampai pulang kembali ke rumah aku masih merasakan cekikan itu. Ada kemampuan yang sepertinya ingin diuji olehnya. Am i the

                                                     ***
Dan hari itupun tiba. Persami yang sudah lebih dari 5tahun tidak dilaksanakan oleh gudep madrasahku. Kak pembina butuh banyak energi untuk memulai kembali mengadakan kegiatan semacam ini. Maklumlah, madrasah negeri ini sangat minim dana. Ya,meski di tahun ini kami kembali dipimpin oleh kepala madrasah yang tidak cukup mendukung kemajuan kami. Dengan keyakinannya kak Pembina memulainya dengan segala keterbatasan.

Hanya seminggu kami mempersiapkan kegiatan ini. Tanpa penegak, dan cukup alumni yang kembali ke gudep  kami kelas VIII yang sebenarnya  belum dilantik sebagai penggalang Ramu dilibatkan untuk mengisi pos pengisian SKU. Jelas menyalahi aturan, tapi tiada pilihan lain bagi kak Pembina yang tidak memiliki Penegak dan guru-guru yang siap terjun di lapangan. Kak pembina mempercayakan kami untuk belajar banyak.

"Tanpa kalian, saya bisa apa?", kilahnya sambil terkadang terlihat ia memikirkan kebali para penggalang yang ia bina sampai Jambore daerah tapi kabur begitu saja tanpa pamit. Serasa dikhianati.

Tiap tahun sejak 2009, kak pembina selalu berharap ada satu dua alumni yang akan kembali aktif di Gudep sebagai penegak bantara yang akan mendukung program-programnya. Ia percaya suatu saat nanti mereka akan kembali dan mengejar impian-impian indah bersama gudep yang ia cintai.
                                                                         
                                                     ***

Satu persatu agenda acara siang itu terlewati. Upacara pembukaan, teknis pelaksanaan, pemaparan agenda,mendirikan tenda,macam-macam bentuk tenda, seru2an masak bersama di lapangan, kompor meledug,sampai hujan deras ba'da maghrib.

Beberapa anak terlihat kurang sehat dan hampir menyerah mengikuti kegiatan ini. Jeda waktu yang diberikan untuk istirahat sangat sempit. Panitia kelas VIII dan IX telah terlebih dahulu mengevakuasi barang-barang peserta sebelum hujan deras turun. Saat itu peserta belum menyelesaikan doa mereka ba'da Isya. 

Segera setelah doa, kak pembina meminta bantuan peserta untuk ikut mengevakuasi barang-barangnya. Malam itu terlihat sangat berantakan dengan barang-barang peserta yang campur baur. Tak mengapa,ini  proses dari pembelajaran. Kita berlatih fokus pada agenda, dan  tidak panik saat menghadapi keadaan apapun.

Jam telah menunjukkan pukul 21.00. Beberapa pos di luar sana agaknya tidak dapat dimaksimalkan karena kondisi masih basah. Entah mengapa malam itu sepi sekali di depan madrasah, padahal tiap malam minggu pasangan muda-mudi suka bercengkrama di tukang bakso samping madrasah. Lalu lalang kendaraan bermotorpun sepi. Atmosfer malam itu seakan bukan lagi di Bangka XI, akan tetapi di suatu tempat jauh di luar Jakarta.

Agak telat para penjaga pos menempati tempat yang ditentukan karena harus kembali briefing untuk plan b. Lampu mulai dipadamkan. Hanya senter yang menemani mereka mencari kakak penjaga pos di beberapa kelas atau di titik tertentu. Alhamdulillah,teman-teman dan kakak panitia bertugas dengan baik sekali meski harus menjaga pos seorang diri di beberapa titik yang memiliki energi negatif. 

Malam itu, meski aku sudah memberanikan diri, tetap saja aura dan energi  negatif tetap membahana. Ia seakan mengikutiku kemana saja aku pergi, bahkan sampai musholla. Di pinggir musholla seakan ia menjelang menungguku kembali keluar dari musholla.

 Jujur aku agak khawatir menghadapi suasana seperti ini. Memadamkan lampu berarti mengundang mereka bermain bersama. Ya, mengundang para jin penunggu kelas, wc dan dapur jin itu ikut beraktifitas bersama.

Aku harus jujur dengan apa yang dapat aku lihat. Aku memang berbeda dengan teman-teman yang lain. Aku lihat kak Nurul di temani kuntilanak saat bertugas jaga pos di kelas VIII-3.Aku salut ia begitu berani dan percaya diri menjalani tugasnya, padahal sosok putih berambut panjang dengan gigi bertaring duduk tepat di sampingnya, kadang pindah melayang duduk di atas papan tulis.Kuntilanak itu tiba-tiba menyeringai memandang ke arahku seakan tak nyaman dengan keberadaanku.

Aku melihat kak Azza dijilati  lehernya oleh makhluk hitam besar berbulu. Lidah bercabang panjang sekali menjulur dari arah belakang leher sampai bokongnya.Pertanyaanku kenapa kak Azza?, Ada apa dengan kak Azza?, Apa kesalahannya?

Aku melihat kak Alif didampingi 2 sosok yang rapih sekali penampilannya seakan kagum dengan kemampuan kak Alif. Ada apa dengan kak Alif?

Aku melihat temanku Zulfi dan Fikar di temani oleh sosok hitam telanjang.Kemaluannya yang panjang menjijikkan beberapa kali mengeluarkan cairan yang di arahkan kepada kedua temanku itu. Matanya keluar  bernafsu sekali menciumi keduanya. Masyaallah ada apa dengan keduanya?

Aku heran juga dengan kak Pembina yang berada di depan WC lantai 2 seakan tak merasakan apa-apa, padahal dia sempat dirangkul oleh dua sosok wanita cantik berbaju putih. Keduanya seakan manja sekali bersandar di lengan kanan dan kiri kak Pembina. Aku sempat ingin menanyakan itu tapi...,sudahlah, kak Pembina memang layak memiliki banyak fans termasuk...hiiii.

Aku masih tertahan di musholla. Tempat teramanku sebelum lampu kembali dinyalakan.Waktu terasa lambat sekali berjalan, padahal hanya 2jam sampai pukul 23.00. Alhamdulillah, akhirnya lampu kembali dinyalakan. Sementara waktu aku bisa bernafas lega melenggang ke lantai 1 tempat panitia berkumpul meski masih ada saja beberapa pasang mata mengintaiku. Waktunya peserta MCK sebelum istirahat.

Pukul 23.30 peserta tak kunjung tidur. Masih ada di antara mereka yang memasak mie untuk di makan karena lapar menyergap di suasana yang dingin. Alhamdulillah, lapangan kembali dapat digunakan untuk mereka istirahat. Di lapangan ini mereka tidur dengan lelapnya, di dalam atau di luar tenda sama nikmatnya. Di atas sana ribuan bintang menyaksikan indahnya persahabatan kita. Barulah pada pukul 24.00 mereka dapat tidur.

Panitia kembali melakukan evaluasi dan briefing untuk kegiatan selajutnya pukul 02.30. Suasana sepi menghiasi jeda antara pukul 00.00 sampai 02.30 wib. Briefing telah selesai dilaksanakan. Panitia pun tak membuang kesempatan beristirahat meski hanya 1jam atau kurang dari itu. 

Kala itu aku mendapat tugas dari kak Pembina untuk memasak air di dapur untuk kepentingan minum peserta dan panitia. Tiba-tiba suasana dan atmosfer itu kembali terbangun. Meski lampu sudah dinyalakan mata-mata itu masih mengintaiku. Mengikuti kemanapun aku melangkah. Suara bisikan, dan tawa cekikikan beberapa kali terdengar di lorong menuju perpustakaan.

Aku merasa di ombang-ambing, di dorong-dorong oleh anak-anak kecil seperti hobbit yang tidak dapat aku lihat wajahnya. Beberapa  mencubit dan menaiki badanku. 

Saat berada tepat di depan perpustakaan wajah besar itu pun muncul. Wajah yang memenuhi seluruh jendela kaca perpustakaan. Wajah yang seakan ingin menguji kemampuanku. 

Akupun terhempas dan terlempar membentur pintu lab IPA. Mendengar suara benturan teman-teman segera menghampiri dan membantuku.

"Kenapa thi?, thi, kenapa?", tanya Hilmi sahabatku
"gpp,udeh gpp"aku berusaha tidak membuatnya  panik

Hilmi segera membawaku kembali ke ruang panitia masih dalam keadaan lemas.

"Lo kenapa sih thi?", tanyanya sekali lagi. Tampaknya ia masih penasaran. Hilmi adalah sahabatku yang paling rajin ibadahnya termasuk puasa sunnah senin kamis. 

Aku sempat membaca bahwa orang yang rajin ibadah dan banyak amalan sunnahnya insyaallah tidak akan mudah digoda dan diganggu oleh para jin. Sebaliknya orang-orang sepertiku yang kurang rajin ibadah bisa jadi mudah sekali diganggu.

Sehari setelah peristiwa itu aku masih merasakan cekikan pada leherku. Rasa itu berangsur hilang saat aku kembali rajin tadarrus dan mengamalkan doa harian yang di ajarkan Rasulullah saw. Subhanallah.

Bisa jadi aku punya kelebihan untuk bisa melihat dan merasakan mereka, ini berarti pula  ibadah dan amalanku harus ditambah, karena dengan bertambahnya  kemampuan luar biasa bertambahpula tanggungjawab pemiliknya. 

So the question is, am i  the sensei?



Selasa, 06 September 2016

bersaing untuk apa?

Bismillahirrahmanirrahim

bersaing...,untuk apa?
satu visi misi seharusnya
satu jiwa satu rasa
jika...,ya tak mengapa

gagalku 
gagalmu
suksesku
suksesmu

sudahlah nak,positif saja
jika...,ya tuk apa?
apa untungnya?
aku andalkanmu nak!

penggalangku
calon penegakku
calon pandegaku
calon pemimpinku

kembalilah
bersatulah
jayalah
nikmati di atas awan bersama

jika...,ya tak mengapa
Allah Maha Kuasa
Tentukan Segala
kita tetap usaha