Rabu, 01 Maret 2017

lily mulyadi the movie

The Sunday August15,1995

Luthfi tak menyia-nyiakan waktu. Ia segera menyusup ke serambi masjid bagian utara untuk menjalankan rencananya. Kala itu hari minggu, 15Agustus 1995,  kegiatan santri terpusat di asrama masing-masing. Hanya seminggu sekali para santri diizinkan nonton bareng film kartun dragonball. 1tvukuran 21inchi ditonton puluhan santri.  

Ya, saat yang lain sibuk nonton tv, mencuci dan bermain, segera ia menuliskan nama dan alamat lengkap di balik papan tulis kecil di serambi masjid. .Di sana biasanya santriwati duduk untuk mengaji jika ada pengajian besar oleh kyai. Harapannya ada santriwati yang membacanya dan menghubunginya.Ya, harapan seorang santri yang mendamba teman bicara. Kerinduan itu sudah membumbung tinggi. Teman bicara tidak lebih.

                                                                           ***
Rencana ini bukan tanpa resiko. Segera saja tangan gemetar dan keringat mengucur dari keningnya. Salah-salah ia akan diinterogasi keamanan pesantren karena melakukan hal yang aneh. Alhamdulillah rencananya berjalan lancar tanpa hambatan.

1minggu berselang, ditengok lagi pesan yang ia tulis di papan tersebut. Celaka, ada yang mencoret-coret pesannya tersebut. 

"Usahe niyeee!,hahahahaha"

Dari belakang terdengar teriakan santri lain yang mengetahui rencananya. Pesan yang tidak jelas di alamatkan ke siapa.  Ia mulai berpikir, kalaupun ada yang membaca dan menerima pesannya, bagaimana kemudian si pembaca membalas pesannya?.hah,Namanya juga usaha.Sambil menghela nafas panjang kecewa.
                                                                              ***
Mereka cantik-cantik sekali. Ya, hampir semua santriwati cantik menurut para santri yang jarang berinteraksi dengan perempuan. Mereka hanya memiliki kesempatan bercuri pandang saat hari libur tiba. Aksi-aksi menarik perhatianpun mulai dijalankan. Berdandan yang rapih lengkap dengan minyak rambut yang wangi. Perlente dengan kemeja tangan panjang kotak-kotak dan celana cutbray tahun 70-an yang kembali populer.

Koperasi pesantren jadi tempat lalu lalang seiring dengan kunjungan banyak orangtua. Jika libur santri putra dan putri diizinkan untuk bersama-sama berbelanja di sana meski hanya membeli cokelat better,coki-coki atau sarikelapa. Duh senangnya, meski hanya beberapa detik curi pandang dengan orang yang tidak akan kita kenal. Jika ingin berkenalan lebih lanjut, perlu keberanian dan usaha yang lebih untuk janjian bertemu di luar pesantren.

Berbeda dengan Luthfi. Ia lebih memilih memendam keinginannya untuk buang-buang waktu janjian dan berkenalan di luar pesantren. Pikirnya, untuk beli sabun dan lauk tambahan saja ia kesulitan apalagi untuk traktir perempuan. 

Keinginan itu kini tak mampu lagi dibendung. Ia harus mengakui bahwa pada usianya memang butuh interaksi dengan lawan jenis. Mencari perhatian pengakuan dari lawan jenis sudah ia usahakan lewat kegiatan silat dan pidato di pengajian bulanan yang juga dihadiri orangtua santri. Sosok cantik yang menyejukkan itu belum kunjung tiba.
                                                                              ***
The Second Trial

Pengajian besar di gelar. Para santri berburu menempati tempat strategis. Ada yang memburu spot strategis untuk menimba ilmu di shaf terdepan, ada juga yang memburu tempat strategis berinteraksi dengan santriwati di samping hijab. Beberapa santri mulai berbisik dan menimbulkan suara gaduh. Sang pembuat onarpun segera diamaankan, dipindahkan ke spot kriminal.

 Bersyukur Luthfi yang menempati spot strategis yang lain tidak terciduk keamanan pesantren. Pak Kyai sudah siap membacakan kitab. 5menit kemudian,  Luthfi mulai memberanikan diri tuk bertanya siapapun yang ada dibelakang hijab. Ya, sekali lagi untung-untungan. Jika ternyata yang ada di belakang hijab adalah pengurus keamanan putri, habislah aku.

"Gue Luthfi lu siapa?", "Lili". Singkat sekali menjawab pertanyaanku. Suaranya yang merdu membuatku membayangkan ia adalah sosok yang cantik. Hati berdebar semakin hebat.Tiba-tiba secarik kertas keluar dari bawah hijab. Kertas cantik secantik  penulisnya. Sebuah nama lengkap dengan alamat. Di bawa ia pun menulis, NB : Lily juga minta alamat Luthfi dong!. Ampun, indahnya kurasa saat itu. Namaku di sebut dan ditulis di atas kertas cantik. Semakin berdebar jantung ini. Allahu Akbar indahnya.

 Spontan ku tuliskan nama,alamat lengkap berikut nomor telepon. Saat yang lain khusyuk mendengarkan pengajian, Luthfi memasukkan kertas kecil tersebut ke bawah hijab.

Ia sudah pasrah dengan apapun konsekwensi hukum jika ia tertangkap karena mengirim pesan. Bayangan-bayangan hukum ta'zir pesantren kepala dibotak di depan santri lain lalu lalang di kepala.
5menit kemudian kertas mungil berwarna-warni muncul. Kertas yang diidam-idamkan santriputra manapun. Segera ia ambil kertas itu. Wanginya sudah tercium. Segera ia amankan di dalam saku terdalam.

ما ذالك يا ولد؟

Tiba-tiba  suara berat nan agung terdengar dari arah belakang. Jantungku berdegup semakin  yang kencang, seperti maling yang sedang diinterogasi. Ya, Kepala keamanan pesantren hampir mendapatiku menerima pesan dari santri putri.

مافي,استاذ,لا شيء 
Kuberanikan menjawab. Akhirnya  beliau pun pergi. Alhamdulillah.

                                                                                 ***


naskah operet jajanan sehat, OK!, Bismillah

Operet  : Jajan Sehat, OK!, Bismillah

Opening  : lagu om telolet, anak-anak bermain di pinggir jalan, minta telolet (tulisan om telolet om)

Hafiz                      : awas, awas,awas! (minta diberi ruang ingin melihat bus-bus telolet dengan nada arogan)
Nabil dkk menoleh melihat Hafiz.
Hafiz                      : apa lihat-lihat?, jangan macam-macam sama aku, aku jagoan di sini
 (menghampiri Nabil, dan mengangkatnya ke atas)
Anak-anak berkerumun mengelilingi  Nabil yang akan dipukul oleh Hafiz.
Pak RT datang melerai
Pak RT                   : Assalamu’alaikum. Anak-anak, Ada apa ini ?, ayo,tidak boleh berkelahi ya, kan bisa bersama-sama lihat busnya. Bisa kan?
Anak-anak          : siap pak RT
Pak RT                   : kamu Hafiz, kamu harus tahu, jagoan sejati itu bukan yang hebat berkelahi dan memukul temannya yang tidak bersalah. Jagoan sejati itu mereka yang punya prestasi. Mengerti anak-anak!
Anak-anak          : mengerti pak!
Pak RT                   : Siap jadi jagoan sejati?,kita pulang yuk,bahaya jika kalian bermain di pinggir jalan!
Anak-anak          : Siap pak !
Hafiz mengangguk-angguk tanda mengerti (lagu Jagoan Sejati : Umay)
***
Siang hari saatnya makan
Mama Nabil        : Nabil, pulang, makan terus salat zuhur!
Nabil                      : iya, ma (Nabil segera pulang)
Mama Izza          : Izza, pulang, makan terus salat
Izza                        : enggak mah ah, Izza masih mau main.
Mama Izza          : makan dulu sayang, kamu kan perlu banyak energy.nanti baru main lagi setelah  makan dan salat
Izza                        : pokoknya gak mau, titik, mah, minta duit dong!
Mama Izza          : buat apa?, kan mamah bilang makan dan salat dulu!
Izza                         : enggak mau mamaaaaaaa!, izza mau jajan,pokoknya jajan,jajan (gaya arga)
Mama Izza          : ya udah, tapi jajan makanan sehat yang mengenyangkan ya! (akhirnya mengalah dan memberikan uang jajan pada Izza), Izza pun tidak menjawab dan langsung kabur bersama Hafiz yang baru akan dipanggil oleh mamahnya.