Proses Panjang Pencarian
Tim Impian
Selang 5 hari setelah kedatangan MTs. Jami’atul Huda
ke kandang MTs.N1 , 4 hari kemudian MTs.N23 tandang dengan bermain sangat apik
di kandang MTs.N1. Melawan Jahud kita memang unggul dengan score 24-23. Berbeda lagi ketika melawan MTs.N23.
Banyak pelajaran yang bisa dipetik dan seharusnya juga anak-anak setelah kontra
dengan MTs.N23. Tentang ego, ketenangan, shooting on goal dalam lima
sentuhan, rotasi, kedisiplinan, tentang
kesiapan, keseriusan, pengorbanan, operan-operan matang yang memanjakan pada rekan, kebanggaan berkorban demi tim
bukan pribadi, kepatuhan pada pelatih, kesantunan, tentang penghargaan, tentang
supporter, semangat dan masih banyak
lagi yang pastinya belum kita punya. Sayangnya anak-anak tidak dapat belajar dengan cepat kesalahan-kesalahan
yang mereka praktekkan saat menjamu MTs.N 23.
Akhirnya Minggu,
29 September 2013 di SMP Charitas Lebak bulus kembali kita harus menelan pil
pahit, dikalahkan 2-4 oleh SMPN PGRI Ciputat yang sebenarnya kurang bermain
bagus. Sempat memimpin dengan 2-0, kita bermain tidak lebih disiplin di tengah
gempuran lawan. Hasilnya score berbalik untuk keunggulan SMPN PGRI Ciputat.
Kembali ke Timbos
Sore itu
lapangan Timbos serasa rumah sendiri bagi pendukung MTs.N23. Para supporter bersoraksorai mendukung tim kesayangan mereka
dengan beberapa yel seperti :
“SALUT!”
“Subhanallah” bisikku
dalam hati. Begitu cepat mereka bertransformasi menjadi supporter dan tim yang tangguh. Mereka
sekarang jauh lebih tangguh saat terakhir MTs.N1 tandang 4bulan yang lalu. Tak
ada kata yang lebih pantas bagi mereka, khususnya bagi Pak Majdi sebagai pelatih mereka, selain :
“MANTAAAAAAAAAAAAAAPP,SAAAAALLLLUUUUUUUUUTTTTTT!”
Dengan permainan
cepat, ngotot, disiplin, umpan-umpan akurat memanjakan rekan setim dan tidak
egois, sangat pantas mereka melumat kita
dengan skor telak 2-7 (futsal putri), 3-9 (futsal putra). Decak kagum tak
henti-hentinya keluar dari mulutku saat menyaksikan tim futsal putri mereka
yang mempertontonkan permainan yang cantik. Gerakan tanpa bola, control baik, shooting, gocekan, formasi defence,
skill mereka tampaknya sangat merata di
setiap lini. Sekali lagi:
“SUBHANALLAH,
SAAAAALLLLUUUUUUT”
Kontras sekali
dengan supporter MTs.N1 yang terlihat lemah tak berdaya bahkan cenderung mencibir
kekompakan lawan, beberapa hanya bisa mencela. Dengan jumlah yang jauh lebih sedikit mereka
hanya bisa diam terpaku hanyut tenggelam dalam yel-yel MTs.N23 meski di kandang sendiri. Ya, sekali
lagi meski di kandang sendiri. Tanya kenapa?, sebegitu lemahnyakah mental
bersaing kita?. Jika ia, agaknya kita harus belajar lebih keras lagi
tentang sebuah penghargaan,bagaimana menghargai, dan mental yang kuat.
Jika tidak, selamanya kita akan menjadi katak dalam tempurung yang hanya bisa
merasa hebat dalam kelemahan sendiri. Semoga kita bisa terus berbenah diri dan
terus belajar menjadi lebih baik. Amin.
(luthfi mulyadi,29September
2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar