Misteri
Toilet Lantai III
“Ini fakta.bukan cerita yang dibuat-buat. Mari
kita fikirkan kenapa bisa toilet di selatan Jakarta, lokasi yang cukup ramai masih saja ada penghuninya.
Setiap hari kan
kita tadarrus. Ya di sekolah ini. Di sekolah kita”. Tutur Obay kepada para teman-teman
anggota OSIS yang lain. Serius sekali Obay menceritakan pengalamannya ketika ia
menjumpai makhluk menyeramkan itu. Putih, rambut panjang
dan bau anyir darah. Saat itu ia sedang diberi tugas mencari SKU pada acara
Perjusami Pramuka. Maka kegiatan malam hari di sekolah sejak kejadian itu tidak
lagi nyaman.
Cukup banyak cerita yang sampai ke
telinga kami tentang kejadian-kejadian aneh disekolah ini. Suara perempuan
merintih dari arah dapur dan Musholla. Penampakan Makhluk putih
berambut panjang di beberapa kelas dan
toilet saat kegiatan malam di sekolah. Itu semua diduga bersumber dari satu
tempat. Ya, Toilet lantai III
Ruang osis mendadak sunyi. Kami saling berpandangan. ”Zar, takuuuuuuuuuut” sergap
Nur si penakut kepada Zarin. “Tenang yaank, kan
ada aku,hehehe” bujuk Zar dengan gaya
play boynya. Sebenarnya Zar sama sekali bukan tipe cowok playboy. Ia adalah
seorang yang cukup selektif untuk dekat dengan seseorang. Ia cowok cukup asik,
setidaknya menurut teman-teman cewek anak-anak osis. Ia paling bisa menjaga
rahasia, sehingga ia menjadi teman curhat faforit. Bahkan karena saking
percayanya kepada Zarin, ada salah satu teman yang bersedia dilihat sms-sms di
hpnya. Berbeda dengan Achil, dan Qiqi yang terkesan agak jaim, juga Obay sang Ketua
Osis pecinta seni.
Ini
bagian dari tanggung jawab kita untuk menyampaikan kebenaran kepada
publik. Mari kita tunjukkan kerja kita sebelum kita demisioner”, tegas Obay
berapi-api.
“Udahlah bay,
banyak program yang tak terselesaikan, lo malah nambah program baru” Iyem
mengomentari.
”Betul bay, seharusnya kita fokus pada program yang belum terlaksana, bukan tentang Misteri Toilet yang gak penting itu” Achil dan Qiqi menambahkan.
”Betul bay, seharusnya kita fokus pada program yang belum terlaksana, bukan tentang Misteri Toilet yang gak penting itu” Achil dan Qiqi menambahkan.
“Makanya dengerin dulu terusannya,
gue mau bilang bahwa toilet kita jadi angker begini bukan tanpa sebab. Gue
yakin makhluk itu tambah betah di sana
gara-gara temen-temen cowok yang gak cebok dan gak siram WC abis mereka kencing
dan BAB.. Jadilah wc sekolah kita wc terangker dan terjorok di bilangan Bangka ini. Ini juga menjadi penting karena bab pertama
dalam buku fiqih manapun mengajarkan tentang bersuci. Dan kita
mungkin telah lama tak peduli tentang hal tersebut.
Lo inget kan cerita Ustadz Ahmad tentang orang yang disiksa kubur
gara-gara gak bersih istinja?.Kalo
gak suci trus gimana salat kita bisa sah?”
“Btw, Istinja’ tuh apa ya?” Tanya
Nur dengan lugunya. Selain penakut, terkadang Nur juga telmi.
“Istinja’ itu
bersuci dari najis setelah kita buang air kecil/besar, itu yang gue ingat dari
penjelasan Ustazd Ahmad” kali ini Atun mulai bicara. Aktifis Paskibra yang
tinggi menjulang itu dikenal sebagai anak yang memiliki prestasi terbaik diatas
kertas.
“Ok, sekarang pointnya apa?, what
should we do?” Tanya Zarin kepada Obay.
”Justru itu yang
akan kita bicarakan.Gak mungkin Presiden bekeja sendirian tanpa bantuan
menteri-menterinya kan?”jawab
Obay.”Yang ada dipikiran gue simple aja. Yuk kita bersihkan WC MTs.N1. Cowok or
Cewek bersihkan WC masing-masing. Kita kan
jarang kerja kaya gini.Yang gue inget itu juga bagian dari program kita deh.
Dengan ini, kita bisa nunjukin bahwa Osis 2009-2010 peduli, kita juga membantu
penjaga sekolah yang siang malam bekerja untuk kenyamanan belajar kita”.
“Waw, luar biasa
presiden kita ini. Gue pikir lo cuma bisa mukul marawis doang bay!”, salut
Iyem.
Tak sedikit juga teman-teman yang diam. “Gue pikir apa untungnya
membersihkan wc sekolah yang sudah tujuh rupa baunya seperti bau kali pesing di
jalan Daan Mogot yang berwarna hitam pekat. Toh kita bukan pembantu dan tidak
digaji. Jelas-jelas ini tugas penjaga sekolah yang sudah digaji untuk itu.
Tupoksi kita belajar.” Sangkal Piere.
“Belajar beramal
lah Piere, lo kan
maen mulu, kalo gak warnet pasti trac-trackan sama Pi’i, trus kapan lo bantuin
kita?”. Tanya Achil ke Piere. Piere dan Pi’i memang anggota OSIS yang malas.
Jarang sekali mereka terlihat dalam kegiatan-kegiatan OSIS. Inilah salah satu
efek negatifnya jika anak telah difasilitasi dengan sepeda motor sebelum
waktunya.
“Pokoke gue gak ikut, gue bukan
babu, kerajinan. Kaya gak ada kerjaan lain aja” Pi’i mendukung temannya Piere.
“Terserah lo
lah. Sekarang siapa yang setuju kita bersihkan wc angkat tangan ?”, Obay
mencoba menyudahi perbedaan pendapat itu. Ternyata hanya Piere dan Pi’i yang
tidak angkat tangan. Obay pun tak ambil pusing. Ia memiliki lebih banyak teman yang
akan membantunya dibanding yang tidak.
“Trus, ni dari gue, gue akan tulis
di pintu WC (Terima kasih untuk menyiram lubang wc.
Pakaian suci salat sah Azab Kubur NO Way”
tambah Qiqi.
“Satu lagi bay,
cuci karpet musholla yang telah bertahun tak pernah kita cuci”, Zarin melengkapi.
“Mantap, ini
baru temen-temen gue. So secepatnya kita action. Sebelum semakin banyak orang
yang tidak sah salatnya. Dan ketidaknyamanan kita ketika harus berkegiatan
dengan menginap di sekolah.
Mereka pun merencanakan kapan kerja
itu dapat dilaksanakan. Sampai pada waktunya mereka dengan senang hati datang
ke sekolah. Membersihkan wc, mencuci karpet musholla yang bertahun-tahun tak
pernah mereka cuci, menempel poster pada pintu wc.
Kang Nana dan Mas Gim penjaga sekolah pun tersenyum lebar dibuatnya.
Sebagai penjaga sekolah mereka telah lama berharap ada anak-anak yang juga
peduli dengan kebersihan sekolah. Selama ini anak-anak kurang terlihat berperan
dalam menjaga kebersihan sekolah. Membuang sampah sembarangan keahlian mereka .
Ya, selama ini guru-guru banyak yang mengajar dan belum banyak mendidik dengan
banyak diskusi di luar jam pelajaran, teguran dan sanksi. Takut dikatakan
Bullying. Takut yang kurang beralasan sebagai pendidik muslim.
Alhamdulillah, sejak program itu
dilaksanakan secara turun temurun dari
generasi ke generasi, makhluk putih anyir menyeramkan itu pun tidak lagi
menampakkan wujudnya seperti pernah disaksikan oleh Obay sang ketua Osis.
Anak-anak pun berkegiatan di sekolah dengan nyaman. Allah Maha Pemberi Ganjaran
atas apa yang telah kita kerjakan. Kesuksesan adalah buah dari pembiasaan-pembiasaan
positif yang kita perjuangkan dalam melawan kemalasan . Allahu Akbar.
(Luthfi Mulyadi,
20/10/10)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar