“Kalo zina, diem2
aja!”
Tulisan ini
bukan anjuran berzina. Justru kalo bisa gak zina, kemudian diam itu
lebih baik. Kata "kalo" sinonim dengan apabila, andai kata, seumpama dll.
Jika ada yag berandai-andai berzina, maka adapula yang tidak berandai-andai (terus berharap tidak berzina sampai akhir hayatnya). Ada yang khilaf,
kemudian terus mencoba memperbaiki diri, ada juga yang bangga dan mengajak
terus-terusan sesat menentang aturan Tuhan.
“Astaghfirullahal’azhiiim, semoga kita terus ingat dan diingatkan bahwa kita punya Tuhan”
Cukup bijak orang yang membuat
beberapa sticker yang salah satu bunyinya :
“Geus Tobat, Tong Diajak Maksiat
Deui!”
“Lagi usaha tobat, jangan diajak
maksiat lagi”
"Jangan dekat2 kalo gak mau rusak!"
"Jangan dekat2 kalo gak mau rusak!"
Diem-diem, aja
sinonim dengan tidak bersuara, tidak bercerita, tidak membuka hal tersebut ke
khalayak. Jika ada yang diem-diem maka adapula yang terang-terangan seperti
sekarang. Membukanya ke khalayak. Dengan bangga pertontonkan adegan mesra
bahkan mesum di social media.
Menurut banyak
ahli kejiwaan ini adalah suatu penyakit jiwa dan psikologi. Contohnya banyak
sekali di social media. Dengan bangga mempertontonkan aksi-aksi yang seharusnya
membuat malu pelakunya. Kalo jadi rahasia pribadi, disimpan baik-baik koleksi
foto-fotonya mesranya mungkin tidak akan jadi masalah sesama manusia – Hablun Minannaas.
Tinggal tanggung jawabnya aja sama Tuhan dan hal itu adalah privacy. Hablun
Minallah.
So Private, between us and God
So Private, between us and God
Mbok ya
diingat bahwa di social media kan hampir semua orang bisa lihat dan terlibat
aktif di dalamnya. Teman, guru, tetangga, saudara, ayah, ibu dll. Beberapa guru
yang masih peduli perkembangan anak-anak didiknya pasti memantau kita di sana.
Salah satu pilihan yang paling mudah diakses adalah social media facebook atau
twitter.
Betapa hancur
hati seorang ibu, ayah, guru, saudara, sahabat jika melihat anak kita mengumbar
aurat, mempertontonkan kemesraan yang seharusnya membuat malu di khalayak
ramai.
Sampailah kita pada gambaran kekesalan
Rasulullah saw pada seseorang saat itu
hingga bersabda :
إذا لم تستح,فاصنع ما شئت
“Jika tak lagi malu, berbuatlah semaumu!”
Makna potongan hadits ini bukan anjuran
melanjutkan maksiat, tetapi sebaliknya ia adalah larangangan keras.
Diem-diem aja
bukan berarti tidak kritis terhadap permasalahan yang terjadi. Terlalu banyak
bicara saat harus konsentrasi, pasti mengganggu banyak kepentingan. Kepentingan
guru mengejar target kurikulum, kepentingan teman-teman yang memang mau
belajar. Rujukannya jelas :
فليقل خيرا أو ليصمت
)diam atau berkata yang baik-kebermaknaan
di tiap tindakan)
Kembali lagi
ke “Zina”. Nah, terangan-terangan inilah yang kemudian makin meresahkan
masyarakat yang masih ingin membangun generasi selanjutnya kea rah yang lebih
baik. Merujuk pada sabda Rasulullah, zina itu bukan hanya berarti hubungan seks
antara laki-laki dan perempuan di luar nikah. Di luar itu yang semakin dianggap
sangat sepele, mencium, menyentuh, melihat dengan hasrat di luar nikah adalah juga zina.
Susah dong
kalo gitu. Emang susah. Tetapi susah kan bukan berarti menyerah. Semakin banyak
yang berzina bukan berarti zina jadi halal sebagaimana korupsi kan?,
Kalo dulu waktu bayi kita nyerah belajar berdiri dan berjalan, pasti sekarang kita tidak akan bisa berdiri, berjalan bahkan berlari. Tak peduli berapa kali kita jatuh, merasa sakit. Yang terpenting waktu itu kita selalu bangun dan bangkit sehingga kita dapat berjalan dan berlari hingga kini. Alhamdulillah.
Kalo dulu waktu bayi kita nyerah belajar berdiri dan berjalan, pasti sekarang kita tidak akan bisa berdiri, berjalan bahkan berlari. Tak peduli berapa kali kita jatuh, merasa sakit. Yang terpenting waktu itu kita selalu bangun dan bangkit sehingga kita dapat berjalan dan berlari hingga kini. Alhamdulillah.
Tidak
dapat dipungkiri tiap orang pasti selalu akan berbuat dosa sengaja atau tidak
sengaja sekecil apapun dosa tersebut lalu bertaubat. Ini adalah siklus yang manusiawi
tiap hamba Allah swt, sebagaimana pernah disabdakan : sebagaimana pernah
disabdakan :
كلّ
بني أدم خطّائون, وخير خطّائين التّوّابون
Tiap manusia
pasti akan berbuat salah, dan
sebaik-baiknya orang yang berbuat dosa
adalah orang yang bertaubat.
So, gimana
dong?,
“Lets Do the best, don’t ever give up!”.
Kalo kata “d’masiv – jangan menyerah” Allah pasti mudahkan jalan kita menuju kasih sayang-Nya yang hakiki dan abadi jika kita telah berusaha sungguh-sungguh memilih teman-teman yang baik dan menjauhi pasukan-pasukan iblis yang selalu mengajak maksiat.
“Lets Do the best, don’t ever give up!”.
Kalo kata “d’masiv – jangan menyerah” Allah pasti mudahkan jalan kita menuju kasih sayang-Nya yang hakiki dan abadi jika kita telah berusaha sungguh-sungguh memilih teman-teman yang baik dan menjauhi pasukan-pasukan iblis yang selalu mengajak maksiat.
ومن جاهدوا فينا لنهد ينّهم سبلنا
Yang
sungguh-sungguh pasti Allah berikan buanyak kemudahan.
Sekali lagi, bukan hanya satu
kemudahan akan tetapi buanyak kemudahan.
Subhanallah.
Wallahu A’lam Bisshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar