Surut air laut pagi hari ini
Hamparan karang-karang bolong dimasuki ikan, kepiting dan biota bahari
Hamparan karang-karang tajam tak nyaman dikaki
Dipisah oleh cekung jurang sempit gelap sepi ngeri
Air masuk dan keluar dari arus bawah laut tiada sepi
Bak kolam yang dikuras lalu terisi lagi
Ibu pencari rumput laut siang bolong bertahun tiada produksi agar-agar terinovasi
Otak-otak dingin keras alot seukuran permen sugus bangga disuguhi
Pemancing gadungan bermodal joran murah masker dan topi
Nekat membakar tengkuk tanpa buff dengan sinar matahari
Para bayi cumi-cumi menghampiri
Jika ada bayi,maka ada induknya yang harus ditangkap,otak segera cari solusi
Beralih ke pasir pantai Barat Daya
Bungkusan plastik bening terombang-ambing bercecer darah amis dan noda
Merusak canda tawa riang anak-anak yang bersuka cita
Ah,dasar manusia
Beralih ke gunung Aseupan di Tenggara
Hijau hamparan sawah mengelilinginya
Ombak pukul 17.00 menuju ujung senja
Pemancing akamsi tiada terlihat bersuka cita
Tiada ikan menyambar umpannya
Meski tlah melewati karang-karang tajam sekelilingnya
Pemancing gadungan tak peduli keras kepala
Ratusan kilometer yang terlewati harus diperjuangkan demi satu asa
Sensasi tiada yang menjualnya
Putih Cokelat butiran pasir pagi hari
Pasir putih itu ternyata ikan Kakaktua yang produksi
Atau kulit kerang yang keras yang saling beradu dihempas ombak lalu
Allahu Akbar nikmat mana lagi yang kita dustai?
(luthfimulyadi,ruanggurumin5,23/07/24,12.08)