Selasa, 23 Juli 2024

Putih Cokelat

Surut air laut pagi hari ini

Hamparan karang-karang bolong dimasuki ikan, kepiting dan biota bahari

Hamparan karang-karang tajam tak nyaman dikaki

Dipisah oleh cekung jurang sempit gelap sepi ngeri

Air  masuk dan keluar dari arus bawah laut tiada sepi

Bak kolam yang dikuras lalu terisi lagi

Ibu pencari rumput laut siang bolong bertahun tiada produksi agar-agar terinovasi

Otak-otak dingin keras alot seukuran permen sugus bangga disuguhi 

Pemancing gadungan bermodal joran murah masker dan topi 

Nekat membakar tengkuk tanpa buff dengan sinar matahari

Para bayi cumi-cumi menghampiri

Jika ada bayi,maka ada induknya yang harus ditangkap,otak segera cari solusi

Beralih ke pasir pantai Barat Daya

Bungkusan plastik bening  terombang-ambing bercecer darah amis dan noda

Merusak canda tawa riang anak-anak yang bersuka cita

Ah,dasar manusia

Beralih ke gunung Aseupan di Tenggara

Hijau hamparan sawah mengelilinginya

Ombak pukul 17.00 menuju ujung senja

Pemancing akamsi tiada terlihat bersuka cita

Tiada ikan menyambar umpannya

Meski tlah melewati karang-karang tajam sekelilingnya

Pemancing gadungan tak peduli keras kepala

Ratusan kilometer yang terlewati harus diperjuangkan demi satu asa

Sensasi tiada yang menjualnya

Putih Cokelat butiran pasir pagi hari

Pasir putih itu ternyata ikan Kakaktua yang produksi

Atau kulit kerang yang keras yang saling beradu dihempas ombak lalu 

Allahu Akbar nikmat mana lagi yang kita dustai?

(luthfimulyadi,ruanggurumin5,23/07/24,12.08)



Tidak ada komentar: