Anak
itu terus asyik dengan gadgetnya dibonceng motor. Tak peduli asap
kendaraan,lubang jalanan yang mungkin saja membahayakan dirinya,bahkan Ujicoba
UN yang akan ia hadapi beberapa menit lagi. Smartphone kapanpun dimanapun.
Maya,maya dan maya, bukan nyata.
Di
pundaknya tergantung tas yang kedua talinya nyaris putus. Di dalam tasnya ia
membawa 1buku tulis, 1 pensil,1pulpen . Ia juga melakukan hal yang sama saat
tasnya masih baru dulu meringankan beban pundak katanya. Ketika anak muda tidak
melatih dirinya untuk memikul beban,hahaha.
Bicara
beban, bisa jadi remaja seperti ini punya latar belakang keluarga ekonomi
lemah. Akan tetapi yang disayangkan ketika ia tidak dapat memprioritaskan
kelengkapan belajarnya dibanding gaya hidup berupa kesenangan bersmartphone
ria. Anak-anak seperti ini banyak kita temukan di sekolah-sekolah swasta yang
gratis,tis,tis.
Ketika
Smartphone menjadi Tuhan. Terlalu sulit melepaskan diri darinya. Selayaknya
Tuhan yang selalu kita butuhkan dan harapkan pertolongannya. Selayaknya Tuhan
yang seharusnya kita menggantungkan segala kepada-Nya. Betapa terlalu manis tuk
ditinggalkan atau menjadikannya yang kedua. Tuhan selayaknya selalu yang
pertama.
Di
dalamnya terdapat :
1.
Ratusan
lagu cengeng pembakar hasrat syahwat anak berkebutuhan dewasa
2.
Ratusan
foto selvie menjadi kebutuhan
3.
Puluhan
foto gebetan
4.
Belasan
bokep
5.
Belasan
games
6.
All
about desire
Ketika manusia yang miskin dan bodoh
MENUHANKAN Smartphone, ketika itupula pantaslah ia di ancam dan benar-benar
dibakar di neraka-Nya jika belum juga bertaubat sebelum kematian.Na’udzubillahimin
dzalik.
Semoga
kita semua diberikan Husnul Khatimah.Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar