“To the east”
Komentarnya singkat, melihat pesawat terbang di angkasa. Satu
persatu dilihatnya pesawat yang terbang tepat di atas kepala. Cukup membuat ia
nostalgia saat berada jauh di atas awan sana.
Tak muluk inginnya terbang keluar negeri. Cukup baginya mengunjungi
objek-objek indah nan cantik dalam negerinya sendiri. Allah swt dengan segala
rahasia-Nya Maha Tahu kenapa belum ada Mekkah dan Madinah dalam pikirannya.
Suatu dosakah belum atau bahkan tidak berkeinginan mengunjunginya. Dosakah?,
Syukurkah?
Impian terdekatnya ialah menjejakkan kaki di 3805mdpl. Syukurnya ia
dapat memilih Rinjani atau Kerinci. Menjejaki 3805 baginya telah melampaui ketinggian dan keindahan lain di
bawahnya.
Sadar dengan usia dan kondisi ekonominya sebagai ayah beranak dua
dan hanya bekerja sebagai guru di bawah UMR. Tidak sedikit para hobiis yang
rela korbankan waktu, uang dan tenaga meninggalkan keluarga lebih dari
seminggu. Tidak dengannya di usianya yang masih muda. Alhamdulillah.
Sekarang matanya tak sesering dulu menatap langit pandangi pesawat
yang tiap 15menit menuju barat atau timur. Alhamdulillah, kali ini 3371mdpl
cukup mengobati kerinduannya saat selalu berharap cuaca beberapa hari ke depan
akan cerah. Kegelisahan, harap cemas tentang semua persiapan dan keadaan telah
usai. Baginya mati lampu saat pembelian tiket ke Minangkabau setelah menunggu
satu jam adalah takdir Allah swt.
Ia yakin Allah swt menyiapkan waktu dan segala yang paling indah
untuknya suatu saat nanti bagaimanapun caranya di 3805mdpl atau di tempat lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar