Harlem Shake & Me
Dua minggu ini adalah minggunya Harlem Shake.
Tarian yang semakin berkembang di Youtube itu kian menjamur sampai ke
kelas-kelas Madrasah sekalipun. Dirasa ketinggalan zaman jika tidak ikut
membuat dan juga menguploadnya di Youtube.
Awalnya
Harlem adalah salah satu nama jalan di
Amerika. Sekitar tahun 1981 seorang pemuda mabuk menutupi kepalanya dengan helm
atau kotak kemudian menari-nari.
Pastinya edisi awal dari pemuda mabuk yang menari itu tidak sempat didokumentasikan, sehingga kita tidak tahu persis bagaimana
karakter tariannya seperti apa. Apakah melulu identik dengan orang yang sedang
berhubungan sex atau hanya gerakan sembarang sebagaimana layaknya orang mabuk.
Bicara tentang orang yang sedang mabuk ia bebas melakukan apa saja. Terlebih di
Amerika Negara yang dikenal Liberal (bebas).
Di suatu artikel ditambahkan, bahwa Harlem
Shake ini terinspirasi oleh tarian orang-orang suku primitif Ethiopia ataupun
Afrika , sehingga tidak afdhol jika tidak dilakukan seliar mungkin dan bertelanjang
seperti layaknya orang-orang primitif.
Yang
berkembang kemudian
Semakin banyak Harlem Shake(selanjutnya
ditulis HS) yang dibuat dan di Upload di Youtube membuat kita gerah. Terlebih
pemerannya adalah cewek-cewek cantik
berbusana minim bahkan telanjang. (Hadeeeh, tambah pusing aje dah ni kepale).
Pada akhirnya kita memang hanya bisa berdoa semoga masa ini cepat berlalu tanpa
ada dampak negatif yang terlalu banyak. Masa ini juga pernah kita alami ketika
sedang marak-maraknya Gangnam Style. Bedanya tidak begitu banyak yang
menguploadnya di Youtube karena gerakannya dibatasi. Adapun HS gerakannya tidak
dibatasi hanya seperti orang yang naik kuda dan memutar-mutar tali laso.
Sebelum Kita
menyerah
Sebelum kita benar-benar menyerah mensikapi
fenomena ini dan hanya bisa berdoa sebagai tanda lemahnya iman, kenapa tidak
momen ini kita gunakan sebagai pembelajaran bagi semua pihak. Bagaimana jika
kita adakan diskusi-diskusi Budaya
Indonesia Versus Budaya Barat. Santun VS Liar. Budaya Indonesia yang pastinya
lebih kaya indah dan luhur kelebihannya dibanding HS yang banyak menggambarkan
gerakan kucing kawin. Sebut saja Jaipong, Kecak, Reog Ponorogo, bahkan gerakan
joget dangdut (angkat dua jempol). Antar budaya pastinya ingin saling
mempengaruhi dan diakui eksistensinya. So, kalo gak ma uterus jadi bebek yang Cuma bisa ikut-ikutan or looser mari
mulai Upload video Jaipong, Kecak, Reog Ponorogo sebanyak banyaknya dalam
rangka mengimbangi HS yang sedang meraja
lela. Atau boleh saja tetap dengan musik “HS –Colo Terrorica” tetapi
gerakan-gerakannya adalah gerakan indah budaya kita yang tidak melulu pada
pornografi. Jaipong, Kecak, Reog Ponorogo, bahkan gerakan joget dangdut (angkat
dua jempol) dengan music HS?, Siapa Takut!. Lets Action!,Make It, Upload It!(Colo
Terrorica!)
Sikap Kita
Sebagai muslim Allah swt telah menetapkan batasan-batasan bertindak-tanduk
bagi kita makhluk-Nya. Termasuk di dalamnya berekspresi. Dengan seni hidup kita indah. Dengan agama
kita terarah. Sehingga tanggung jawab kita juga adalah mensikapi seni-seni yang tidak sejalan dengan ajaran
Islam yang luhur. Secara Psikologis adalah kebutuhan tiap manusia untuk
mengekspresikan perasaannya agar dilihat oleh yang lain. Hal itu dapat
membuatnya lebih berharga atau merasa dihargai sebagai manusia makhluk sosial.
Dalam kata lain siapapun ingin menjadi aktor atau aktris walau hanya 5menit.
Usaha datang ke studio rekaman suatu program televise adalah salah satu usaha
menjadi aktris atau aktor. Tetapi sekali
lagi, adalah tanggung jawab kita bersikap dengan sebaik-baiknya di kehidupan
dunia ini karena dampaknya akan sangat luas bagi generasi mendatang terlebih di
akhirat. Bissa,bissa dan pasti bissa. Jika tidak mau diatur oleh norma luhur
Indonesia pilihannya untuk lebih bebas adalah pindah ke Negara-negara yang
mengusung kebebasan sebebas-bebasnya. Wallahu A’lam Bishshowab.
(Luthfi mulyadi, 27 Maret 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar