Harus Bisa Jatuh Cinta Secara Pintar
Kendati sulit karena masa aktif seksualnya cukup
panjang sekitar 16 tahun, seorang gadis tetap bisa mempertahankan
virginitasnya. Bagaimana caranya?, Berikut wawancara dengan Zoya Jusung M.Psi,
spesialis Psikologi Klinis dari Universitas Indonesia yang juga Ketua Kajian
Perilaku Seksual (KP2S)
Secara
psikologis, apa alasan perempuan melepaskan keperawanannya?
Karena cinta.
Walaupun terdengar klise, masih banyak perempuan mau melakukan hubungan seksual
demi cinta. Sementara pria mengatakan demi cinta mendapatkan seks.
Saat jatuh cinta, ada hormon PEA
yang memicu adrenalin untuk membentuk endorphin, sehingga seseorang mampu
melakukan banyak hal yang tidak pernah diduga sebelumnya. Karena itu kita harus
bisa jatuh cinta secara pintar, tidak cinta buta. Kita harus menjaga
kecerdasan emosi. Kalau Aware, kita jadi bisa lebih hati-hati saat jatuh cinta.
Seberapa
sulit mempertahankan keperawanan saat ini?
Situasinya
seperti ini : Perempuan rata-rata menstruasi – artinya sudah bisa hamil – pada
usia sembilan tahun dan [rata-rata] menikah umur 25 tahun. Ada rentang waktu 16 tahun. Sementara
laki-laki, pertama kali mimpi basah – artinya sudah bisa menghamili – pada umur
12 tahun, dan rata-rata menikah umur 30 tahun, atau ada rentang waktu 18 tahun.
Usia aktif
mereka 16-18 tahun. Mereka tahu, mereka nggak mau melakukan hubungan seks
sebelum nikah. Mereka nggak mau bikin dosa. Mereka mau be a normative person.
Tapi tidak semudah itu. Masa SMP adalah masa rawan : Kematangan biologis mereka
belum seimbang dengan kematangan mental, baik soal tanggung jawab maupun
resiko. Setelah pacaran dengan orang yang disukai, ciuman, susah untuk menahan keinginan melakukan hubungan seks.
Mengapa
sulit mempertahankan keperawanan pada rentang waktu itu?
Setiap dua jam, laki-laki
memproduksi sperma. Artinya tiap dua jam dia mudah terangsang. Karena
reproduksi spermanya, laki-laki mudah terangsang secara visual kepada orang
yang dia suka. Sperma bersifat aktif, itulah sebabnya laki-laki bersifat
agresif dibanding perempuan.
Tapi perempuan juga harus tahu bahwa
ovulasi (terlepasnya sel telur dari indung telur yang biasanya terjadi pada
hari ketiga hingga hari ke-17 sesudah haid,red), dia lebih terangsang. Bedanya,
perempuan punya kemampuan berfantasi seksual lebih banyak. Perempuan bisa
membayangkan seseorang yang akan dinikahinya, bagaimana kehidupan rumah tangga
mereka nanti dan sebagainya. Ini yang dinamakan platonic love. Tapi karena
ovarium menunggu dibuahi, maka perempuan lebih pasif.
Kondisi sosiobiologis itulah yang
menjadi alasan perempuan menunggu,
sementara laki-laki mengejar. Perempuan sudah bisa terpuaskan secara emosi
lewat fantasi seksual, sementara laki-laki
harus lewat fisik. Inilah yang harus diberitahu kepada perempuan untuk
mempertahankan virginitasnya.
Tapi, perempuan punya kemampuan
mempertahankan virginitasnya kan?
Relatif lebih
bisa, tapi bukan berarti mudah. Susah lho 16
tahun mempertahankan virginitas. Orang dulu lebih gampang. Stasiun TV Cuma
satu. Sekarang ini generasi MTV. Ada
begitu banyak TV, radio, majalah, dan sebagainya yang mereka konsumsi.
sementara orang tuanya risih ngomongin seks. Akhirnya mereka mencari jawaban
lewat VCD porno. Begitu lama menahan dan nggak tau gimana cara ngomongin, sakit
kepala kan?
Banyak orang
berkata, daripada bingung mikirin seks, alihkan saja ke hal lain. tapi tetap
saja meski dialihkan ke buku atau olahraga, its still there. Karena itu
biologis.
Apa Solusinya ?
Pengelolaan kognitif harus seimbang
dengan dorongan biologis dan pengalaman mental. Banyak anak SMP yang pertama
kali menstruasi atau mimpi basah, orang tuanya bilang “hati-hati lo udah bisa
bikin dosa!”. Pikir anaknya, kenapa dosa?, What did I do?, Emang salah kalau
haid atau mimpi basah?
Seharusnya,
orang tua menjelaskan hati-hati ya Nak, tiap dua jam kamu kaya begini
(menghasilkan sperma, red). Penjelasan seperti itu akan membuat anak paham atas
apa yang terjadi pada tubuhnya.
Kepada anak
perempuan bagaimana menekankan pentingnya mempertahankan keperawanannya?
Kita harus bisa memberi
alasan-alasan yang lebih logis. Saat memberi pendidikan seks, secara kognitif
kita mesti beri alasan kenapa perempuan mempertahankan virginitas. Virginitas
adalah pilihan saya : saya tetap perawan karena saya mencintai diri sendiri.
karena dia akan dihargai orang sebagaimana kita menghargai diri sendiri.mg06
(Republika,
Ahad 02 September 2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar