Selasa, 26 September 2017

kursi wc lantai1

"Pak,jangan pak,dia jahat pak,dia jahat!"

Sasha memperingatkan Pak reza untuk tidak memindahkan kursi itu. Kursi tanpa sandaran itu duduk manis di pojokan wc lantai1. Entah sudah berapa lama ia di sana. 

Pak Reza berjalan gontai keluar dari wc. Tangannya sempat bergetar saat mencoba memegang kursi itu. Kursi itu berat saat diangkat, seperti ada orang yang duduk di atasnya. Badan pak Reza agak panas mungkin karena letih. 

Pak Reza sering memaksakan untuk main futsal bersama siswanya lebih dari 3jam. Hal ini membuat pak Reza tidak fit di hari-hari berikutnya.

Zeze menarik lengan pak Reza untuk kemudian kembali mendiskusikan masalah ini.

"kenapa sih tadi kamu larang saya untuk pindahin kursi itu sha?".tanya Pak Reza pada Sasha.

"kenapa juga kamu narik saya keluar dari wc ze!", sekarang bertanya pada Zeze.

Pak Reza menghela nafas panjang. Mata panda menghiasi kantung matanya yang lelah. Lelah sekali. Kurang istirahat dan banyak pikiran adalah jawaban yang tepat.

Pak Reza masih menunggu jawaban Sasha dan Zeze. Agak ragu mereka menjelaskan apa yang mereka lihat di wc.

"Sha,Ze,jelaskan apa yang sebenarnya kamu lihat!",Pak Reza penasaran meminta.

"Pak,jin di wc itu terlihat jahat dan dapat membahayakan bapak. Terlebih kondisi bapak sekarang sedang tidak fit. Ia mudah saja merasuk ke dalam tubuh bapak." jelas Shasha

"oh,gitu ya.tks ya sudah memperingatkan saya. Jika tidak mungkin akan sangat memalukan jika saya kerasukan jin itu. Secara saya kan guru kamu yg harusnya lebih kuat"

"Tadi itu, pas bapak mau angkat kursinya, ia sudah berdiri dan menyeringai ke arah kita semua. ia terlihat sangat marah. Itu singgasananya pak." zeze memperjelas.

"Masyaallah, kalian siswi yang diberikan kelebihan untuk bisa melihat yang ghaib ternyata.sekali lagi terimakasih ya!"

"sama-sama pak!"

Mereka duduk di selasar samping lab komputer. Terus berpikir untuk terus memecahkan masalah ini. Wc lantai 1 cukup membuat para siswi ketakutan. 

Beberapa siswi bahkan enggan mengganti pembalut karena takut. Beberapa mehanan pipis, padahal ini sangat berbahaya bagi kesehatan mereka. 

Ini harus segera dicarikan solusinya. Kita harus mencari orang yang positif yang rajin ibadah dan berdzikir sesegera mungkin untuk memindahkan kursi itu. 

Menurut Sasha dan Zeze memindahkan kursi itu berarti membuat perhitungan dengan jin itu. Mereka tidak mau melibatkan orang lain yang riskan terasuki jika tidak kuat.

Pak Reza,Sasha dan Zeze masih terus berpikir. Sesegera mungkin kursi itu harus pindah.

"Kak Aziz",terucap sebuah nama dari mulut Shasa

"Cieeeeeee!",kontan Zeze menanggapi. Agaknya nama itu punya cerita.

"Apaan sih zeee!, gak pak, gak ada apa-apa kok sama kak Aziz", Sasha tersipu malu.

"Bagus, kayanya tepat kalo kita minta tolong sama kak Aziz. Ia adalah siswa teladan yang rajin ibadah. Puasa Senin Kamis saja masih sering dia laksanakan ketika kita semua lupa dan malas untuk melaksanakannya. Selain itu, ia juga siswa yang positif bgt dan fisiknya sehat. Tks ya" timpal pak Reza.

Alhamdulillah, berkat bantuan kak Aziz kursi itu telah berpindah tempat. Kak Aziz merahasiakan dimana kursi itu ia letakkan. Setelah kursi, tinggal kebersihan wc lah yang harus dijaga. 

Terakhir masih terdengar tangisan dari dalam wc itu, mungkin karena sedih singgasananya dipindahkan. Terakhir masih ada juga yang cerita siswi yang sulit membuka pintu wc karena ditahan olehnya. Ya, ia masih ada. Tinggal kitalah yang harus berani menghadapinya.




Tidak ada komentar: