Sabtu, 16 Maret 2013

Puncak Gunung Salak2


Aku dan Macan Pohon Gunung Salak II (Desember 2009)


Bismillahirrahmanirrahim.Pancoran 24 Januari 2013.Waktu menunjukkan pukul 01.00. Esok kuharus bangun pagi tuk berangkat mengajar. Teringat ungkapan Asma Nadia sang penulis terkenal yang telah menelurkan ratusan karya tulis. Bahwa tuk menghasilkan karya tulis tidak jarang kita harus berkorban waktu. Jadi tak heran memang harus sedikit bergadang tuk tuliskan cerita ini.Makanya cerita ini harus dibaca banyak orang.Hehehe.Mau tau cerita apa?, Cek it out!

Survey
Jauh sebelum Sukhoi produksi Rusia itu menghantam tebing puncak Salak1 dan hancur berkeping-keping pada 2012 dan menjadi cerita sangat tragis tahun itu. 4tahun lalu tepatnya Desember 2009. Ku ajak istri dan Izzaku tersayang tuk survey lokasi pendakian puncak Gunung Salak2 yang terkenal angker. Pantas saja Izza yang saat itu masih berusia 2tahun enggan turun dari gendonganku. Wajahnya sedikit pucat saat memandang kearah rimbun pohon dan pohon-pohon tinggi di kaki gunung Salak2. Tampaknya ia ketakutan. Seakan ada yang menyapanya dari arah sana. Tak lama bermain di Curug Nangka Ciapus kitapun bersiap untuk pulang. Aku tidak tega melihat anakku ketakutan lebih lama. Syukurlah kemudian datang kawanan monyet yang mengalihkan ketakutannya.

Finding Guide

Otakku pun berpikir keras bagaimana aku harus menemukan guide yang siap antarkanku ke puncak gunung Salak2. Berkejaran dengan waktu matakupun lebih awas mencari sosok pribumi yang menurut asumsiku banyak tahu kawasan ini. Segera kutemukan penjual accessories cincin dan gelang dengan kaos adventure dan sandal gunungnya di pinggiran musholla kecil. Segera kuhampiri ia sementara istri dan anakku beristirahat di warung nasi. 

Tak lebih dari sepuluh menit kugali informasi darinya.Alhamdulillah cukup banyak yang kudapat darinya. Tentang camping ground, tentang banyak korban yang hilang dan tidak pernah ditemukan, tentang beratnya medan  menuju puncak Salak2, tentang jalur pendakian yang sebenarnya telah ditutup.

 Subhanallah. Semakin tertantang diriku tuk segera wujudkan salah satu  impianku.Tak lupa ku minta nomor HPnya. Alhamdulillah. Sore itu aku pulang dengan senyum yang lebar di wajahku. Survey yang cukup efektif.

Setibanya di stasiun kereta Bogor “Astaghfirullahal’azhim, say, kayanya jas hujan ketinggalan ya?”, “Ye…, mana Lely tahu, orang abang yang pegang dari tadi, kan Lely gendong Izza”.

 Kemudian pikiranku yang lain mengatakan, jika jas hujan itu tertinggal, artinya memang Allah SWT meridhoi rencana pendakianmu, bilang saja akan ambil kembali jas hujan yang tertinggal saat berangkat pendakian nanti. Demikian jas hujan yang tertinggal kuatkan tuk wujudkan pendakian yang menantang ini.

Dua minggu berselang. Setelah terus menerus promosi mendapatkan pasukan, terpilihlah Jihad, Ory dan Heru. Dua diantaranya adalah siswaku dan satu saudaraku (anak pamanku lebih tepatnya). Gak jauh-jauh kayanya curriculum vitae para peserta, hehehe. 

Tapi luar biasa nekatnya jika kupikirkan lagi, saat itu bagi Heru dan Ory ini adalah pendakian perdananya. Bahkan cukup rumit mendapatkan izin untuk Heru si anak kesayangan emak, anak laki satu-satunya dikeluarga.

OTW
Kereta ekonomi non ac antarkan kita tiba di Stasiun Bogor. Di sebelah barat daya terlihat gunung Salak yang dipayungi awan. Subhanallah cantiknya.

”Kita akan kesana Pak?”

tanya Heru.

”Yoi”jawabku mantap. 

Setelah pandangi cantiknya kitapun mengambil gambar. “Ayo cepet foto-foto, tar keburu ketutup awan semua, ambil juga tulisan stasiun Bogor sebagai identitas.

Rp60 ribu antar kami ke cunang di malam hari. Jalan menuju kesana dimulai dengan memipir Kebun Raya Bogor ke arah utara lalu berbelok kearah barat di persimpangan Ramayana.

 “Subhanallah macetnyaaaa”,

 Bogor memang dikenal dengan daerah sejuta angkot. Luar biasa banyaknya angkot di kota ini. Masuki Ciapus lewati makam kramat Waliyullah seorang Habib yang aku lupa namanya. Lalui pemandian air panas terus menuju barat daya. Di pertigaan kitapun berbelok kea rah utara. Puncak Salak II terlihat malam itu dari dalam angkot.

Rayuanku
SUBHANALLAH WALHAMDULILLAH WALAA ILAHA ILLALLAH WALLAHU AKBAR, YOU ARE SO BEAUTIFUL TONIGHT.YES YOU ARE.
dalam satu bait lagu biasa kita nyanyikan

“KAU CANTIK MALAM INI, DAN AKU 
SUKA”HHMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM, SO SWEEEEEEEEEEEEET

 rayuanku padanya sambil keluarkan badanku dari dalam angkot dan mencium harum wangi tubuhnya. SUBHANALLAH. Teman-temanku yang lainpun cukup berdecak kagum dari dalam angkot sambil geleng-geleng kepala.

”WELCOME TO MY PARADISE!, ALLAHU AKBAR!,

teriakkku. Aku tanpa malu berekspresi dan berteriak di hadapan mereka. Agaknya mereka pun telah mengenalku sebagai guru yang paling cuek.

Setelah lewati gerbang dan membayar retribusi masuk dan kemping kitapun segera menuju musholla. Indahnya Salat Isya dan berdzikir di musholla Cunang ini. 

Akupun segera bergegas mencari guideku. Dirumahnya dengan langkah yang terlihat malas ia temui aku.Positif thingking mungkin ia sedang letih, tapi ia harus antarku ke puncak SalakII. 

“Kumaha kang, kita berangkat malam ini”,

 ia terlihat masih lesu. Pikiranku semakin bertanya-tanya, ada apa  dengannya. 

“Oh iya, saya mau ambil jas hujan yang ketinggalan waktu itu kang, ada kan?”

 kualihkan agar kita punya topic pembicaraan yang lain. Ia pun segera mengambil dan menyerahkannya kepadaku.

”Kang, saya titip tenda ya, kayanya berat banget kalo dibawa, kita gak lama kok di atas”, tambahku.  

Waiting 4……

“Bang, sebenarnya sekarang saya gak bisa antar”

iapun angkat bicara .
“Masyaallah, kan akang udah janji mau antar saya?”
 “kayaknya malam ini gak baik”,

 ia pun memberi alasannya.

 “Bismillah kang, insyaallah gak akan terjadi apa-apa” bujukku dengan yakin.

“Ya sudah, tungu sebentar, saya mau menghadap juru kunci dulu ya, semua tergantung padanya, kalo dia bilang aman saya berangkat, kalau tidak saya tidak berani”

“Ok”sambutku kecewa.

   Terbayang di kepalaku, malam Jum’at tanpa guide aku dan para pemula akan menembus rimbunnya hutan gunung SalakII yang angker.

“Bismillahirrahmanirrahim”

 kutarik nafas dan hembuskannya beberapa kali berharap-harap cemas. Menunggu guide menghadap Sang Juru Kunci Gunung SalakII.

“FUUUUUUUUUUUH”

Aku harus siap apapun keputusannya. Jika tidak didampingipun tidak apa-apa. Kita tetap berangkat jika yang lain siap. Masyaallah nekatnya diriku jika diingat ingat dulu

Setengah jam kemudian, ia pun menghampiri kita.

”Gak bisa bang, malam ini gak baik”
lapornya.

”OK, terimakasih ya kang” sambutku. 

“Jadi, tetap berangkat nih?”,
 tanyanya kembali.”Nanti kita diskusikan dulu”

, “OK, saya pulang ya,kalo ada apa-apa kerumah aja”,

”OK, makasih kang”

            “OK teman-teman,  Sang dukun tak izinkan kita tuk berangkat, tapi saya siap berangkat malam ini karena ada Allah Maha Pelindung, gimana dengan kalian”,

 harap-harap cemas juga aku menunggu jawaban mereka para pemula.

”SIAAAAAAP ALLAHU AKBAR”,

 Subhanallah Alhamdulillah tak kusangka mereka kompak menjawabnya dengan lantang.

”OK, packing ulang, tepat jam 12 pagi kita berangkat!”

Kupikir-pikir kayanya mustahil juga hargai jasa guide dengan Rp50rbhehehe, jujur uangku tinggal segini. Bokeeeeeeeeek

“Bismillahirrahmanirrahim, Alfatihah dengan khusyu’ yakini Allah Maha Pelindung, kita berangkat pagi ini
اللهم يا دافع البلاء يا الله
ويا دافع البلاء يا رحمن
ويادافع البلاء يارحيم
ادفع عنا البلاء والغلاء والوباء
بجهدك دعواهم فيها سبحان وبك رب العزة عما يصفون
وسلام على المرسلين زالحمد لله رب العالمين
Demikian doa yang selalu kubaca saat mendaki gunung dan dalam perjalanan lainnya.


Beginning
00.10.Tapaki bukit pertama di tenggara musholla.Ini adalah punggungan  pertama terendah yang harus kita lewati menuju punggungan yang lebih tinggi menuju puncak Salak2.

00.20.Terobos gelap malam rimbun alang duri. Allah swt pasti lindungi kami dari ular dan bahaya lainnya yang mengancam. Baru saja 20menit kami berjalan, sudah bingung kami arah mana yang harus dipilih.

Betapa tinggi-tingginya alang-alang rumput yang tumbuh di sini. Selain juga banyak sarang laba-laba yang menghiasi track ini. Jelas ini adalah bukti bahwa jalur ini memang sudah di tutup. 

Jika memang puncak Salak 2 masih didaki bisa jadi tidak begitu sulit aku dkk menemukan jalur yang tertutup tingginya alang-alang.Subhanallah baru saja  di pungungan pertama, sudah begini tracknya. Bismillahirrahmanirrahim, Ya Allah mudahkan-mudahkan

01.30. Rapiah kuning kita ikatkan sebagai tanda jalan yang sudah kita tempuh dalam rangka memudahkan saat kembali turun. Tebasan pisau terus berlanjut tiap menit. Kamipun menemukan pohon duri unik di samping alang-lang dan pohon yang mirip pohon salak sebagai penanda. 

Agaknya sejauh ini tidak begitu banyak kami jumpai saat naik. Sebelumnya ingin ku lewati saja pohon itu tanpa ikatan tali rapiah kuning sebagai penanda jalan.

Keterburuan membuat aku mengabaikan pohon yang sebenarnya memang unik. Kuanggap banyak pohon seperti itu akan kita jumpai di atas.Pohon itu tidak mempunyai banyak cabang dan hanya duri sepanjang 4cm tiap jengkal tubuhnya. 

Karena uniknya Ory memaksaku untuk membuat tanda.. Alhamdulillah di akhir cerita, setelah berjam-jam tersesat dan hampir putus asa, dengan izin Allah swt pohon itulah yang kami temui.

            Alhamdulillah, akhirnya kita temukan juga serakan sampah di dalam track. Ini berarti jalur pernah dilalui oleh orang lain. Track imi benar insyaallah. Setelah temukan serakan sampah dan bekas  api unggun kamipun kembali optimis.sekarang kami menuju punggungan kedua.

Menuju punggungan kedua kita disuguhkan ruang terbuka. Subhanallah kitapun me nikmati indahnya bulan bintang-bintang  dan kelap-kelip lampu di kota Bogor. Nostalgia track malam memipir bukit menuju Ranu Kumbolo Semeru. Samar-samar terlihat puncak Salak2 yang masih sangat jauh.

More Jungle
02.00. Kitapun kembali masuk ke dalam hutan punggungan kedua. Entah ada berapa punggungan lagi yang seperti ini. Suara aliran air terjun terdengar dari sebelah barat.Pasti air terjun itu mengarah ke Curug Nangka. 

Entah apa yang membuat kami mengikuti suara air terjun dari arah barat daya. Kami kembali mendapati kebuntuan. Di pagi buta yang dingin itu nyaris kami salah langkah menuju jurang barat daya menuju jurang yang membatasi punggungan gunung Salak2 yang lainnya.

 Astaghfirullahal’azhiim. Semakin pekat, semakin lebat pohon-pohon merambat yang coba kami tembus dengan pisau seadanya. Aura negative terasa begitu saja. Menurutku kita memang salah jalan. Tekanan udara yang aneh terasa di telinga dan leherku.

”Kita salah jalan, balik,balik”komando dariku.”Yaaaaaaaaaaah”komentar mereka kecewa. Wajarlah para pemula yang sedang capek dan khawatir dengan kondisi seperti ini.

“Ok, kembali ke track semula kita istirahat dan diskusi di sana”, langkah gontai menghiasi turunnya kami dari area aneh itu. 

“Subhanallah mantaaaap” demikian komentar kami setelah mengalami sesuatu yang belum bisa diatasi atau ketika saatnya rebahkan tubuh-tubuh yang lelah ini.

 Telur orak-arik dan nasi timbel Jihad menjadi menu makan sahur kita,hehehe… Mentang-mentang makannya jam 3pagi kita bilang ini sahur. Saat itu  senyum dan tawapun kembali menghiasi. 

Beberapa foto yang cukup keren pun kita ambil di sini plus komentar lucu Heru sang anak emak yang tak bosan-bosan kutonton di komputerku saat aku kangen kembali naik gunung. Sayang kualitas gambarnya videonya masih sangat jauh dari lumayan. 

Saat itu tantangan buat Ory yang sedang belajar Multimedia. Sayangnya ia tidak dapat pinjaman handycam.At least salut buat usahanya membuatkan film foto-fotonya.

Suara azanpun terdengar sayup-sayup dari kejauhan sana. Sambil mengantuk kami tayammum lalu salat subuh dan rebah kembali di atas tanah dan serakan daun-daun basah.,hehehe. Mereka semua tertidur lelap kecuali aku yang sulit untuk pejamankan mata khawatir terjadi sesuatu saat kami semuanya tidur tanda tenda.

 Taman Nasional Gunung Halimun Salak2 ini adalah habitat macan pohon yang dilindungi oleh Negara. Dari sekian area perburuan survey macan pohon yang dilakukan badan-badan survey bahkan National Geographic macan pohon paling banyak ditemukan ya disini. Tempatku dan kawan-kawan tertidur lelap.

 Meski tak sebesar Harimau Sumatra yang suka membantai para petani kelapa sawit di Jambi, macan pohon masih sangat menakutkan buatku dkk.

”Ya, Allah lindungi kami!” Akhirnya tak kuasa kutahan beratnya kelopak mata ini. Akupun tertidur. Siapa yang menjaga?, jangan khawatir, pasti Allah swt yang Maha Melindungi Hambanya, Maha Memberikan rasa aman sehingga aku mampu pejamkan mata. Alhamdulillah

“Astaghfirullahal’azhim, aku tertidur”.

 Butiran embun dari atas pohon dan  dinginnya angin gunung bangunkanku dari tidur. Segera kulihat keadaan teman-teman.Alhamdulillah mereka baik-baik saja .Jam 07.00. sudah cukup terang disini. Alhamdulillahilladzi Ahyanaa ba’da Maa Amaatanaa Wa Ilaihin Nusyuur”

Segera aku menyisir track kea rah tenggara. Menurun dan menanjak lagi. Alhamdulillah kita temukan trek kembali menurun menuju  lahan basah. Aku kembali dan bangunkan  teman-teman. 

“Ory, Heru, Jihad, yuk bangun kita berangkat lagi”, merekapun segera bangun. Anak-anak yang baik.Good Team. Setelah semua siap kitapun  meneruskan perjalanan.

“Ok, Bismillahirrahmanirrahim kita jalan lagi, Alfatihah”. Sekarang kita berada di tengah-tengah lembah yang diapit punggungan kedua puncak salak.

 Seperti halnya di Kali Mati Semeru, atau Pangasinan gunung Ciremai. Kita turun terlebih dahulu lalu naik tanpa hentinya hingga sampai puncak gunung.

 Lahan basah ini kondisinya sangat mirip seperti daerah yang menghubungkan Kawah Ratu menuju Cidahu dari arah Pasir Reungit. Lengkap dengan aliran parit-parit kecil alami dan tumbuhan seperti talas yang rapat-rapat, sehingga kami harus menebasnya. 

Kupikir tumbuhan itu dapat untuk dijadikan bahan makanan untuk survival jika kita kehabisan persediaan makanan. Setengah jam kami mencari tembusan track resmi akhirnya kamipun menemukannya. Alhamdulillah.

30meter di atas lahan basah ini, vegetasi masih didominasi alang-alang diselingi pohon pohon mirip pohon talas. Duh sayang, kita tak sempat mendokumentasikannya.

Jam 08.30.matahari sudah mulai tinggi. Pikirku  ketinggian kita sekarang sekitar  1500mdpl. Masih sekitar 600 meter lagi keatas. Dari sini kita sudah dapat menyaksikan gunung Pancar di daerah bukit Sentul tempat Shahrukkhan  konser. 

Subhanallah, Indahnya. “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar”akupun mulai memimpin berteriak agar pasukan terus semangat. Anehnya track disini dan seterusnya cukup jelas. Paling agak kabur karena tertutup lumut sebagi ciri khas gunung Salak2.

Belum Juga Sampai

            Jam 11.00. belum juga kita sampai di puncak. Masyaallah. Ternyata, serius juga neh gunung, hehehe. Menuju arah Tenggara lalu Barat Daya. Terus coba tuk  positif  thingking. 

   Track ini sangat menguras tenaga. “Subhanallah”, Barisan pohon pisang yang unik mirip sekali semu besar dan lumut banyak sekali kita dapati, mirip sekali dekorasi di film-film yang bertemakan hutan, seperti Tarzan dll. Ini tidak ditemui di track gunung apapun yang pernah kulalui.

 ”Break!”,kitapun istirahat. Minum secukupnya dan makan roti. “Sudah lebih dari 3 jam kita berjalan, kok belum sampe-sampe juga ya?”,

”Astaghfirullahal’azhiim, masih pada kuatkan?”, 

“Insyaallah pak”sambil tersengal-sengal mengatur nafas, mereka menjawab.

”Masih jauh pak?”,

”Dikit lagi”, 

jawabku optimis, mereka lupa bahwa akupun belum pernah sampai ke puncak Salak2. 

“Paling lama 1jam lagi kita sampai.hehehehe”. 

“sampai mana pak?”, “sampai capek,hehehe” balasku.
Di ketinggian sekitar 1800mdpl kuputuskan untuk menyimpan cariel dan beberapa item di pinggir track, agar lebih cepat dan ringan menuju puncak.

”Dah, taro situ yang gak perlu2 baget, bawa makan dan minum aja, jangan lupa tutupin pake daun”, sebenarnya tidak usah ditutup juga gak apa-apa sih, toh Cuma kita berempat yang ada di gunung ini. Kita siap summit attack. Pikirku sekitar 300 meter lagi kita sampai.

Gerbang Puncak Salak2
Jam 11.50. Dua puluh meter lagi kita tiba di puncak. Ini di tandai oleh dataran panjang di hadapan kita. Taka ada lagi daerah tinggi atau yang lebih  tinggi dari dataran yang kami injak sekarang.

 Uniknya kami disuguhi oleh pohon berlumut hijau tebal yang mengular kea rah puncak mirip pohon yang ada di taman wisata Karang Bolong Banten. Subhanallah. Kanan kiri kami adalah jurang tanpa batas seperti mirip sekali track ke puncak gunung Salak1 via Cidahu. 

Jurang itu berwarna putih tertutup awan dan kabut.  Tuk kesekian kalinya Subhanallah Indahnya. Di sini semua pasrah kepada Allah swt tentang keselamatan kita. Betapa dengan beban berat yang masih tersisa di pundak, kami harus menyeimbangkan badan lompati dan menggenggam dahan kecil dengan kuat, meyakini bahwa dahan kecil itu kuat menahan bobot badan dan cariernya. Jika tidak tamatlah sudah. 

Mengerikan sekali jika kupikirkan lagi. Entah keberanian atau suatu kenekatan. Kita pun lemparkan pandangan  kea rah selatan, terlihat gagahnya puncak Salak1 dan beberapa longsoran tebing menuju kesana. Termasuk lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi yang menghantam tebing Gunung Salak1 dapat dilihat dari sini.

More Negative Power
Lagi. Di sini. Aku merasakan aura yang berbeda. Tekanan udara makin terasa di telinga. Mudah-mudahan kita disambut dengan baik oleh penghuninya.posistif,positif, positif. Untuk menjaga itu sengaja di tiap tempat istirahat kita mengucap salam termasuk ketika memasuki gerbang Pohon Ular Hijau Puncak Salak2. Kalaupun tidak, pasti Allah swt masih sangat sayang pada kami.Amiin.

Salak2 Summit
Jam12.00. kamipun menginjakkan kaki di puncak Salak2.Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin. Tidak a da pilar tembok, tidak ada tiang apapun disini. Hanya ada tulisan beberapa kelompok pecinta alam bogor yang dilaminating rapih.  Memastikan bahwa kita benar-benar berada di puncak, akupun kembali menyisir kea rah Barat Daya menuju pelana kuda antara Salak1 Salak2.

 Pelana kuda adalah istilah punggungan yang menjembatani antara Puncak Gunung Salak1 dan Salak2.”OK, positif, tidak ada lagi dataran yang lebih tinggi kita dan sampe puncak gunung Salak2’”ALHAMDULILLAH”, kitapun sujud syukur”

Jam 13.00, setelah salat, dan makan siang dengan menu ayam goreng bumbu kuning, kitapun siap kembali turun. “Alfatihah”

اللهم يا دافع البلاء يا الله
ويا دافع البلاء يا رحمن
ويادافع البلاء يارحيم
ادفع عنا البلاء والغلاء والوباء
بجهدك دعواهم فيها سبحان وبك رب العزة عما يصفون
وسلام على المرسلين زالحمد لله رب العالمين


Happening
Jam14.00. satu jam kita berjalan dari puncak.Terlintas pikiran negatifku bahwa akan terjadi sesuatu. Ya, ada sesuatu yang mencoba masuk pikiranku.membisikkanku 
“kiri,kiri,kiri…” 

 “Astaghfirullahal’azhim”, tersadar kami telah keluar dari track resmi menuju daerah lembah lembab gelap antah berantah. Turunnya kabut membuat siang itu semakin menakutkan. Semakin gelap, semakin dingin menginjak serakan daun-daun basah. 

“SEMUANYA ISTIGHFAR!”

”ASTAGHRFIRULLHAL’AZHIIM”,kucoba usir bisikan itu dengan beristighfar sebanyak-banyaknya. Mungkin hal ini yang terjadi pada para pendaki yang tersesat dan akhirnya mati tanpa ditemukan jasadnya oleh siapapun, atau menjadi santapan macan pohon gunung Salak2. 

Masyaallah, ternyata hal itu benar adanya. Bisikan-bisikan menyesatkan, pengambil alihan pikiran saat kosong. Astaghfirullahal’azhiim, agaknya pikiranku sempat kosong dalam hitungan sekian detik. 

Betapa cepatnya mereka masuk. “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allhumma Sholli ‘Ala Muhammad Wa ‘ala Muhammad”, dengan kekuatan itu kami mencoba melawan.”Ambil kanan” dengan yakin aku meminta mereka segera berjalan. Alhamdulillah, kita pun kembali temukan track resmi.

Jam16.00.kabut hari Jum’at kembali turun dan menutupi tubuh-tubuh lemah kami disertai hujan gerimis.
”pakai jas hujannya!”

. Kami lewati daerah tempat kami istirahat sambil nikmati pemandangan gunung Pancar di pagi hari. 

“Masyaallah capeknya, masih jauh pak?”,”lumayan” kucoba tuk jujur, sepertinya memang masih jauh. Kami banyak membuang waktu saat tersesat tadi. Hujanpun berhenti, kembali kami membuka jas hujan.

Salak2 mount Jaguar
Jam 17.20 entah di mana posisi kami. Yang pasti sudah sangat gelap disini dengan pohon-pohon yang tak lagi pendek. Kalau di puncak pohon-pohon relative pendek, semakin ke bawah pohon semakin tinggi.

”KREEEEEEEEEEEEEEEEEK”, suara dari atas dahan pohon seperti menahan beban di depan sana.15meter dari tempat kami berdiri 

”AUUUUUUUUUUUUUMMMMM,AUUUUUUUUUUUUUUUUUM”
sesosok macan pohon melintas dan mengaum di hadapan kami seakan memperingati ini adalah daerah kekuasaannya.

”ASTAGHFIRULLAHAL’AZHIIM, SSSSSTTTTTTT” DIAM SEMUANYA””AAAAAPAAAN TUH PAK?’”TENANG SEMUA JANGAN PANIK”

“DEG,DEG,DEG,DEG…” suara jantungku yang ketakutan semakin cepat,           sambil juga panik menggenggam pisau kecil tumpul aku meminta teman-teman untuk tidak panik.


“SEMUANYA ISTIGHFAR PELAN-PELAN,BACA AYAT KURSI DAN SEMUA DOA YANG KALIAN BISA”

Ku coba jelaskan strategiku dalam menghadapi macan pohon ini dengan wawasanku yang minim.

“OK, DENGARKAN, POKOKNYA SEMUANYA JANGAN ADA YANG LARI, KITA COBA MENGHADAPI MACAN POHON 15METER DI HADAPAN KITA,SEKALI LAGI SAYA MINTA JANGAN ADA YANG LARI, INI TENTANG KESELAMATAN KITA SEMUA.SAYA YAKIN KITA BISA KALAHKAN DIA. KITA BEREMPAT, DIA CUMA SENDIRI. AMBIL KAYU BESAR ATAU BATU TUK BUNUH DIA, KALAU SAMPAI SAYA YANG DISERANG SEMUANYA BANTU SAYA”

Dengan segenap kekuatan dan keyakinan kuarahkan mereka. Inilah mungkin yang dinamakan The Power Of Panic.  Kita mengambil langkah  tuk diam menunggu ia lewat. Mudah-mudahan dia hanya lewat. Yang penting kita tidak panik dan melemparnya dengan batu, sehingga ia marah dan justru menyerang kita.

5menit kita berdiam di sana tanpa suara. Akhirnya di tengah ketegangan itu justru HP Jihad yang berbunyi karena mendapat sinyal.

”MATIKAN,MATIKAN!”,

”IYA PAK MAAF””ASTAGHFIRULLAHAL’AZHIIM”,

”OK, kayaknya ia sudah lewat sekarang cukup aman tuk lanjutkan perjalanan. Bismillah, kita lanjutkan perjalanan. Ory kamu pimpin, saya paling belakang sekarang”,tanpa ragu iapun memimpin,Jihad dan Heru berebut menempati posisi kedua. 

Di pikirannya macan pohon itu pasti belum jauh meninggalkan kita, jadi segeralah tinggalkan ia sejauh mungkin.

“Degdeg,degdeg,deg,deg”jantung ini masih sangat cepat berdegup. Ini kali pertama aku jumpai macan beneran di gunung. Selama ini pendakianku lancar-lancar aja. Bahkan ke Semeru dan Slamet belum pernah aku jumpai selain sigung, babi hutan monyet,lutung,burung dan ayam hutan. Kalau suara-suara aneh biasalah terdengar di malam hari. Sumpah, baru kali ini.

Langkah kaki kami semakin cepat. Segera mungkin cari tempat lebih aman menjauhi wilayah kekuasaan macan pohon gunung salak. Kekuatan bawah sadar membantu kami turun gunung dengan setengah berlari tanpa mengkhawatirkan akan terkilir atau terjatuh. Jika sudah begini segala hal bisa terjadi, bahkan jika harus membunuh macan pohon gunung Salak2.

Di depan, Ory sempat menoleh lalu mempercepat langkahnya.Menurutnya ia sempat melihat kuntilanak. Masyaallah untung aku dkk yang lain tidak ikut melihatnya. Mengapa kemudian ia bertambah cepat langkahnya. Kekuatan itu luar biasa jika sudah dibangkitkan. Sampai akhirnya kamipun letih dan berhenti di suatu titik. Entah dimana. Pastinya sudah cukup jauh dari macan itu.

“DEGDEGDEGDEG”, 

“FYUUUUUUUUUUUUUUUUH, MASYAALLAH,MANTAAAAAAAAAAAAP”,

tidak banyak yang berkomentar malam itu. Tampaknya masih belum nyaman tuk saling bercerita, padahal mimik-mimik wajah kami sudah sangat ingin bercerita”

We Are Lost
Otak ini mulai berpikir dan mengingat-ingat sebisanya. Dimana kita sebenarnya. Tapi tak seorang pun dapat mengingat dengan baik dimana kita sekarang. Jam 19.00. masih ge-gelap, semakin dingin semakin lemah. 

Persediaaan air kita tinggal setengah botol kecil. Ku gilir masing-masing mendapat 1tutup botolnya. Subhanallah prihatinnya. Kita harus menghemat sampai menemukan sumber air dan mengisi ulang botol-botol yang kosong.

5menit istirahat dan diskusi kita putuskan tuk mengikuti jalan setapak yang memang sudah jelas. Kita yakini saja jalan itu memang akan mengantarkan kita ke suatu tempat yang dekat dari Curug Nangka. Tidak mesti di Cunang kita turun atau sampai yang penting kita aman sampai di suatu desa yang berpenghuni.

Banana Field “SOS”
Pukul 19.30 kita sampai di ladang pisang. Senangnya saat itu karena kupikir jika ada ladaing berarti ada yang mengurusnya. Tanpa tenda yang memang kami titip di tempat guide, kami tidur malam itu di pinggir ladang pisang pinggir hutan. 

Sempat kami coba lagi naik ke atas dan mencari track yang benar, tetapi usaha itu gagal karena memang sangat sulit mencari track di malam hari dalam kondisi panik pula. 

Sebenarnya akupun sudah menghubungi guide untuk mengevakuasi kami malam ini. Tapi mereka  meminta kami untuk menunggu sampai besok pagi. Mereka akan bantu mengevakuasi  dan membawakan air minum. 

Sebelum tidur, Alhamdulillah beberapa makanan kecil cukup mengganjal perut.Untuk kedua kalinya aku tidur tanpa tenda malam hari di  daerah ini. Yes, We Are Casteway. Bismikallahumma Ahya Wabismika Amuut.

Water
Pagi haripun datang. Alhamdulillahilladzi Ahyanaa Ba’da Maa Amaatanaa Wa Ilaihin Nusyuur. Sampai sejauh ini kami mash baik-baik saja. 

Kubangunkan teman-teman tuk salat subuh, meski setelah itu mereka kembali tidur dan aku mencoba tuk mencari sumber air. Ada ladang ada air itu pikirku. Benar saja tak jauh dari ladang ku berjalan turun ke suatu titik yang tertutup rimbun terdengar gemericik air. Aku pun turun dan menemukan mata air yang mengalir cukup deras. 

Subhanallah, Alhamdulillah,akhirnya kami bisa minum sekenyang-kenyangnya. Kuisi penuh drigen air ini untuk memasak dan minum. Setelah makan kami pun siap kembali mencari jalan menuju Cunang.

One More Valley
“Betul dek, terus aja kamu naik bukit itu lalu telusuri jalan setapaknya, lalu turun. udah jelas kok”, 

"oh ya, terimakasih ya pak!” 

demikian keterangan dari bapak pengumpul kayu bakar tentang jalan menuju Cunang. Dengan perut yang sudah terisi kamipun sangat semangat untuk menuntaskan petualangan ini. 

Berbeda dengan keterangan bapak tadi, jalan ini jelas masih sangat rimbun. Astagfirullahal’azhiim, masih juga kami diajak main oleh penghuninya. Belum puas rupanya. Kayanya memang seru bermain dengan kami. 

Sampailah kami tersesat dan terperosok ke jurang persis di atas aliran sungai yang mengalir ke Cunang.

“Woi, bisa turun gak?” aku berteriak memastikan jalur itu benar atau tidak. 

“Naik,naik,jurang!”terdengar jawaban dari bawah bahwa daerah yang kami injak sekarang adalah daerah yang berbahaya. 

Saking asiknya kami menuruni bukit kami tidak memperhatikan tanda yang telah kami buat sebelumnya dengan tali rapiah kuning. Semak berduri,ilalang, semut hutan, nyamuk menjadi lebih dekat sekarang. 

Persis menuju puncak semeru sekarang. Bedanya kami merangkak dengan di tengah-tegah semak berduri, tanah gembur yang membuat pakaian kami kotor. Tanpa tali sangat sulit mencapai dengan carier berat yang kami bawa kami harus naik lagi ke atas. 

Kamipun terus mencoba dan mencoba walaupun harus menjadikan dahan pohon berduri sebagai pegangan.

”Bismillahirrahmanirrahim, Allahu Akbar, Bissa,Bissa,Bissa, Kita harus pulang, Kita bissa, Kita gak akan mati di sini, masih banyak yang harus kita kerjakan dan selesaikan, Allahu Akbar”, kubangkitkan lagi semangat teman-teman yang semakin melemah.”Ya, kita bissa,pasti bisa”jawab mereka.

We Did It
Alhamdulillah, akhirnya kita bisa keluar dari jurang sekitar 15 meter itu dengan mati-matian pastinya. Keluarnya dari sana langsung Allah swt mempertemukan kami dengan tanda jejak di pohon duri yang kami ikatkan.

”ALHAMDULILLAH,ALHAMDULILLAH,ALHAMDULILLAH”semakin keras teriakan kami karena senangnya. Sujud syukur kami pada-Nya. Setelah sedikit medokumentasikan pohon duri unik itu, kamipun bergegas turun dengan senang hati. Betapa dua malam telah kami lewati dengan banyak cerita di Gunung Salak2.

I Salute U
Kamipun berteriak-berteriak dan dari bawah pun membalas teriakan kami. Alhamdulillah,Alhamdulillah.

Betapa indahnya skenario yang dibuat oleh-Nya. Hal itu membuat kami tambah yakin akan keberadaan-Nya Yang Maha Melindungi hamba-hamba-NYA dan semakin bersyukur atas pertolongannya.

Jam 09.30, Di bawah, di dekat musholla, sudah siap lima orang warga lengkap dengan golok makanan dan minuman yang rencananya akan mengevakuasi kami.

“Alhamdulillah, kita pikir dah pada gak ada, makanya kita mau cari.

"Mantap!,selamat ya!, salut euy!,garelo budak Jakarta mah!”,

sambil memeluk dan menyalami kami yang pulang dengan selamat. Pikir mereka, kami sudah hilang entah dimana, dan mereka siap mencarinya berdasar keterangan terakhir dari guide yang ku hubungi. 

Setengah jam lagi sebenarnya mereka siap berangkat mengevakuasi kami.

Dan siang hari itupun terasa sangat indah setelah sampai puncak Gunung Salak2 dengan segala cerita misterinya serta  menikmati hutan pinus nan segar. Allah swt memberikan yang kita butuhkan bukan yang kita mau.
(luthfi mulyadi,pancoran16maret2013)










Tidak ada komentar: