Minggu, 26 April 2020

i salute u

Mantap.Seperti kata itu cukup mewakilkan semangat anak-anak peserta ekskul futsal. Setelah salat Asar berjama'ah di musholla MTs.N1, mereka pun segera berganti kostum siap bersenang-senang di lapangan. Tak peduli langit yang semakin kelam, mereka masih memberi senyuman yang tulus. sekali lagi "I proud with it".Ini cukup mengobati kekecewaan terhadap senior-senior yang rutin mangkir dari latihan. So, tidak heran jika kita Tim futsal MTs.N1 tidak pernah menjadi yang pertama. Kita belum siap menang. Jika ada undangan lomba, kita belum selaras sebagai tim untuk menyiapkan mental juara. Selamanya tidak akan tercapai prestasi itu.Impian tanpa aksi. Keinginan tanpa kerja keras. Idealnya kita pampang impian kita 5cm di depan mata kita.Selalu.ya Selalu. Civitas penggiat alam khususnya para pendaki gunung sangat berbahagia dengan akan hadirnya film "5cm" yang memang telah kita semua alami sendiri. Pastinya ini akan mengisnpirasi banyak pihak. Bulan-bulan dan tahun kedepan setelah launchingnya film itu, akan semakin banyak yang belajar dari alam. Semakin dekat pada Sang Pencipta. Allahu Akbar Yang Maha Indah yang telah mencipta semua keindahan. Harapannya juga kaitannya dengan semangat para peserta ekskul dan keteulusannya, semakin banyak anak-anak yang dapat kubentuk karakternya. yaitu pantang menyerah. Semoga perlahan tapi pasti, menuju ke arah yang lebih baik. Pastinyanya dengan sabar dan Salat.

Minggu, 12 April 2020

nbbl3371mdplviabowongso

NBBL3371mdpl via Bowongso

Ahmad Salim, Ishaq, Ismail, Arya,dan Fairus. Allah swt  takdirkan mereka jadi jama'ahku. Jama'ah NBBL Sumbing3371 mdpl. Gunung tertinggi ketiga di pulau Jawa. Sebulan kami jalin komunikasi, tercetuslah pendakian ini akan melalui jalur Bowongso. Salim request Bowongso mungkin dengan alasan rindu sabana gunung Lawu via Candi Cetho. Ia banyak mengirimku foto-foto indahnya view Bowongso.

Awalnya aku ragu untuk menyetujui pendakian ini lewat jalur tersebut. Alasanku,1. Aku belum pernah melalui jalur itu, 2. Akses ke sana bisa jadi lebih mahal, karena para pendaki lebih familiar lewat Garung yang sangat mudah aksesnya, 3. Jalur Bowongso yang belum sefamilar Garung bisa jadi cukup sepi pendaki. Dengan mayoritas sabana menuju puncaknya, sangat riskan tersesat tanpa bantuan para pendaki lain.

Salim tetap membujukku untuk lewat jalur Bowongso. Ia pikir aku telah hafal semua jalur menuju puncak Sumbing. Wadaw,anda salah bang Salim,hehehe.

26 Desember 2019.Tibalah waktunya. Kami berkumpul di PO Sinar Jaya Mampang. Beberapa orang menyebut penumpang dari sini dengan Mampang Squad. Alhamdulillah, tempat parkir bus yang sebelumnya sempat diportal, kini portal tersebut dilepas. PO Sinar Jaya adalah Perusahaan Otobus besar ternama di Indonesia, loby-loby lahan parkir bisa jadi cukup mudah dengan banyak modal usaha.Bus bisa parkir dengan baik tanpa mengganggu mobil lain ataupu arus lalu lintas. Sebelumnya Armada Sinar Jaya (Sinjay) dan armada Tunggal Daya hanya bisa bergantian parkir sebentar saja di SPBU mampang.

Pukul 17.30 wib Sinjay berangkat. Alhamdulillah kami mendapat 6seat dari depan hingga bisa menikmati perjalanan malam. Kadang aku berpikir, mengapa angkutan masal seperti kereta dengan banyak fasilitas bisa cukup membosankan. Hematku penumpang kereta tidak dapat melihat langsung arah depan. Para penumpang hanya bisa melihat bagian samping meski pemandangan cukup indah. Berbeda dengan bus, penumpang bisa melihat arah depan sebagaimana supir lihat. Meski pada akhirnya semua perjalanan jauh dengan bus juga membosankan.

Alhamdulillah pukul 21.00 Sinjay tiba di Rumah Makan Cikamurang Subang. Agaknya arus lalu lintas cukup lancar meski Sinjay kali ini cukup berjalan santai.Biasanya arus lalu lintas tersendat di daerah bekasi karena adanya pembangunan tol layang dan keluar masuknya kendaraan dari daerah industri Bekasi.

Cikamurang itu tempat indah untuk beristirahat makan, salat  dan menikmati bus sinjay cantik lainnya yang tengah terpakir rapih. Idealnya tiap penumpang menyempatkan turun meski hanya menghirup udara segar. Udara dalam bus dengan AC pastinya tidak sesegar di luar.

Istirahat di sini hanya 30 menit. Pantas saja ada penumpang yang malas turun khawatir tertinggal. Tiap penumpang dituntut bergerak cepat untuk menggunakan waktu 30menit. Makan,salat buang air atau sebaliknya. Mendahulukan buang air kecil/besar karena sudah menahannya selama 3jam. Mendahulukan makan/minum karena sudah lapar. Hematku mendahulukan makan, buang air dan menutupnya dengan salat. Jika kita mendahulukan buang air lalu makan bisa jadi setelah makan/minum kita ingin buang air lagi.

Penting mengatur waktu saat bepergian cukup jauh seperti ini. Ada juga yang memilih tidak makan minum khawatir akan menahan buang air kecil/besar di atas bus. Sayangnya memang Sinjay ke arah Wonosobo atau dengan trayek lebih dekat tidak memfasilitasi toilet. Berbeda dengan beberapa Sinjay ke arah Jogja atau ke Surabaya Jawa Timur dengan Suite Class atau Double Deccker (bus tingkat)

27 Desemeber 2019 pukul 04.30wib Sinjay masuk terminal Mendolo. Saking asiknya tidur kami adalah orang terakhir yang turun dari bus. Ingat carrier yang belum diturunkan, kami segera setengah berlari turun dari bus. Beberapa supir bus kecil angkutan ke gunung Prau Dieng segera menawarkan jasanya. Kami masih masih belum beranjak dari tempat kami menurunkan carrier sementara bus telah melaju menuju tempat parkir. Brrr dinginnya pagi ini. Beratnya kelopak mata ini. Ingin segera  terlelap lagi.

Kami menuju Musholla untuk menunaikan salat Subuh dan mck. Beberapa rombongan pendaki terlihat mengemas dan menyiapkan keberangkatan menuju basecamp. Aku bertemu lagi dengan pak Supri sopir mobil bak yang pernah antar aku dan jama'ah NBBL Sindoro ke Kledung basecamp gunung Sindoro tahun 2016. Sebelum lupa, sopir angkot pulang pun bernama Supri. Agaknya nama Supri adalah nama favorit di daerah Wonosobo dan sekitarnya,hehehe.

Sampai di basecamp para pendaki cukup ramai. Sumbing via Bowongso sudah sefamous ini ternyata. Harus antre menunggu giliran mendaftarkan diri sebagai pendaki melalui jalur ini. Kami segera repacking dan mulai menyortir barang-barang yang tidak begitu penting dibawa. Selesai mendaftar kami memulai pendakian dengan modal bungkus kecil kopi Bowongso dan santan. Bilang "dingin" pun suatu yang haram di sini, selain berkata kasar dan negatif lainnya.Ini yang berbeda dibanding dengan pendakian Sumbing lewat jalur lain. Alhamdulillah dengan izin Allah swt kopi dan santan itu cukup membantu kami saat terkena keram dan luka setelah terjatuh saat turun dari puncak sejati Sumbing.

Bismillahirrahmanirrahim. Setelah berdoa kami memulai pendakian setelah mendapat simaksi dari basecamp. Berhemat tenaga kami naik ojek dari basecamp sampai -parkiran Wadas (gubug kecil tempat meletakkan hasil ladang). Bukan motor trail yang antar kita menuju pos 1 seperti Sumbing via Garung. Motor-motor 4tak biasa atau matic harus melalui medan berbatu tak rata. Cukup was was dan ragu  motor-motor tersebut akan kuat membawa kami dan beban dalam carrier. Dengan sangat berat mesin motor meraung raung berjuang membawa beban berat di atasnya.

Alhamdulillah sampai kita di Parkir Wadas. Hujan mesra segera menyambut kami di parkir. Segera kenakan jas hujan dan lanjutkan pendakian menuju pos pemandangan (gardu pandang).Rehat sebentar di sana. Beberapa dari kami jajan gorengan sambil menunggu hujan reda. Hujan reda, kami melanjutkan pendakian. Hujan kembali turun antar kami sampai pos2 Bogel.

Keram kaki Arya saat hujan deras menuju pos2 pun mewarnai perjalanan menuju pos2. Cukup banyak hotcream dioleskan ke kaki Arya. Beberapa meter  depan kaki Arya kembali keram. Teringat bekal kopi dan santan dari basecamp yang mungkin digunakan. Bismillahirrahmanirrahim. Kopi dan santan dioleskan ke kaki Arya. Alhamdulillah, Arya dapat sampai ke pos2.

Cukup banyak tenda yang sudah berdiri di sana. Pos2 Bogel didominasi dengan sabana sejauh mata memandang ke arah puncak, barat dan timur.Masyaallah indahnya. Kami segera hunting lokasi yang cukup terlindungi dari angin. Alhamdulillah kami mendapatinya meski hanya tertutup beberapa pohon. Setidaknya angin tidak langsung mengenai tenda-tenda kita. Lahan yang miring dan cukup sempit membuat kami sangat selektif memilih bagian mana yang akan kami gunakan. Kami tidak ingin jika hujan tenda kami terendam air yag datang dari lahan yang lebih tinggi. Makanya hitung-hitungan matang tentang kemiringan menjadi penting.

Sore itu setelah hujan reda Masyaallah indahnya. Gunung Slamet beserta Sunset yang cantik terlihat jelas di ufuk barat disertai lautan awan tipis. Jama'ah memilih berfoto-foto di luar.Aku memilih istirahat menabung energi untuk berjuang esok pagi sebanyak mungkin. Pastikan tidurmu nyenyak berkualitas dalam proses pendakian.Terlebih medan yang akan kita lalui cukup jauh dan berat di ketinggian 3000mdpl lebih. Persiapkan energi dan mental untuk naik dan kembali turun sampai rumah masing masing dengan selamat. Energi positif itu harus selalu didengungkan. Lewat jalur ini, diawal saat di basecamp kita sudah diingatkan selalu positif dengan tidak mengatakan kata "dingin" settingan yang luar biasa untuk otak kita.

Malam itu suhu udara cukup bersahabat sekitar 15derajat celcius. Alhamdulillah jama'ah sepakat memaksimalkan istirahat malam tanpa ngobrol-ngobrol di luar tenda. Setelah makan malam semua tidur. Tenda terbaruku perdana dibuka disini. Tenda yang murah meriah yang cukup safety.Alhamdulillah. Jama'ah tidur nyaman berlima. Aku tidur sendiri di tenda single layer yang ditambah 1layer lagi di atasnya. Sebenarnya aku tidak sendiri. Aku ditemani 5carrier yang terlihat seperti bocah yang duduk di pojokan tenda sambil memegangi lutut mereka dalam gelap.

Sempat mengeluh aku dibiarkan tidur sendirian tanpa ditemani. Dalam Halu aku tidur. Suhu yang kian turun derajatnya mencubit cubit pipi membangunkan aku beberapa kali mengingatkan untuk salat Isya sekitar pukul 23.00. Setelah salat aku makan dan tidur lagi. Lagi-lagi dingin menusuk nusuk tulang iga memaksa bangun untuk menghangatkan badan dengan banyak bergerak. Biasanya aku duduk bersila dan mulai menggerakkan kaki dan tangan demi melawan dingin.

Aku mulai membuka mataku. Dalam Halu, aku sudah saling tatap dengan sosok hitam tepat 20cm di hadapanku. Astaghfirullahal'azhiim. Aku pejamkan lagi mataku. Menggerakkan tangan untuk menutupinya saja aku takut. Aku tidak dapat berbuat apa-apa karena takut. Bacaan dzikirku tak mampu kulafalkan. Sosok siapa yang tidur miring menghadapku. Dibelakangnya masih duduk bocah-bocah sambil memegangi lututnya.

Angin dingin kembali membangunkanku pukul 04.00wib.Brrrrrrrr. Dinginnya.Teringat langsung sosok yang ada tepat di depanku. Aku tidak segera membuka mata. Bismillahirrahmanirrahim. Kuyakinkan itu hanya halusinasiku saja. Aku beranikan bangun. Alhamdulillah ia tidak ada. Panggilan alam mendorongku lebih kuat untuk berani. Selesai tuntaskan lalu aku memasak prepare summit attack. Idealnya summit kita lakukan pukul 03.00wib. Safety kita lakukan pukul 05.00 wib agar jalur terlihat jelas dan menghindari resiko hipotermia. Keuntungan lainnya juga agar kita bisa salat subuh dengan cukup nyaman di dalam tenda.

Pukul 05.30 kita mulai bergerak. Lampaui Pos3Gajahan, Lampaui Tanjakan PHP, Zorro...Puncak buntu. Dalam perjalanan setelah Tanjakan PHP bibir Fairus sudah terlihat membiru dan ia mulai kedinginan. Coba saja jika kita benar-benar summit attack pukul 03.00, apa jadinya. Pukul 09.00 dengan limpahan sinar matahari saja masih bisa membuat kami  menggigil kedinginan. Segera aku minta ia membuat pergerakan. Aku persilahkan ia jalan terlebih dahulu dengan syarat kami masih bisa saling lihat. Khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan tanpa aku ketahui.

Benar saja setelah Zorro dan memipir kembali ke arah timur ia mendengar ada suara anak-anak kecil berlarian, padahal tidak ada anak-anak kecil yang mendaki saat itu. Ia setengah berlari turun dan menghampiri dan menceritakan padaku. Aku jawab, mungkin Bogel pos2 dkk tengah bermain lari arian hehehe.
Sampai kita di puncak buntu sekitar pukul 10.30wib. Alhamdulillah cerah dengan limpahan sinar mataahari yang menghangatkan tubuh-tubuh kita. Tak lama kami lanjutkan memipir puncak ke arah selatan untuk mencapai puncak sejati dan puncak Garuda 3371mdpl. Turun dari puncak Garuda teman kami Ishak mengalami musibah. Ia terjatuh ke arah jurang sedalam 50meter. Beberapa pohon edelweis dan cantigi patah tak mampu menahan beban tubuhnya. Alhamdulillah beberapa mampu menahannya tidak jatuh lebih dalam lagi ke dasar jurang. Alhamdulillah.

Baru kali ini aku menyaksikan sendiri rekan pendakianku jatuh. Innalillahi. Jantung terasa copot saat melihatnya. Spontan aku teriak keras memanggil namanya seperti dalam film.Untung saja kejadian itu tidak terjadi. Ishak masih bisa berjalan meski kakinya terluka cukup dalam. Allahu Akbar. Kuingat ia dan saudara kembarnya adalah dua orang hafiz qur'an. Allah pasti melindunginya hamba-Nya yang soleh.Santan dan kopi yang masih tersisa langsung dioles ke kakinya yang terluka. Sekali lagi ini pertolongan Allah swt. Bisa saja Ishak jatuh ke dasar jurang 50 meter dan kita bisa simpulkan akibatnya. Ia terjatuh dari ketinggian 10meter membentur batu gunung, dan ia hanya terluka ringan. Allahu Akbar.Alhamdulillah ya Allah. Aku meminta maaf atas kecerobohanku tidak menjaganya dengan baik.
Lampaui puncak sejati, lampaui puncak buntu,zorro, tanjakan php dan  santai rebahan di gajahan. Masyaallah nikmatnya. Damai sekali rebahkan tubuh saat letih tak terkira. Piling Gud Lakasud,buahahaha.Allahu Akbar benar benar terasa nikmatnya meski hanya sekitar 10 menit kami rebahan di sana. Kami tak ingin buru-buru meski camp pos3 Bogel sekitar 1km lagi di depan sana.
Sekitar pukul 13.00 kami sampai di camp. Bongkar tenda, packing, masak, bersih bersih dan persiapan turun gunung. Pukul 15.00 kami mulai turun gunung setelah berdoa. Pukul 17.30 Hari makin gelap. Nyaris saja kami tidak melampaui pos gardu pandang. Peraturannya, pendakian naik ataupun turun harus berhenti saat maghrib.
Hari semakin gelap.17.50wib, kami tiba di parkiran Swadas. Alhamdulillah masih ada tukang ojek. Hampir saja mereka meninggalkan parkiran karena waktu maghrib yang tinggal beberapa menit lagi. 18.15 wib kami tiba di basecamp. Maunya sih langsung laporan.Lagi aku lupa aturan mainnya. Petugas basecamp baru terima laporan ba'da Isya. Masyaallah.Pikiran masih berkutat mengejar bus terakhir yang berangkat dari Mendolo. Langsung saja kami pesan makan dan teh manis panas. Tak cukup teh manis. Aku melengkapi kesuksesan sampai ke basecamp dengan memesan kopi Bowongso. Aku pesan dua gelas. Masyaallah nikmatnya menyeruput kopi Bowongso sambil menghisap rokok dan saling bercerita keseruaan yang terjadi sejak kemarin pagi. 3batang rokok aku Fairus dan Arya beserta 2gelas kopi Bowongso joinan serasa kopi Gayo Aceh. Serasa akrab sekali dengan anak-anakku yang beranjak dewasa. Terlebih Salim, sang aktifis kampus ternama UI dan Isma'il dan Ishak sang penghafal Alqur'an yang penuh berkah.
Waktu Isya tiba. Alhamdulillah laporan kembali dibuka meski juga harus antre lagi. Tak lupa pemeriksaan sampah yang kami bawa turun. Alhamdulillah.Semoga Allah kuatkan para Volunteer untuk terus bertugas demi kelestarian alam yang kita cintai bersama. Aamiin.
Pak Supri sopir angkot sudah kembali dari Purwokerto mengantar pendaki yang akan pulang naik kereta. Segera kami menuju terminal Mendolo, masih berharap ada pemberangkatan malam ini. Alhamdulillah sesuai harapan. Kami mendapat tiket bus wisata pukul 23.00 wib. Jarang sekali ada bus berangkat malam dari Mendolo.Allahu Akbar. Sambil menunggu keberangatan bus, kami sempatkan mandi dan makan.
سبحان الذي سخّر لنا هذا وما كنّا له مقرنين وإنّا إلى ربّنا لمنقلبون
Bus berangkat pukul 23.00. Senyum puas menghiasi tidur kami yang lelap. Alhamdulillah sampai di Jakarta sesuai rencana 29 Desember 2019. Alhamdulillah Allahu Akbar!

jika kukatakan cinta

hai korban
kalian yang katanya korban
ya kalian
ada yang harus kusampaikan

   aku bohong tentang cinta
   kalian memang sementara
   tlah kuterima sanksinya
   kunikmati tamparannya

hai korban
kalian yang katanya korban
kalian yang katanya penuh kegetiran
kutambahkan untukmu kengerian
  
   hai kalian
   kalian yang katanya korban
   saat kau kuperhatikan
   otak mulai kuaktifkan 
hai kalian
kalian yang katanya korban
jika cinta kukatakan
jariku mulus goreskan
   hai kalian
   kalian yang katanya korban
   jika cinta kukatakan
   fiksi kudendangkan
hai kalian
kalian yang katanya korban
siapapun bisa tunjukkan
siapapun bisa ajarkan
   tentang kesetiaan
   tentang kejujuran
   tentang pengorbanan
   tentang penghormatan
   tentang penghinaan

hai kalian
terimakasih kuhaturkan
seperti ini kita ditakdirkan
dengan karya kubalaskan