Minggu, 08 Desember 2013

al-'assoy = as-syay

Al-Assoy = As-Say –العصيّ = السّيّ
Alhamdulillah momen itu datang lagi. Momen yang insyaallah  membuat seorang semakin mendekati kematangannya sebagai orang dewasa. Ya, adu argumen dengan anak-anak cerdas 91. Buang rasa malu, kendalikan emosi agar bisa terus berpikir jernih. Semoga kita semua disini dapat belajar dari apapun dan siapapun.
Awalnya
Al-Assoy (baca : Al-‘Assoy) menurutku berakar dari kata عصى – يعصي – معصية sehingga perlu kuluruskan bahwa maknanya kurang baik jika terus digunakan. Nah, kita kumpul di sini tuk diskusikan 2 kata tersebut.
Yang pertama pengertian Al-Assoy.
Yang kedua pemahaman games Islami.
1.     Pengertian Al-Assoy
Al-Assoy (baca : Al-‘Assoy) menurutku berakar dari kata عصى – يعصي – معصية sehingga perlu kuluruskan bahwa maknanya kurang baik jika terus digunakan. Penggunaan ((ال dalam Al-Assoy memastikan kata ini merujuk pada makrifat dalam bahasa Arab. Sehingga jika dicoba untuk menerjemahkan, sangat tepat terjemah Arab ke Indonesia. Belum terpikirkan oleh mereka sebagian kecil bangsa  Spanyol  dan Prancis juga menggunakan (Al) yang ditulis (El).
“Kita menulis Al-Assoy tanpa huruf (H) bapak, jadi tidak dapat diterjemahkan sebagai maksiat”
Dengan santun mereka sampaikan argument mereka tentang pengambilan kata tersebut sebagai nama Bani (komunitas/kaum)  mereka. Sangat positif, dengan begitu mereka menghindari penggunaan kata “geng” dengan konotasi negatif dan justru mengadopsi kata Arab بنيّ semoga lebih mengakrabkan mereka dengan bahasa Arab. Amin.


“Jika tanpa huruf (H) sebagai transliterasi huruf ص maka tak a da pilihan huruf lain selain huruf س ,sehingga tak lagi dibaca Al-‘Assoy tetap Al-Assay. Nah disini menunjukkan ketidakkonsistenan kalian dalam memilih kata sesuai dengan kaidah.”
Bantahku.
“kita tidak sejauh itu bapak, wong kita belum ngerti kok,hehehe” “Waktu itu yang terpikirkan adalah bagaimana komunitas ini Asoy, geboy pokoke assik”,
tambah seorang dari mereka.
“So, kalo bunyinya sudah begini kira-kira artinya apa ya?, maksud saya membahas ini adalah memperkaya wawasan kebahasaan kalian.”,
tantangku kembali.
“teh pak, iya kan?”
“mantap, Alhamdulillah masih ada yang ingat kosa kata yang satu itu. So kesimpulan bahasan yang pertama, kalian akan tetap gunakan kata “Al-Assoy” dengan makna “As-Say”  lebih tepat “Asy-Syay” yang paling dekat terjemahnya adalah teh. Teh itu bisa manis menyegarkan, pahitpun akan menjadi obat. Jika salah maknanya segera setelah ini kita lihat kamus. Subhanallah.”

2.     Pemahaman Games Islami

Berdasarkan salah satu makna hadits bahwa
 “menyentuh babi lebih baik dari pada menyentuh wanita budak hitam yang bukan mahram”
 Inilah yang membuat saya semakin semangat ajak kalian diskusi.  Sebagai gambaran mereka mengadakan games “blind man” mereka akan menyentuh bagian kepala atau bahkan wajah laki-laki atau perempuan dan menebak siapa yang disentuhnya.




 Terlebih ada hadits lagi :
من رأ منكم منكرا فليغيّره بيده وإن لم يستطع فبلسانه, وإن لم يستطع فبقلبه وهو أضعف الإيمان

Seorang yang melihat kemunkaran hendaklah ia rubah dengan kekuasaan, jika tak mampu dengan ucapan, jika tidak juga mampu dengan hati. Dan yang terakhir adalah selemah-lemahnya iman. Masyaallah.
Maka alternatifnya yang pastinya halal adalah target sentuh perempuan adalah perempuan bukan sebaliknya.
“Gak seru dong pak”,salah seorang pun mulai berkomentar.
“Nah kalo seru gak seru, ini sudah jadi nafsu yang bicara”
“kita sudah pada dewasa kok, paham batasan-batasannya, sesama saudara gak pake nafsu ”
bantah mereka.
“Nah, ini yang menarik. Bagaimana kemudian kalian buktikan,  media sentuhan dalam games meski bukan mahram dapat menguatkan persaudaraan, bukan malah merangsang nafsu. Sementara beberapa kasus di luar sana seorang sahabat laki2 bisa menghamili sahabat perempuannya sendiri. Karena setiap manusia memiliki nafsu khususnya laki-laki terhadap perempuan, sehingga pantas dibuat batasan-batasan. Minimal tidak terlalu tersiksa dengan dampak memulai sentuhan berupa momogi (candu mau lagi mau lagi)  Semua berawal dari sentuhan yang kita anggap sepele”.
“Mungkin gak kita bahas ini tanpa kaitkan Al-Qur’an dan hadits?”,
“kan kita muslim?”. tambahku


Jadi sebenarnya saya masih sangat tidak setuju dengan games tersebut berlandaskan makna hadits di atas.”
Tantangku
“Masyaallah sudah demikian kacau pemahaman mereka tentang pergaulan. Apa memang sudah waktunya yang demikian dianggap wajar?,Tanya kenapa?”,tanyaku dalam hati.
“Adapun begitu banyak yang melakukan games2 yang cukup melanggar batas itu karena penafian mereka tentang Islam dan batasan-batasannya. Sehingga anggapan atau argumentasi games ini bisa jadi halal karena banyak sekali yang melakukan adalah suatu kesalahpahaman yang bisa jadi belum kamu pahami apalagi terima. Tentang  ghazwul fikri kaitannya dengan opini publik”
Tambahku.
“selain kita, ada beberapa geng lagi yang sebenarnya lebih pantas dikomentari dengan nama dan segala prilaku negatifannya lagi pak.”
“oh, iya, jika banyak waktu pasti akan saya ajak bicara. Petimbangannya adalah, mereka tak sematang kalian yang insyaallah mudah diajak diskusi seperti ini. Pendekatannya akan berbeda.”
Mereka masih tidak puas dengan jawabanku. Maklum namanya juga anak-anak. Di usia mereka, banyak yang merasa dewasa padahal belum memenuhi indikator dewasa. Silahkan “indikator orang2 dewasa” di cari sebagai PR para pembaca tulisan ini. Hehehe.
Menyadari diskusi ini tidak akan tuntas hanya dalam setengah jam, maka segera kusimpulkan termin kedua ini. Segera akan kita bahas pula tetang suau komunitas yang laki-lakinya tidak berhasrat/bernafsu jika dekat dengan teman perempuannya.
“Nah loh,kok bisa?”
“Bisa lah kalo diusahakan,hehehe,kira2 apa saja factor yang dapat membuat mereka bisa tidak berhasrat/nafsu kepada teman perempuannya?”
Insyaallah mereka akan menjawab pertanyaan2 kita.
Semoga bisa difollowup.
“Mari berdoa, semoga kita dapat menjadi hamba-Nya yang soleh,amiiin”
“Al-fatihah”

(Luthfimulyadi,Jum’at,06Desember2013)

Tidak ada komentar: