Jumat, 28 Juni 2019

NBBL PRAU2590mdpl

NBBL PRAU2590mdpl

Bismillahirrahmanirrahim.

Setelah Nbbl Ciremai 3078mdpl sesungguhnya adalagi kegiatan jelajah gunung Kencana 1800mdpl dengan membawa bendera Pramuka MTsN1 Jakarta di bulan April 2019. Peserta dalam kegiatan itu di antaranya adalah Pak Lahmudin (guru TIK MTsN1), bang Fegy (karyawan pak Lahmudin), Rizka/Cica anak pak Lahmudin, aku dan anakku Mulya Nur Izza, Farhan Aziz85, Ammar85, Faqih83, Arya83,Luthfi Arsya83, Afif81, Raya75, Nazwa75, Destria alumni MTsN1 2018, Fitri Aliyah Sa'adatuddarain, Mohon maaf, kegiatan itu belum sempat kutulis di blog luthfi2211mdpl.

Sang Penggagas
Penggagas Nbbl gunung Prau sesungguhnya adalah beberapa jama'ah reuni jama'ah Nbbl gunung Kencana. Sebut saja Farhan Aziz kelas85. Ia terus memintaku untuk mengagendakan kegiatan ini setelah Idul Fitri. Kita sepakati tanggal 21-24Juni pada saat Ramadhan. Faktanya semangat pendakian Prau telah lama digaungkan setelah turun dari gunung Kencana.

Farhan Aziz kelas85, agaknya memang layak namanya disebut. Suatu trip/pendakian pastinya memakan biaya yang tidak sedikit buat siswa/i yang masih duduk di kelas8. Terlebih destinasi yang dituju cukup jauh.Tidak sedikit peserta yang berguguran membatalkan ikut serta dengan alasan yang macam-macam. Padahal libur setelah Idul Fitri adalah waktu ideal untuk melakukan trip karena ditopang oleh uang lebaran yang mereka dapatkan.

Jadilah uang receh lebaran Aziz dibayarkan untuk biaya trip. Ia juga melakukan hal yang sama waktu ikut NBBL gunung Pulosari1346mdpl Pandeglang 2018. Salut buat Aziz yang berani menabung untuk satu impiannya naik gunung. Ke depan ia juga insyaallah akan terbiasa kebiasaan yang sangat baik yaitu menabung untuk hal-hal penting lainnya.

Para Jama'ah
Setelah beberapa kali technical meeting, tibalah hari yang ditunggu-tunggu. Jum'at 21 Juni2019. Jama'ah Nbbl berkumpul di SPBU Mampang untuk pemberangkatan pukul 16.00wib. Allah swt pun menakdirkan Jama'ah Nbbl Prau sebagai berikut : 1. Mulya Nur Izza MI RPI , 2. Rizka MTsN16, 3. Destria alumni MTsN1 2018, 4. Kayla Shabrina kelas 85, 5. Farhan Aziz kelas85, 6. Luthfi Arsya kelas83, 7.Nazwa Putri kelas75, 8. Fadly alumni MTsN1 2018, 9.Risyad kelas X Aliyah Alkhairiyah, 10. Hafiz kelas9 SMP, 11. Abi kelas9 SMP.

 Armada Sinar Jaya mengantarkan kami tiba di terminal Wonosobo Sabtu, 22 Juni 2019 pukul 05.30. Setelah repacking, melengkapi logistik yang kurang dan memastikan dapat tiket pulang kami melanjutkan perjalanan menuju Basecamp Dieng dengan menumpang bus kecil pukul 08.30 wib

Pukul 10.00 kami tiba di Dieng. Foto-foto di Plang Besar Dieng kemudian lanjut mulai tracking ke basecamp.10.30wib kami tiba di basecamp. Berbeda sekali dibanding Agustus tahun lalu. Basecamp Dieng memperketat pemeriksaan barang bawaan pendaki.

Volunteer Prau via Dieng
Para volunteer terlihat lebih tegas khususnya pada barang bawaan pendaki berupa botol minum mineral sekali pakai, tissue basah dan logistik lainnya yang menghasilkan sampah plastik. Awalnya kesal rasanya harus bongkar kembali carrier dan menunggu lama antrean untuk diperiksa. Demi kelestarian alam untuk dinikmati anak cucu kita selanjutnya kami pun patuh pada peraturan yang dibuat pihak pengelola.

Salah seorang volunteer menegaskan kerusakan telah jelas terjadi di atas sana. Yang bisa kita lakukan sekarang adalah mengurangi kerusakan tersebut demi anak cucu kita. Kami pun makin paham dan makin bisa menerima. Kami mengganti botol air minum dengan drigen 4liter. Tissue basahpun harus kami tinggalkan di basecamp. Hanya tissue kering yang diperbolehkan naik ke atas.

Berbeda sekali dengan basecamp Patak Banteng. Pendaki  lebih banyak memilih jalur tersebut menghindari pemeriksaan yang ketat basecamp Dieng. Tak heran sampah menggunung di sunrisecamp 2565mdpl  jalur pendakian Patak Banteng.

OTW pos1
Pukul 12.30 wib setelah pemeriksaan oleh volunteer kami memulai pendakian. Track menuju pos1 didominasi oleh ladang petani kentang,bawang, carica dll. Sinar matahari pukul 12.30 terasa panas menyengat kulit meski sesekali angin dingin bertiup. Mesin penyiram ladang yang berputar-putar cukup menyegarkan kepala para pendaki ketika melewatinya. Tingkah konyol Izza dengan membuka mulut menadahi air membuatku tersenyum. Debu musim kemarau ikut menyertai perjalanan sebelum memasuki hutan cemara. 

Pukul 13.00wib kami sampai di Pos1 2300mdpl. Mulai pintu rimba pos1,pos2 hingga pos3 medan masih cukup tertutup pohon. Jika panas menyengat baiknya pendaki tidak terburu-buru mencapai puncak 2590/camping ground. Pendaki bisa menunggu di bawah pohon antara pos3 dan puncak.

Pendakian gunung Prau sangat direkomendasikan buat para pemula karena jarak tempuhnya rata-rata hanya membutuhkan waktu 3jam. Pendaki tidak perlu terburu-buru mencapai puncak/camping ground. Mereka bisa menikmati suasana/suara alam lebih lama saat masuk hutan cemara pos1 hingga pos2.

Nbbl Prau pun bisa dikatakan pendakian yang sangat santai. Terlebih cuaca sangat mendukung. Pukul 13.30 wib aku Cica dkk masih di pos1. Fadly dkk sangat bersemangat meneruskan menuju pos selanjutnya. Aku mengutus Hafiz untuk mengejar Fadly dkk agar tidak terlalu jauh dari kawan-kawan yang lain.

Dalam pendakian kali ini Cica (Rizka) tidak dalam keadaan fit. Terlebih ia sedang menstruasi. Pergerakannya cukup lambat membuat kawan-kawan bosan dan tak sabar. Di satu sisi ada benarnya, seorang dengan motivasi tinggi dan fisik yang kuat dipersilahkan jalan terlebih dahulu dan menunggu di titik tertentu yang telah disepakati. Di sisi lain terkadang pendaki yang lemah fisiknya bisa bertambah motivasinya jika berada di depan. Di sinilah seorang guide harus bijak bersikap. Ini berlaku untuk gunung dengan track yang relatif singkat dan mudah seperti Prau.

Pos3 Cica
Dengan usaha kerasnya Cica akhirnya berhasil sampai di pos3 2450mdpl. Ia sempat menangis karena letih. Berbeda ketika ia menangis karena takut jatuh di tanjakan Sambalado gunung Kencana1800mdpl dengan tanjakan kayunya yang sangat curam. Aku dan teman-teman pendaki lain terus memberi semangat agar ia meneruskan perjalanan.500 meter lagi ia akan tiba di puncak 2590mdpl dan segera mendirikan tenda untuk istirahat.

Pukul16.00 seluruh jama'ah Nbbl tiba di puncak2590mdpl. Izza ternyata sudah tiba terlebih dahulu bersama kawan-kawan yang lain. Ia terlihat sangat asyik menikmati indahnya pemandangan. Entah tulisan apa yang dibuat untuk walikelasnya yang juga gemar naik gunung. Pendakian ini juga sekaligus hadiah khatam Alqur'an dariku. Sebelumnya ia minta diajak ke Dufan.

Hobi Terindah 
Trip ini sekaligus  pendidikan karakter bagi Izza. Belum banyak anak seumurnya dapat menikmati pengalaman langsung seperti ini. Suatu saat iapun tidak tergantung pada lowongan kerja yang terbatas,akan tetapi justru tertantang untung mengembangkan peluang usaha di bidang pariwisata. Ia juga sepakat, bahka hobi yang terindah adalah hobi yang dibayar. Ya, apalagi selain menjadi Next mountain guide yang mumpuni pastinya.
Nyaris Hipo di 2590mdpl

 Cica terlihat agak sesak dan menggigil kedinginan padahal matahari masih cukup terik sore itu. Jama'ah masih terkesima dengan pemandangan yang sangat indah di puncak jelang sunset.
Segera saja aku turun ke campingground Telaga Wurung 50meter dari puncak. Segera aku dirikan tenda untuk mengamankan Cica dari resiko terserang Hipotermia. Ya penyakit kehilangan daya panas tubuh di ketinggian sering kali berakibat kematian. 

Syukur salah satu tenda yang kubawa sangat mudah didirikan tanpa repot memasukkan satu persatu frame. Ya, awalnya aku kurang berkenan dengan packing tenda berbentuk lingkaran lebih besar dari packingan tenda biasanya yang berbentuk balok. Disini aku sangat terbantu. Alhamdulillah

 Cowok2 ganteng Jama'ah NBBL
Hafiz, Abi dan Risyad segera membawa Cica dan carriernya turun dari puncak menuju tenda yang telah kusiapkan. Salut buat cowok-cowok  ganteng itu sangat peka ketika temannya butuh bantuan. Menggigil di 2590mdpl saat terik matahari itu sesuatu banget. Ternyata pakaian Cica basah dengan keringatnya. Segera kuminta mengganti pakain baru dan menyelimuti dengan jaket temannya.Pakaian yang basah segera dijemur mumpung matahari masih terik.

16.30wib jama'ah masih asik menikmati pemandangan di puncak. Masyaallah betah sekali mereka di sana. Aku segera memanggil mereka untuk mendirikan tenda lainnya. Tak lama mereka turun. Alhamdulillah. Kuingatkan mereka untuk menunaikan salat asar+zuhur yang sempat tertinggal. Setelah semua tenda berdiri dan kuanggap safety mereka kembali bergerak ke arah timur menuju bukit teletubies untuk menikmati sunset. Masyaallah cantiknya sunset sore itu. Tak lama mereka kembali karena suhu mulai semakin dingin. 

Perfect Sunset
Sunset,lautan awan view gunung Slamet yang sempurna. Masyaallah. Inilah keuntungan jika mendirikan tenda di sekitar Telaga Wurung. Banyak pendaki berebut mendirikan tenda di sunrisecamp di sisi timur gunung Prau. Ratusan tenda berdiri disana berjejalan sekali layaknya bazar pasar malam. Berbeda dengan Telaga Wurung yang terlihat lebih sepi dan asri.

Maghribpun menjelang. Udara dingin segera menyergap. Sebagian besar jama'ah telah bersiap menghadapi dinginnya malam di dalam tenda. Risyad segera menghampiriku. Ia melaporkan Hafiz dan Abi masih ada di sekitar bukit Telletubies. Segera saja aku susul. Untungnya mereka belum sampai sunrisecamp yang berjarak kurang lebih 1km. Malam hari melintasi bukit Telletubies kadang menyesatkan khususnya bagi pemula. Tak lama setelah beberapa kali kupanggil, mereka pun kembali. Alhamdulillah.

Segera mereka melapor betapa indahnya sunset di tempat mereka berdiri. Abi juga bertemu kenalannya. Segera aku jelaskan bahwa mereka adalah tanggungjawabku. Mereka harus patuh pada peraturanku sebagai guide.

Setelah makan malam jama'ah pun segera istirahat. Kembali kuingatkan untuk menunaikan salat Isya+Maghrib. Beberapa terbangun pada pukul 22.00 wib karena lapar dan ingin buang air kecil. Jutaan bintang menemani kita malam itu. Beberapa komet/bintang jatuhpun bisa kita nikmati di sini. Tak lama kita bisa bertahan di luar. Suhu memang masih berkisar 10derajat celcius. 

Alhamdulillah.Berbeda sekali dengan keterangan di sosmed yang bisa mencapai 3derajat celsius.Bisa jadi ini rezeki jama'ah Nbbl diberi suhu yang cukup hangat seperti halnya di Ciremai Desember2018. Jama'ah segera masuk ke dalam tenda untuk kembali beristirahat.

Alhamdulillahilladzi Ahyaanaa ba'da maa amaatanaaa wailahinnusyuur

Minggu, 23Juni2019
Pagi menjelang. Aku terbangun pukul 04.00wib. Segera kubangunkan jama'ah untuk prepare salat subuh. Agenda setelah ini adalah tracking menuju sunrisecamp untuk mendapat view lebih dekat dengan gunung Sindoro Sumbing.

Setengah jam berlalu. Semua jama'ah telah menunaikan salat subuh. Kami pun bergerak menuju sunrisecamp. Tidak ada pilihan lain untuk Cica kecuali ikut meski faktanya ia masih merasakan lemas. Jika ia tetap di tenda siapa yang akan menemani. Ribuan pasang mata pendaki terkonsentrasi menikmati sunrise di sunrisecamp.

Bismillah Cica terus berjuang melangkahkan kaki menuju sunrisecamp.Pukul 06.30 kami semua tiba di sana. Para jama'ah terdiam, terkesima memandang sunrise nan indah dan gunung Sindoro Sumbing yang amat gagahnya.Pukul 07.15 kami kembali ke camp untuk berkemas.

Berkemas,makan, operasi semut dan kembali ke basecamp Dieng untuk lapor diri. Pukul 11.00 kami siap turun gunung. Pesanku pada jama'ah, agar tetap hati-hati. Cukup sering pendaki mengalami kecelakaan saat turun gunung. Setelah berdoa kitapun menuruni gunung menuju basecamp Dieng.

Pukul 13.00 kami tiba dibasecamp Dieng. Lapor diri pada volunteer. Beberapa menyempatkan membeli souvenir ala gunung Prau.

14.00 wib bus kecil meluncur meninggalkan Dieng menuju terminal Mendolo Wonosobo. Beberapa titik kemacetan menghambat laju bus. Agak khawatir tertinggal bus jika sampai di terminal terlambat. Alhamdulillah pukul 16.00wib kami tiba di Mendolo.17.00wib Bus melaju meniggalkan Wonosobo.Senin, pukul 07.30wib kami tiba di PO Sinar Jaya Pasarminggu. Alhamdulillah semua kembali ke rumah masing-masing dengan selamat, karena itulah tujuan utama dari tiap perjalanan.