Sabtu, 24 November 2012

misteri toilet lantai3


Misteri Toilet Lantai III

             “Ini fakta.bukan cerita yang dibuat-buat. Mari kita fikirkan kenapa bisa toilet di selatan Jakarta, lokasi  yang cukup ramai masih saja ada penghuninya. Setiap hari kan kita tadarrus. Ya di sekolah ini. Di sekolah kita”. Tutur Obay kepada para teman-teman anggota OSIS yang lain. Serius sekali Obay menceritakan pengalamannya ketika ia menjumpai makhluk menyeramkan itu. Putih, rambut panjang dan bau anyir darah. Saat itu ia sedang diberi tugas mencari SKU pada acara Perjusami Pramuka. Maka kegiatan malam hari di sekolah sejak kejadian itu tidak lagi nyaman.
            Cukup banyak cerita yang sampai ke telinga kami tentang kejadian-kejadian aneh disekolah ini. Suara perempuan merintih dari arah dapur dan Musholla. Penampakan Makhluk putih berambut panjang di  beberapa kelas dan toilet saat kegiatan malam di sekolah. Itu semua diduga bersumber dari satu tempat. Ya, Toilet lantai III
            Ruang osis mendadak sunyi. Kami  saling berpandangan. ”Zar, takuuuuuuuuuut” sergap Nur si penakut kepada Zarin. “Tenang yaank, kan ada aku,hehehe” bujuk Zar dengan gaya play boynya. Sebenarnya Zar sama sekali bukan tipe cowok playboy. Ia adalah seorang yang cukup selektif untuk dekat dengan seseorang. Ia cowok cukup asik, setidaknya menurut teman-teman cewek anak-anak osis. Ia paling bisa menjaga rahasia, sehingga ia menjadi teman curhat faforit. Bahkan karena saking percayanya kepada Zarin, ada salah satu teman yang bersedia dilihat sms-sms di hpnya. Berbeda dengan Achil, dan Qiqi yang terkesan agak jaim, juga Obay sang Ketua Osis pecinta seni.
            Ini  bagian dari tanggung jawab kita untuk menyampaikan kebenaran kepada publik. Mari kita tunjukkan kerja kita sebelum kita demisioner”, tegas Obay berapi-api.
“Udahlah bay, banyak program yang tak terselesaikan, lo malah nambah program baru” Iyem mengomentari.
            ”Betul bay, seharusnya kita fokus pada program yang belum terlaksana, bukan tentang Misteri Toilet yang gak penting itu” Achil dan Qiqi menambahkan.



            “Makanya dengerin dulu terusannya, gue mau bilang bahwa toilet kita jadi angker begini bukan tanpa sebab. Gue yakin makhluk itu tambah betah di sana gara-gara temen-temen cowok yang gak cebok dan gak siram WC abis mereka kencing dan BAB.. Jadilah wc sekolah kita wc terangker dan terjorok di bilangan Bangka ini. Ini juga menjadi penting karena bab pertama dalam buku fiqih manapun mengajarkan tentang bersuci. Dan kita mungkin telah lama tak peduli tentang hal tersebut.
            Lo inget kan cerita Ustadz  Ahmad tentang orang yang disiksa kubur  gara-gara gak bersih istinja?.Kalo gak suci trus gimana salat kita bisa sah?”
            “Btw, Istinja’ tuh apa ya?” Tanya Nur dengan lugunya. Selain penakut, terkadang Nur juga telmi.
“Istinja’ itu bersuci dari najis setelah kita buang air kecil/besar, itu yang gue ingat dari penjelasan Ustazd Ahmad” kali ini Atun mulai bicara. Aktifis Paskibra yang tinggi menjulang itu dikenal sebagai anak yang memiliki prestasi terbaik diatas kertas.
            “Ok, sekarang pointnya apa?, what should we do?” Tanya Zarin kepada Obay.
”Justru itu yang akan kita bicarakan.Gak mungkin Presiden bekeja sendirian tanpa bantuan menteri-menterinya kan?”jawab Obay.”Yang ada dipikiran gue simple aja. Yuk kita bersihkan WC MTs.N1. Cowok or Cewek bersihkan WC masing-masing. Kita kan jarang kerja kaya gini.Yang gue inget itu juga bagian dari program kita deh. Dengan ini, kita bisa nunjukin bahwa Osis 2009-2010 peduli, kita juga membantu penjaga sekolah yang siang malam bekerja untuk kenyamanan belajar kita”.
“Waw, luar biasa presiden kita ini. Gue pikir lo cuma bisa mukul marawis doang bay!”, salut Iyem.
            Tak sedikit juga teman-teman  yang diam. “Gue pikir apa untungnya membersihkan wc sekolah yang sudah tujuh rupa baunya seperti bau kali pesing di jalan Daan Mogot yang berwarna hitam pekat. Toh kita bukan pembantu dan tidak digaji. Jelas-jelas ini tugas penjaga sekolah yang sudah digaji untuk itu. Tupoksi kita belajar.” Sangkal Piere.
“Belajar beramal lah Piere, lo kan maen mulu, kalo gak warnet pasti trac-trackan sama Pi’i, trus kapan lo bantuin kita?”. Tanya Achil ke Piere. Piere dan Pi’i memang anggota OSIS yang malas. Jarang sekali mereka terlihat dalam kegiatan-kegiatan OSIS. Inilah salah satu efek negatifnya jika anak telah difasilitasi dengan sepeda motor sebelum waktunya.



            “Pokoke gue gak ikut, gue bukan babu, kerajinan. Kaya gak ada kerjaan lain aja” Pi’i mendukung temannya Piere.
“Terserah lo lah. Sekarang siapa yang setuju kita bersihkan wc angkat tangan ?”, Obay mencoba menyudahi perbedaan pendapat itu. Ternyata hanya Piere dan Pi’i yang tidak angkat tangan. Obay pun tak ambil pusing. Ia memiliki lebih banyak teman yang akan membantunya dibanding yang tidak.
            “Trus, ni dari gue, gue akan tulis di pintu WC (Terima kasih untuk menyiram lubang wc.
 Pakaian suci salat sah Azab Kubur NO Way” tambah Qiqi.
“Satu lagi bay, cuci karpet musholla yang telah bertahun tak pernah kita cuci”, Zarin melengkapi.
“Mantap, ini baru temen-temen gue. So secepatnya kita action. Sebelum semakin banyak orang yang tidak sah salatnya. Dan ketidaknyamanan kita ketika harus berkegiatan dengan menginap di sekolah.
            Mereka pun merencanakan kapan kerja itu dapat dilaksanakan. Sampai pada waktunya mereka dengan senang hati datang ke sekolah. Membersihkan wc, mencuci karpet musholla yang bertahun-tahun tak pernah mereka cuci, menempel poster pada pintu wc.
            Kang Nana dan Mas  Gim penjaga sekolah pun tersenyum lebar dibuatnya. Sebagai penjaga sekolah mereka telah lama berharap ada anak-anak yang juga peduli dengan kebersihan sekolah. Selama ini anak-anak kurang terlihat berperan dalam menjaga kebersihan sekolah. Membuang sampah sembarangan keahlian mereka . Ya, selama ini guru-guru banyak yang mengajar dan belum banyak mendidik dengan banyak diskusi di luar jam pelajaran, teguran dan sanksi. Takut dikatakan Bullying. Takut yang kurang beralasan sebagai pendidik muslim.
            Alhamdulillah, sejak program itu dilaksanakan secara  turun temurun dari generasi ke generasi, makhluk putih anyir menyeramkan itu pun tidak lagi menampakkan wujudnya seperti pernah disaksikan oleh Obay sang ketua Osis. Anak-anak pun berkegiatan di sekolah dengan nyaman. Allah Maha Pemberi Ganjaran atas apa yang telah kita kerjakan. Kesuksesan adalah buah dari pembiasaan-pembiasaan positif yang kita perjuangkan dalam melawan kemalasan . Allahu Akbar.
                                                                                                                        (Luthfi Mulyadi, 20/10/10)

Tidak ada komentar: