Jumat, 12 Juni 2015

revolusi mental vs lagu dusta

Revolusi mental vs lagu dusta

Jangan bilang-bilang
Kita berduaan
Jangan bilang-bilang
Kita berpacaran
Jangan bilang-bilang nanti ketahuan
(dipopulerkan oleh Saeful Jamil)

Kutipan lagu di atas pasti salah karena penulis juga tidak hafal,hehehe. Pokoke lebih kurang begitu dah.
Pagi itu sebuah di sebuah markas polisi didatangi Inbox. Salahsatu program unggulan yang mengexpose revolusi mental di sebuah instasi besar Negara di republik ini. Show yell pun dimulai.
“jiwa sejati itu, pikiran bersih/jernih,ucapan tindakan santun,mengayomi,tindak tanduk yang menjadi contoh kebaikan…”
Indah sekali karakter-karakter yang  tedapat dalam yel tersebut. Masalahnya bagaimana kemudian jika polisi seperti dibuat candaan oleh para selebritis. Sepertinya mengurangi wibawa mereka,  jika benar-benar menginginkan revolusi mental.
Polisi memang harus mengayomi semua lapisan warga Negara Indonesia dalam kebhinekaannya, tapi sepertinya tidak menjadi masalah jika joged komando tetap menjadi acuan mereka dengan lagu-lagu yang kontennya tidak menjurus pada pelanggaran norma social. Sebut saja poco-poco, senam polisi, bahkan senam-senam dengan irama lagu-lagu daerah.
Kutipan lagu di atas, kontennya jelas menjurus pada pelanggaran norma sosial. Dinyanyikan oleh  pejabat tinggi POLRI duet dengan Saepul Jamil.Sekali lagi independensi polisi di uji ketika dihadapkan pada keharusan membawakan lagu dan jogged yang kurang substansial sebagai konsekwensi diliput oleh salah satu televisi swasta. Diekspose ok, dikerjain/dilecehkan jangan. Sukses terus dan maju terus Polisi Republik Indonesia.


Tidak ada komentar: