Jumat, 15 April 2016

Misteri "Kata Kon*ol"

Siang itu Ihsan menangis tersedu pulang dari sekolah.Ia adalah siswa kelas II di Sekolah Dasar Negeri di bilangan elit Tebet. Segera saja mama bertanya sebab ia menagis. Awalnya ia tak mau bercerita, tapi setelah mama membujuknya, ia pun akhirnya bercerita.

"Topiku ada yang coret-coret ma!", adunya pada mama
"Oh,begitu, coba mama lihat, nanti mama coba hapus tulisannya",pinta mama
Ihsan pun segera memberikan topi tersebut. Alangkah terkejutnya mama ketika melihat coretan di topi anaknya.

"Masyaallah, Ihsan siapa yang coret topi kamu?" kejar mama
"aku gak tahu mah", jawabnya sambil ketakutan
"nanti biar mama tanyakan langsung pada miss Lidya, guru kelasmu"tanggap mama

Esok harinya kabar inipun sampai ke miss Lidya. Dengan bijak miss Lidya segera mencari cara agar masalah ini dapat diselesaikan. Ia akan mencari tahu siapa pelaku pencoretan tersebut.

"baik anak-anak, hari ini miss Lidya mau kalian jujur, siapa yang mencoret topinya Ihsan?" tanya miss Lidya kepada seluruh anggota kelas II.

Ekspresi-ekspresi lucu anak-anak pun bermunculan. Ada yang takut,bingung,cengengesan,cekikikan,saling tuduh dan lain sebagainya. Buat sebagian besar mereka ini adalah kasus besar yang dapat membuat mereka tidak naik kelas atau minimal kolom prilaku di rapor mereka menjadi buruk.

Miss Lidya segera melempar pandangannya ke berbagai penjuru kelas menyisir ekspresi-ekspresi aneh anak-anak yang mungkin bisa tertangkap dan dijadikan data untuk membantu memecahkan kasus ini. 

Buat miss Lidya,ekspresi anak-anak yang tertawa dan senyum-senyum itulah yang perlu dicurigai. Mereka yang tertawa bisa jadi paham arti kata yang tertulis di topi Ihsan. Sedangkan yang ketakutan bahkan datar saja bisa jadi mereka belum paham.

"baik, karena belum ada yang mengaku miss Lidya sekarang minta kalian semua menulis kata yang ada di topi Ihsan di kertas selembar, tulis juga nama kamu di atasnya", minta miss Lidya
Segera saja mereka menyerbu  ke depan untuk melihat tulisan yang ada di topi Ihsan.

"apa sih tulisannya?"
"Hiiiii"
"awas gak keliatan neh"
"gantian dong!"
kelas menjadi tidak kondusif, karena anak-anak berebut untu melihat tulisan di topi Ihsan antusias mereka untuk segera tahu.
"Stoooooooooooooooooooooooooooop!",cegah miss Lidya karena suasana kelas makin gaduh.

Agaknya metode yang digunakan miss Lidya kurang tepat. Segera ia berpikir untuk mencoba metode yang lain. Ia berpikir keras bagaimana caranya. Sebagai guru yang santun agak risih juga ia menulis kata itu di papan tulis. Jelas kata itu adalah kata kotor, tapi mau gimana lagi?.,mereka tidak boleh membuang waktu belajar.

"Baik, silahkan tulis kata ini di kertas  lengkap dengan nama kalian!, jelas?", perintah miss Lidya.

"jelas miss!" sahut anak-anak

Tiba-tiba pak Jejen guru pendidikan agama islam masuk kelas.
"Assalamu'alaikum, ada yang bisa dibantu!"sapanya kepada anak-anak dan miss Lidya. Agaknya pak Jejen mendengar kelas miss Lidya gaduh sebelumnya.

"Astaghfirullahal'azhiim, apa-apaan ini miss Lidya?", tidak memberi kesempatan miss Lidya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Pak Jejen berkhotbah lengkap dengan joke nya yang garing mirip dodit membuat atmosfer kelas investigasi menjadi tidak lagi kondusif.

Pak jejen dengan postur badan yang tinggi besar dan kulit gelap sebenarnya cukup ditakuti, tapi seringkali ia tidak tepat dalam melemparkan joke.

"Siapa yang menulis kata kotor ini di papan tulis?, Ayo ngaku!", kejar pak Jejen

Setelah diajak tertawa anak-anak kembali dicekam ancaman

"pak Jejen!"sergah miss Lidya mencoba menengahi
"gak apa-apa miss Lidya, biar saya tangani anak-anak yang nakal ini" kembali tidak menggubris miss Lidya yang mencoba menjelaskan yang sebenarnya terjadi.

"kamu, apa yang kamu pegang?" tanya pak Jejen melihat anak laki-laki yang memegang kertas.

"Nizam, Shendy, Rifqy,Dhika, maju ke depan!", perintah pak Jejen.
"Astaghfirullahal'azhhiim, apa yang kamu tulis anak-anak!", pak Jejen mengomentari tulisan anak-anak di atas kertas. Pak Jejen melanjutkan panggil anak-anak yang lain. Separuh jumlah anak-anak kelas II telah berada di depan kelas sekarang dengan tulisan yang sama.

"Kok hampir semua maju?"
Pak Jejen mulai sadar

"makanya dengarkan saya dulu pak Jejen!"sahut miss Lidya
"Sebenarnya ada apa sih ?, tanya pak Jejen. Miss Lidya pun segera menjelaskan.
"oh, begitu" pak Jejen mengangguk paham

"iya deh, monggo diteruskan" Pak Jejen pun segera  meluncur meninggalkan kelas tanpa merasa bersalah.

"dasar Jejen, buang-buang waktu aja!", sesal miss Lidya dalam hati

"Baik anak-anak, kita sudah banyak buang waktu, mari kita segera selesaikan ini!". 

 Setelah semua kertas lengkap dengan tulisan kata tersebut terkumpul, miss Lidya segera mencari tulisan yang mirip dengan tulisan yang ada di topi.

"hihihihi..", tanpa sadar miss Lidya tertawa cekikikan mengingat peristiwa pak Jejen membaca satu persatu tulisan anak-anak sambil beristighfar. Konyolnyaa.

"Baik, setelah berdoa yang lain boleh pulang kecuali Nizam".miss Lidya mengingatkan.

Doa selesai. Giliran Nizan sekarang diminta keterangan lebih lanjut, karena miss Lidya menganggap tulisan Nizamlah yang paling mirip.

"Nizam, miss Lidya minta kamu jujur, kamu kan yang nulis di topi Ihsan?",tanya miss Lidya

Nizam mengelengkan kepalanya.

"Kalo kamu jujur miss Lidya akan maafkan, kalo tidak miss Lidya akan minta surat pindah kamu ke sekolah lain!", ancam miss Lidya
"jangan miss!" cegah Nizam

"coba ceritakan, bagaimana kejadiannya!" minta miss Lidya

"habis, topi Ihsan ada di kolong mejaku,aku gak suka, trus aku coret deh, tapi aku tulis huruf "T"nya aja",Nizam mengaku
"terus yang nulis huruf yang lain siapa?', miss lidya kembali mengejar jawaban Nizam

"gak tau!", jawab Nizam
"jadi mau pindah sekolah nih?', ancam miss Lidya kembali

"enggak miss"cegah Nizam ketakutan
"Iya aku miss yang nulis" Nizam mengaku.
Kasus di tutup.
















Tidak ada komentar: