Minggu, 21 Mei 2017

Taman Sari Fantasi Syurgawi Berpoligami


Mungkin judul di atas gak akan nyambung sama isi tulisan di bawahnya.Tak apalah dalam rangka memikat pembaca,hahay.

Gue yakin tulisan ini udeh banyak di pasaran. Pengen aja nulis lagi versi gue sendiri yang mungkin beda. Mungkin. Semoga

Ya. Taman Sari Jogja. Tempat mandi para putri. Lebih tepatnya puluhan selir Raja. Waw.Eh Wow. Beda kasta ya beda juga fasilitas yang kita dapatkan. Syukuri saja kita yang terlahir sebagai rakyat biasa bahkan jelata.

Remaja tak akan banyak paham ketika kunjungi tempat ini. Taman Sari. Informasi hanya diberikan oleh guide yang terbatas tanpa dilengkapi sejarah yang tertulis di atas kertas yang mungkin ditempel di beberapa titik dinding. Idealnya informasi tetap diberikan tanpa takut rezeki berkurang.

Tahun 1755 m Keraton Jogja didirikan. Raja pertama sampai ketiga yang katanya menikmati fasilitas Taman Sari. 20 Selir telah masuk ke dalam kolam sisi utara yang berukuran 15 X 10 meter lengkap dengan air mancur. Pohon-pohon indah pilihan tak luput ditanam di sana guna ciptakan cita rasa indahnya syurga yang sempurna.

Rajapun naik ke menara kecil setinggi 7meter guna melempar rangkaian bunga ke arah para selir. Segera saja rangkaian bunga dilempar. Para selir berebut dengan sangat antusias. 1orang selir berhasil menangkapnya mengalahkan 19 lainnya.

 Selir yang berhasil menangkap bunga itulah yang kemudian berhak menemani Raja mandi di kolam sebelah selatan yang lebih indah.

"Wow,enak bgt ya!", timpal seorang remaja Jakarta yang menyimak informasi dari guide dengan baik

"Kita aja dapet 1cewek aja susah,hehehe..",timpal yang lain

"Beda kasta beda pula fasilitas yang kita dapat bray,itukan Raja, bukan rakyat biasa,hehehe...", seorang guru menimpali

"oh, iya ya, kita mah apa atuh, cuma alas bagi para sang Raja,hehehe...", seorang guru lain kembali menimpali.

"Pak, Rajanya Islam bukan sih?", kejar sang siswa yang cukup keritis

Pak guru beberapa detik berpikir untuk menjawab dengan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan.

"Islam dong", agak ragu menjawab

"Tapi kok punya 20 selir, Nabi aja cuma punya 9istri",kembali memberondong dengan pertanyaan.

Kembali pak Guru berpikir keras tentang ayat apa yang dijadikan landasan Raja untuk mengawini 20selir.

"Mungkin Raja memahami ayat ini nih إلّا على أزواجهم أو ما ملكت ايمانهم".Raja mungkin memahami bahwa selir adalah harta bahkan statusnya adalah budak yang bisa dimiliki dan diperlakukan sekehendaknya. 

Toh dahulu zaman jahiliyah perempuan diperlakukan seenaknya. Bertukar istri, menjualnya, membunuhnya dan perilaku lain yang jelas melanggar hak asasi manusia. Beda dulu beda sekarang. Manusia kian beradab dan meninggalkan perbudakan.

Para siswa mengangguk tanda mengerti. Satu siswa tampak belum puas lalu berkomentar.

"Ah, teori,  sekarang juga masih banyak yang kaya gitu. Para Pejabat kan Raja-raja kecil di tiap daerahnya yang dikuasainya. Mereka sangat mungkin meneruskan tradisi Raja,hehehe", timpalnya.

"Ya, sudahlah itu kan pejabat,semoga itu rejeki mereka yang halal. Kita kan rakyat biasa, semoga Allah menjadikan kita bersyukur dengan rejeki kita dan menambahkannya lebih banyak lagi. Menjadikan sabar kita sebagai tiket masuk surga yang penuh dengan ratusan bahkan ribuan bidadari sexy,hahay...."jawab pak
 guru

"Amiiin", para siswa serentak mengamini.

Tidak ada komentar: