Selasa, 19 Mei 2015

belajar ikhlas

Alhamdulillah. Hari ini luar biasa. Subhanallah. Sejak kemarin perasaan gundah itupun sirna.Padahal tiga hari yang lalu perasaan ini cukup menguras pikiran. Aku yang mungkin telah memaksakan kehendakku untuk membentuk remaja musholla untuk selalu berkomunikasi demi efektifitas segala hal. Khususnya menghadapi kegiatan besar yang penuh resiko seperti pendakian gunung. Betapa tidak menguras pikiran. Aku dengan segala aktifitas dari pagi hari dan pulang larut malam, belum juga mendapat konfirmasi apapun sejak seminggu yang lalu tentang kesiapan para peserta untuk kegiatan ini. Bahkan sampai saat ini. Detik ini aku belum menerima konformasi dari mereka.Tapi luar biasanya aku merasa lebih tenang dibanding 3 atau 4 hari yang lalu. Pikiranku penuh dengan harapan cuaca yang cerah minimal pagi hingga siang hari. Yang penting ada cerahnya. Sehingga di ketinggian itu kita tidak membeku dengan kehadiran sinar matahari. Matras, jas hujan, cracker, beras, telur, kupluk, sarung tangan, celana ideal, pasak yang belum lengkap, badai, spirtus, basecamp.dll. Gila. Menjadi panitia tunggal yang sering ku lakoni. Tanpa sekretaris. Tanpa asisten. Siapa yang mau peduli dengan kegiatan penuh peluh di luar sana dan tidak dibayar. Dibayar saja mungkin banyak yang tidak mau. Alhamdulillah perkembangan sampai saat ini aku cukup bisa mengalahkan egoku.
Satu persatu calon peserta konfirm mengundurkan diri dengan alasan yang bermacam-macam. Ini yang sebenarnya aku inginkan. Kejelasan. Keberanian para beberapa peserta yang belum dimiliki oleh Ihsan dkk.
At least aku telah buktikan bahwa aku serius dalam segala hal. Mudah-mudahan mereka bisa mencontohnya. Pelajaran lain yang ingin ku share  selain keberanian, komunikasi efektif, analisis analogis, kepada mereka adalah keseriusan. Jangan menganggap enteng hal-hal kecil yang bisa menjungkalkan kita sewaktu-waktu. Seperti ketiadaan jas hujan tatkala hujan di ketinggian lebih dari 2500 mdpl akan sangat menyiksa siapapun juga. Sekali lagi aku sangat bersyukur dapat merasa lebih tenang dan damai saat ini. Aku dapat berpikir positif dan tidak mengukur mereka dengan standar diriku Alhamdulillah. Allahummaj'alniy Syakuro Waj,alniy Shoburo Waj'alniy fi 'Aynayya Shoghiiro Waj'alniy Fi A'yuninnaasi Kabiiro. Wallahu A'lam Bisshowab

Tidak ada komentar: