Sabtu, 01 November 2014

Ayah mertuaku tercinta Alm.Al-Ustadz H.Zahruddin Hasan

  Sosok ayah yang sangat sederhana itu telah menghembuskan nafas terakhirnya pada Jum'at 24 Oktober 2014 tepatnya pukul13.00 di RS Fatmawati Jakarta Selatan.Ayah bahkan tidak dapat mengendarai sepeda motor karena trauma jatuh saat muda.Sosok yang bersahaja, hamba Allah yang bersyukur pada nikmat-nikmat yang diberikan padanya.

   Seminggu setelah kepulangan istri tercinta dari tanah suci.Ternyata hari itu adalah hari-hari terakhir aku dapat mengabdi padanya. Menuntunnya,mengantarnya berwudhu, membasuh kakinya.Subhanallah.Alhamdulillah. Senangnya sempat dekat denganmu. Maafkan aku yang sempat bersuuzhan padamu.Maafkan aku ayah. Menetes air mata ini jika teringat lagi sosoknya yang sederhana.

  Tak banyak keinginannya, hingga makan masakan padang saja adalah  merupakan makanannya yang istimewa baginya.

  Tidaklah ia berambisi memiliki banyak harta usai pensiun sejak setahun yang lalu. Sisa umurnya ingin ia habiskan untuk beristirahat dan mendekatkan diri pada Allah swt.
  Keberhasilan baginya adalah melihat anak-anaknya yang telah tumbuh dewasa dan menjadi anak yang soleh/solehah. Istriku tercinta yang solehah adalah juga hasil didikannya.Alhamdulillah.Terimakasih ayah

  Pagi hari itu,Jum'at 24 Oktober 2014, kondisi ayah kian memprihatinkan. Nafas tersengal, mata tak lagi mampu ia buka, terlebih mulut.Kamipun bergantian membisikinya dengan tahlil,membacakannya surat yasin dan dzikir2 lainnya.

  Hari itu adalah hari terakhir kami berjumpa dengannya.Aku mengantarnya menggunakan ambulance Masjid Al-Hurriyyah melewati jalur transjakarta. Sedih sekali melihat kondisi ayah yang semakin kritis.

  Syifa,adalah anak bungsunya yang ia nanti2kan. Tak lama setelah ayah menemui anak bungsunya yang baru saja selesai mengikuti jambore iapun menghembuskan nafas terakhirnya. 
Innaa Lillahi Wainnaa Ilaihi Roji'un.

Tangispun pecah seketika.

  Prosesnya begitu cepat bagi seorang hamba Allah yang soleh. Tak sampai berbulan-bulan merepotkan banyak orang seperti banyak terjadi pada orang lain.

  Senin 20/10/14 kami mengantarnya ke RS.Budhi Asih meski tidak mendapatkan perawatan.Langsung saja kami menuju pijat urut urat saraf di bilangan poltangan seperti dianjurkan oleh pok Yati salah salah seorang teman ibu.Sang tabib telah lebih dulu meninggalkan Jakarta, akhirnya ayah kami bawa ke RS.Fatmawati.

  Mendapat perawatan dan infus hanya semalam, Selasa 21/10/14 kondisi ayah mengalami perkembangan. Wajahnya lebih segar dibanding kemarin.Pihak rumah sakitpun mengizinkan ayah pulang. Dengan senangnya ayah berusaha sekuat tenaga berjalan tertatih masuk ke dalam taksi. Siang itu ayah dapat berkomunikasi.Iapun sempat menyapa para tetangga yang sesampainya di depan rumah di sambut para tetangga yang ingin melihat ayah secara langsung.

  Subhnallah. Antusias yang luar biasa ditunjukkan para tetangga. Begitu cintanya mereka pada sosok seorang ust yang pernah menjabat seorang RT selama lebih dari 10tahun.

Sampai akhirnya saat itu datang.
كلّ نفس ذائقة الموت
كفى بالموت وعيظا
Selamat jalan ayah. Semoga arwahmu diterima di sisinya.Semoga kami dapat meneladani kesederhanaanmu.Semoga kita bertemu kembali di surga-Nya.Amin 

Tidak ada komentar: