Minggu, 13 November 2016

Angkasa (6trophy is not enough)


Angkasa H-7

Kamad meminta kita tuk ikut di lomba Pramuka Angkasa di MTs.Tanwirul Qulub Kuningan 13 November2016 karena malu jika tidak berpartisipasi. MTs.N1 adalah ketua KKM1 di Mampang dan sekitarnya. Agak terpaksa kak Purba menyanggupinya.Tersita lagi waktu bersama keluarga  di akhir pekan. Sebagai Pembina yang baik, suka tidak suka kak Purba menjalankan perintah dari Kamad.

Alasan kak Purba sangatlah masuk akal. Hampir tiap jelang lomba ia harus adu urat syaraf dengan anak-anak binaannya yang tidak mau diatur. Makan hati menghadapi anak-anak yang belum bisa memprioritaskan Pramuka sebagai ekskul utamanya. Minim cinta,minim respect. 

Kak Purba cukup terpukul dengan mundurnya skuad intinya karena alasan kesehatan. Sarsa sakit dan prioritas Saman. Hiaz sakit. Juki sakit. Ibra, Dini, dan Tasya dikabarkan tidak diizinkan lagi oleh orangtua mereka.

Ia berpikir keras untuk mencari penggantinya. Alhamdulillah DU tidak jadi menggunakan jasa Dini dan Tasya untuk lomba. Ibra kembali merapat. Zahra, Rizki dan suporter setia andalan baru gudep MTs.N1. 

H-4 Angkasa

Khalid pulang tanpa pamit, tanpa keterangan. Sebelumnya ia juga asik latihan basket saat teman-teman serius berlatih dirikan pionering dan tandu.

 "Hello, whats really happen with you kids?". 

Siti sakit, Ijah sibuk berlatih saman. Padahal kak Purba sudah memberi pilihan untuknya dengan sangat bijak. Pramuka atau saman. Jika sibuk saman, Pramuka hanya dapat energi sisa dari latihan saman. Sebaliknya jika sibuk Pramuka, saman hanya dapat energi sisa latihan Pramuka. 

Siapapun pelatihnya tidak akan menerima ini. Ya, dijadikan yang kedua. Entah kenapa,  kak Purba masih saja menerima si kembar meski sering menjadikan yang kedua. Sering disakiti.

Hari berikutnya giliran simungil Fauzan mangkir dari latihan dengan alasan lupa. "Hello?"

Keadaan ini adalah beban psikis kak Purba dan Pratama. Terutama Tim secara keseluruhan. Setelah berhasil membawa pulang 3Trophy di Getaas SMP 16 Kebayoran, agaknya anak-anak terlalu euforia. Tenggelam dalam euforia membuat tim makin kacau. Padahal Kamad makin percaya dengan keseriusan kita berlatih dan meraih prestasi.

Latihan upacara dalam rangka Hari Pahlawan tiap sore juga menyita waktu kita khususnya Annan sebagai Pratama putra. Satu saat saking galaunya dengan keadaan, Nuy pun menangis. Ia sedih melihat keadaan teman-teman yang sibuk sendiri-sendiri dengan urusan masing-masing sehingga H-4 kita belum full team. Suatu yang mustahil untuk meraih juara umum impian sang pembina. Impian terakhir Nuy dkk kelas 9 yang tidak lama lagi non aktif dari kegiatan ekskul.

H-3 Angkasa

Kak Purba di tengah kesibukannya menjadi kepala keluarga yang baik dan kewajiban sebagai seorang guru untuk menginput nilai secara online, ia masih menyempatkan mendaftarkan keikutsertaan gudepnya sementara istrinya rela menunggu berjam-jam tanpa ditemani di rumah sakit.  

Ya, hari itu, kak Purba berhasil membagi waktu untuk menjemput anak kandungnya, mengantar dan menjemput istri, dan mengurus pendaftaran lomba Angkasa. Alhamdulillah. Kak Purba merasa senang sekali bisa bermanfaat bagi banyak pihak.

Sore itu hujan deras. Dingin membuat kaki istrinya sakit, kak Purba setia menemani istrinya. Ba'da maghrib, kak Purba meninggalkan tugas wajibnya mengajar ngaji anak yatim demi melengkapi administrasi lomba. Agar dapat meraih poin penuh. Agar asa menjadi juara umum tetap terjaga.

H-2 Angkasa

Kak purba masih bisa memberi arahan kepada anak-anak termasuk peserta lomba kaligrafi, tilawah, tahfiz dan Azan. Selepas azan Asar, ternyata anak-anak yang diharapkan berlatih pionering dan tandu belum juga bergerak. Sejak itu kak Purba agak pasif memberikan arahan. Rehat sejenak mengatur strategi. Positif thingking bahwa anak-anak punya cara sendiri dalam berlatih.

H-1 Angkasa

Hilsa masih sering bertanya tentang kaidah khat naskhi yag akan dilombakan via bbm. Senang sekali kak Purba menjawabnya. Ia merasa dihargai sebagai pembina. Terbukti Hilsa dapat meraih juara kaligrafi meski juara 3. Langkah yang sangat bagus sebagai pemula. Kunci yang diyakininya sebagai pembina ialah giat berlatih. Sekali giat berlatih kapanpun dimanapun, jika ingin meraih juara.

Angkasa 13 Nov 2016

05.30 kak Purba dkk sudah berada di tempat yang disepakati. Hujan terus mengguyur pagi yang remang itu.Kopaja yang ditunggu tak kunjung datang termasuk Pratama. 06.15, Alhamdulillah kita berangkat. Ternyata Khalid tertinggal.Kak Purba berharap ini adalah pelajaran bagi Khalid yang tidak serius latihan. Alhamdulillah Khalid membuktikan keseriusannya. Tak lama ia muncul di tempat lomba.

17.00 wib
Saat menegangkan itupun tiba. Satu persatu juara tiap pos di sebutkan oleh panitia. Semaphore, Sandi, Morse, Pionering, Rubik, Kawat Listrik, PU,PK,Wanus, tidak satupun kita raih.

Pos Yell dan Keagamaan tersisa. Semua berharap cemas. Alhamdulillah. 2 Pos terakhir kita meraihnya. Masih banyak PR untuk berlatih keras pos-pos yang justru identik dengan Tekpram bukan pos keagamaan.

Tangis haru menghiasi tim inti Pramuka MTs.N1 beserta para suporter yang setia. Hujan deras menambah haru suasana sore itu. Kak Purba pun cukup bangga melihat perfom yell2 pangkalan yang mewakili teamwork yang cukup kompak dan rapih ditampilkan oleh anak-anak. 

Tak lupa ia menyalami mereka satu persatu setelah perfom. Perfom yang cukup serius, yang jarang dilihat oleh kak Purba saat latihan. Keseriusan, ya keseriusan.

 Kak Purba memeluk salah seorang peserta putra yang sangat disayangnya.Hiaz mewakili gudep meraih terbaik II, lomba tahfiz putra, Hafa raih terbaik II kaligrafi putra, Hilsa terbaik III kaligrafi putri, Uma terbaik III tilawah putri, Nur terbaik I tilawah putra, dan juaran harapan III yell pangkalan.

Perlahan tapi pasti anak-anak mulai mencintai Pramuka. Di tengah belasan senyum kegembiraan karena meraih 6trophy, para suporter dengan tulusnya mengucapkan terimakasih kepada kak Purba.

 Hilsa, Khansa dan Hiaz pun demikian. Hiaz memeluk erat kak Purba di tengah guyuran hujan. Moment itu indah sekali. Subhanallah. Ini menambah energi kak Purba terus mengawal anak-anak sampai terminal akhir di buncit 12. 

Di tengah hujan, kak Purba yang basah kuyup tetap setia menemani  anak-anak menunggu hidupnya kembali mesin bus yang mogok. Saat kak Purba meminta anak-anak tuk Istighfar dan salawat anak-anak masih tenggelam dalam euforia kemenangan, padahal saat itu jelang maghrib, padahal Allah yang memberikan kemenangan tersebut.

Dalam doanya saat tiba di rumah, kak Purba meminta pada Allah agar ia selalu diberikan kesabaran dan agar anak-anak dijadikan anak soleh dan solehah. Agar investasi waktunya demi membina anak-anak agar tidak terseret pada pergaulan destruktif menjadi investasi pahala sebagai amal jariyah. Semoga kelas9 setelah lulus akan kembali ke gudep pangkalan untuk mengabdi dan mendampingi kak Purba menebus impian menjadi Juara Umum. Semoga.



Tidak ada komentar: