Senin, 28 November 2016

cinta zahra


Degup jantung Zahra makin cepat saat lewati kelas 81 terlebih jika berpapasan. Nafasnya tak beraturan, pikiran tak menentu. Derap langkah kak Rahmat saat turuni tangga seminggu lalu pun masih tertanam kuat di pikirannya. 

Saat kak Rahmat melatih upacara, saat olahraga, saat di musholla, saat di kantin, saat lewat samping kelas 71. Subhanallah indahnya. Inikah yang namanya cinta?.

Zahra terus berharap momen-momen indah  itu  dapat ia nikmati berulangkali.Ya, momen indah remajayang wajar  tanpa mengikut sertakan hasrat untuk menyentuh dan berbuat lebih dari itu.

 Kata kak Purba, "Cinta itu tidak dilarang, hanya saja kita harus bisa membatasi diri dari hal yang dilarang Allah swt. Setan tiap detik selalu berusaha untuk menjerumuskan manusia untuk bermaksiat.
  
kak Purba menambahkan.

"Laki-laki  normal  pasti suka terhadap perempuan dan sebaliknya. Masalahnya, laki-laki normal pasti bernafsu terhadap perempuan untuk memeluk, mencium dll dan sebaliknya, sehingga hal ini harus diatur sebaik mungkin sesuai dengan ajaran Islam".

"Biar gak sex oriented (hanya pada sentuhan fisik/hasrat dengan orang yang kita cintai) yang banyak dilakoni oleh remaja salah gaul, silahkan  alihkan cintamu pada banyak hal. Yang pertama Allah swt tentunya, Rasulullah saw, Ortu, Guru, pembina, ekskul,hobi dll"

Tambahnya lagi.

Saat itu kak Rahmat ada di seberang jalan dan Zahra ada di sisi lainnya. Kak Rahmat memandang sosok cantik nan memesona beberapa meter dari tempatnya berdiri. Zahra jadi semakin salah tingkah. Iya meyakini bahwa ia tengah diperhatikan oleh kak Rahmat. Saat itu ia merasa jadi perempuan tercantik di dunia. Jiwanya melayang ke angkasa.

Tiba-tiba Zahra pun sadar. Pandangan mata kak Rahmat menyisir dari kiri ke kanan ke arah belakangnya. Agaknya bukan ia yang diperhatikan dari tadi. Barisan Jetbus Telolet Scorpion Holliday tengah konvoi di depannya.

"Telolet, telolet,telolet..."

Semakin gagah dengan membunyikan klakson telolet di hadapan para pecintanya. Paduan warna putih dengan garis hijau menambah cantik interior. Lampu alis, sayap dan ekor berwarna hijau  tak luput dari perhatiannya.

Kak  Rahmat masih memandanginya kagum sambil geleng-geleng kepala dan berdecak kagum.

Zahra lalu berpikir positif seraya  bersyukur. Kak Rahmat begitu lugunya. Ternyata ia adalah seorang busmania. Bukan memandangi wanita seksi lain yang ada di hadapan bahkan menggodanya, tetapi menikmati bus-bus cantik yang tak mungkin merebut cinta sucinya.

Tidak ada komentar: