Kamis, 30 Mei 2013

2rebu


Allah Jumpaiku di  Pom Bensin

Bismillahirrahmanirrahim.
Kamis, 30juni 2013. Bangun kesiangan  hampir melemahkan  semangatku tuk memeroleh nilai TOAFL yang lebih baik. Pagi ini aku tetap berangkat meski hanya tersisa Rp.1500, di dompetku.
“Ayolah terus semangat!”, teriak hatiku.
 Kuyakin ribuan orang bernasib sama denganku, bahkan lebih buruk dengan terlilit hutang jutaan  rupiah. Mereka para pengusaha yang pantang mundur terus berjuang  dengan berani meminjam ratusan juta rupiah dengan segala resikonya, aku hanya baru bisa angkat topi untukmu. Ya Allah berikan aku keberanian seperti mereka, betapa pengecutnya aku di tengah limpahan anugerah-Mu. Astaghfirullhal’azhiim.
Jalan menurun lalu menanjak lagi lewati pemakaman umum Jeruk Purut adalah jalur keseharianku menuju UIN. 30meter sebelum persimpangan Flyover menuju Cipete terlihat kendaraan sangat padat sekali. Terhenti aku dalam antrean panjang kea rah tersebut. 2menit mengantre segera aku berputar menuju jalan Ampera berharap lebih lowong jika lewat jalan tersebut. Bodoh sekali jika terus memaksanakan diri merangsek ke depan menuju antrean panjang tadi. Sepertinya hujan besar semalam merendam beberapa ruas jalan di depan sana.
Sekarang aku di lampu merah perempatan Trakindo menuju Simatupang. Masih menyimpan asa untuk melanjutkan perjuangan ke kampus. Rutinitas  semrawutnya  lalulintas mulai terlihat sejak tadi di Ampera. Empat lajur dua arah dipenuhi oleh sepeda motor dari arah berlawanan. Masyaallah, seperti ini keadaannya setiap hari terlebih jika hujan hampir di setiap daerah di Jakarta. Satu banjar mobil dan tiga banjar motor mengarah ke pusat kota berlawanan denganku. Sekitar 10tahun yang lalu kita hanya melihat hal ini saat hari-hari lebaran atau hari libur lainnya. Kesemrawutan yang sebenarnya tidak dapat  lagi diterima oleh akal sehat, tetapi terus kita jalani setiap hari. Siapapun akan sangat bingung menghadapinya.
Lampu merah di depanku, belasan motor memaksakan untuk terus merangsek maju meskipun bukan lagi haknya. Ratusan mobil dan motor tertahan karena ulahnya. Lampu berubah hijau, salut buat barisan mobil dan motor di belakang dan sekitarku yang memberi kesempatan untuk  mereka  yang tadi sempat tertahan.  Beberapa detik kemudian barulah kami melaju kembali.

Masuk di jalan Simatupang keadaan makin terlihat semrawut. Keterbatasan bensin membuatku mengambil  jalan keluar dari kesemrawutan dan macet parah ini. Akupun memutuskan untuk tidak melanjutkan perjuangan menuju kampus.  Akan sangat tersiksa jika kehabisan bensin di tengah macet tersebut. Ternyata jalan tersebut menuju komplek perumahan marinir AD, mereka adalah orang-orang dengan tingkat disiplin yang tinggi dan mempunyai daya tahan fisik yang kuat. Subhanallah, hebatnya jika seorang bisa memaksimalkan apapun potensinya.
Tiba aku sekarang di samping kebun binatang Ragunan. Mencari ATM guna membeli makan pagi dan minum buat motorku. Alhamdulillah, ada ATM BRI di Litbang Kejaksaan Agung RI. Rp22.000,- sisa uangku kini di ATM setelah kuambil Rp.50.000,-. Kontras sekali dengan pegawai-pegawai  kejaksaan yang berdompet tebal dan bermobil mewah. Alhamdulillah, Alhamdulillah, syukuri,syukuri,syukuri!.
Di pikiranku sekarang adalah bagaimana mendapatkan uang yang halal pastinya. Kapan, dimana, bagaimana memulai kembali menjadi tukang ojek sempat terlintas di pikiran. Jika harus berdagang agaknya aku perlu cukup modal. Jika harus menjadi tukang ojek di daerahku sendiri, sepertinya ibuku tidak dapat menerima. Orang-orangpun tak mau tahu, aku adalah mahasiswa PPG yag seharusnya menerima Living Cost tiap bulannya, meski kenyataannya LC belum cair sampai detik ini. Syukuri, Syukuri, Syukuri, Alhamdulillah.
Kembali kita ke jalanan. Agaknya sangat wajar jika pagi ini aku ingin memanjakan diri dengan menikmati  sedikit ketenangan danau kecil di belakang bumi perkemahan Apiari.  Secangkir kopi dan sebatang rokok temaniku menghanguskan beban pikiran di kepalaku. Subhanallah, sangat indah disini. Ketenangan air danau dapat menjadi obat bagi kalutnya pikiran. Alhamdulillah. Terlihat jelas gedung ESQ165 di sebelah barat laut, bulanpun masih terlihat jelas di pagi hari ini di atas sana. Alhamdulillah, indahnya hari ini. Aku bahagia, aku bahagia.
Melengkapi bahagianya hatiku, akupun mampir di musholla pom bensin di seberang sekolah pariwisata. Terpanggil aku untuk mampir di musholla. Berwudhu,  kemudian salat Dhuha 8rakaat. Telah cukup lama aku meninggalkannya. Padahal ia pernah menjadi rutinitas yang membuat hari-hariku istimewa bahkan luarbiasa. Betapa tidak, tanpa keajaiban yang aku usahakan dengan amalan ini, mungkin aku tidak dapat tergabung dengan teman-teman yang luarbiasa di PPG PBA 2013. Bu Eva S2 yang pernah keliling Eropa, Ust. Ahid S2 alumni Sudan, Ust.Muchtar alumni Mesir, Ust. Hilman Fauzi S2 sekaligus penerjemah handal, Ust.Fauzi alumni LIPIA dengan kekayaan kosakatanya, Ust. Zainal the best of us, Gus Julal S2 sang organisatoris ulung, politisi,business owner, Bu Erna sang guru kelas yang paling-paling antusias dalam belajar (salut bgt), Ust. Bahrul yang punya suara Beby Romeo, Ust. Irwan  yang paling seru, Ust.Syukron sang ahli strategi dan  pengabdi pada orangtuanya (terus belajar darinya) dan teman-teman yang lain yang tidak kalah liar biasanya,eh luar biasa maksudnya.
Dengan segala keluarbiasaan itu, sepertinya tak ada alasan untuk tidak menggiatkannya kembali. Ingin kugiatkan kembali, dzikir, salawat, Yasin, Arrahman, Al-Waqi’ah, dan Al-Mulk. Bismillahirrahmanirrahim, mulai detik ini ya Allah ingin kucoba lagi terus dekat denganku, karena sesungguhnya yang kubutuhkan adalah dekat dengan-Mu. Subhanallah, Allah jumpaiku di pom bensin (luthfi mulyadi,11:37)

Tidak ada komentar: