Minggu, 29 September 2013

mari berproses

Proses Panjang Pencarian Tim Impian
Selang  5 hari setelah kedatangan MTs. Jami’atul Huda ke kandang MTs.N1 , 4 hari kemudian MTs.N23 tandang dengan bermain sangat apik di kandang MTs.N1. Melawan Jahud kita memang unggul dengan score 24-23. Berbeda  lagi ketika melawan MTs.N23.
 Banyak pelajaran yang bisa dipetik dan  seharusnya juga anak-anak setelah kontra dengan MTs.N23. Tentang ego, ketenangan, shooting on goal dalam lima sentuhan, rotasi,  kedisiplinan, tentang kesiapan,  keseriusan,  pengorbanan,  operan-operan matang yang memanjakan  pada rekan, kebanggaan berkorban demi tim bukan pribadi, kepatuhan pada pelatih,  kesantunan, tentang penghargaan, tentang supporter,  semangat dan masih banyak lagi yang pastinya belum kita punya. Sayangnya  anak-anak tidak dapat belajar dengan cepat kesalahan-kesalahan yang mereka praktekkan saat menjamu MTs.N 23.
Akhirnya Minggu, 29 September 2013 di SMP Charitas Lebak bulus kembali kita harus menelan pil pahit, dikalahkan 2-4 oleh SMPN PGRI Ciputat yang sebenarnya kurang bermain bagus. Sempat memimpin dengan 2-0, kita bermain tidak lebih disiplin di tengah gempuran lawan. Hasilnya score berbalik untuk keunggulan SMPN PGRI Ciputat.
Kembali ke Timbos
Sore itu lapangan Timbos serasa rumah sendiri bagi pendukung MTs.N23.  Para supporter  bersoraksorai mendukung tim kesayangan mereka dengan beberapa yel seperti :
 “SALUT!”
“Subhanallah” bisikku dalam hati. Begitu cepat mereka bertransformasi menjadi  supporter dan tim yang tangguh. Mereka sekarang jauh lebih tangguh saat terakhir MTs.N1 tandang 4bulan yang lalu. Tak ada kata yang lebih pantas bagi mereka, khususnya bagi Pak Majdi sebagai  pelatih mereka, selain :
“MANTAAAAAAAAAAAAAAPP,SAAAAALLLLUUUUUUUUUTTTTTT!”
Dengan permainan cepat, ngotot, disiplin, umpan-umpan akurat memanjakan rekan setim dan tidak egois, sangat pantas  mereka melumat kita dengan skor telak 2-7 (futsal putri), 3-9 (futsal putra). Decak kagum tak henti-hentinya keluar dari mulutku saat menyaksikan tim futsal putri mereka yang mempertontonkan permainan yang cantik. Gerakan tanpa bola, control  baik, shooting, gocekan, formasi defence, skill mereka  tampaknya sangat merata di setiap lini. Sekali lagi:
“SUBHANALLAH, SAAAAALLLLUUUUUUT”
Kontras sekali dengan supporter MTs.N1 yang terlihat  lemah tak berdaya bahkan cenderung mencibir kekompakan lawan, beberapa hanya bisa mencela.  Dengan jumlah yang jauh lebih sedikit mereka hanya bisa diam terpaku hanyut tenggelam dalam yel-yel MTs.N23 meski di kandang sendiri. Ya, sekali lagi meski di kandang sendiri. Tanya kenapa?, sebegitu lemahnyakah mental bersaing kita?. Jika ia, agaknya kita harus belajar lebih keras  lagi  tentang sebuah penghargaan,bagaimana menghargai, dan mental yang kuat. Jika tidak, selamanya kita akan menjadi katak dalam tempurung yang hanya bisa merasa hebat dalam kelemahan sendiri. Semoga kita bisa terus berbenah diri dan terus belajar menjadi lebih baik. Amin.

(luthfi mulyadi,29September 2013)

Tidak ada komentar: