Senin, 05 Mei 2014

kalo Zina, diem2 aja


“Kalo zina, diem2 aja!

Tulisan ini bukan anjuran berzina. Justru kalo bisa gak zina, kemudian diam itu lebih baik. Kata "kalo"  sinonim dengan apabila, andai kata, seumpama dll. Jika ada yag berandai-andai berzina, maka adapula  yang tidak berandai-andai (terus berharap tidak berzina sampai akhir hayatnya). Ada yang khilaf, kemudian terus mencoba memperbaiki diri, ada juga yang bangga dan mengajak terus-terusan sesat menentang aturan Tuhan.

“Astaghfirullahal’azhiiim, semoga kita terus ingat dan diingatkan bahwa kita punya Tuhan”

Cukup bijak orang yang membuat beberapa sticker yang salah satu bunyinya :

“Geus Tobat, Tong Diajak Maksiat Deui!”

“Lagi usaha tobat, jangan diajak maksiat lagi”

"Jangan dekat2 kalo gak mau rusak!"

Diem-diem, aja sinonim dengan tidak bersuara, tidak bercerita, tidak membuka hal tersebut ke khalayak. Jika ada yang diem-diem maka adapula yang terang-terangan seperti sekarang. Membukanya ke khalayak. Dengan bangga pertontonkan adegan mesra bahkan mesum di social media.

Menurut banyak ahli kejiwaan ini adalah suatu penyakit jiwa dan psikologi. Contohnya banyak sekali di social media. Dengan bangga mempertontonkan aksi-aksi yang seharusnya membuat malu pelakunya. Kalo jadi rahasia pribadi, disimpan baik-baik koleksi foto-fotonya mesranya mungkin tidak akan jadi masalah sesama manusia – Hablun Minannaas. Tinggal tanggung jawabnya aja sama Tuhan dan hal itu adalah privacy. Hablun Minallah
So Private, between us and God

Mbok ya diingat bahwa di social media kan hampir semua orang bisa lihat dan terlibat aktif di dalamnya. Teman, guru, tetangga, saudara, ayah, ibu dll. Beberapa guru yang masih peduli perkembangan anak-anak didiknya pasti memantau kita di sana. Salah satu pilihan yang paling mudah diakses adalah social media facebook atau twitter.

Betapa hancur hati seorang ibu, ayah, guru, saudara, sahabat jika melihat anak kita mengumbar aurat, mempertontonkan kemesraan yang seharusnya membuat malu di khalayak ramai.
 Sampailah kita pada gambaran kekesalan Rasulullah saw pada seseorang  saat itu hingga bersabda :


إذا لم تستح,فاصنع ما شئت
“Jika tak lagi malu, berbuatlah semaumu!”

Makna potongan hadits ini bukan anjuran melanjutkan maksiat, tetapi sebaliknya  ia adalah  larangangan keras.


Diem-diem aja bukan berarti tidak kritis terhadap permasalahan yang terjadi. Terlalu banyak bicara saat harus konsentrasi, pasti mengganggu banyak kepentingan. Kepentingan guru mengejar target kurikulum, kepentingan teman-teman yang memang mau belajar. Rujukannya jelas :

فليقل خيرا أو ليصمت
  )diam atau berkata yang baik-kebermaknaan di tiap tindakan)

Kembali lagi ke “Zina”. Nah, terangan-terangan inilah yang kemudian makin meresahkan masyarakat yang masih ingin membangun generasi selanjutnya kea rah yang lebih baik. Merujuk pada sabda Rasulullah, zina itu bukan hanya berarti hubungan seks antara laki-laki dan perempuan di luar nikah. Di luar itu yang semakin dianggap sangat sepele, mencium, menyentuh, melihat dengan hasrat  di luar nikah adalah juga zina.
Susah dong kalo gitu. Emang susah. Tetapi susah kan bukan berarti menyerah. Semakin banyak yang berzina bukan berarti zina jadi halal sebagaimana korupsi kan?, 
Kalo dulu waktu  bayi  kita nyerah belajar berdiri dan berjalan, pasti sekarang kita tidak akan bisa berdiri, berjalan bahkan berlari. Tak peduli berapa kali kita jatuh, merasa sakit. Yang terpenting waktu itu kita selalu bangun dan bangkit sehingga kita dapat berjalan dan berlari hingga kini. Alhamdulillah.

            Tidak dapat dipungkiri tiap orang pasti selalu akan berbuat dosa sengaja atau tidak sengaja sekecil apapun dosa tersebut lalu bertaubat. Ini adalah siklus yang manusiawi tiap hamba Allah swt, sebagaimana pernah disabdakan : sebagaimana pernah disabdakan :

كلّ بني أدم خطّائون, وخير خطّائين التّوّابون
Tiap manusia pasti akan berbuat  salah, dan sebaik-baiknya orang yang  berbuat dosa adalah orang yang bertaubat.

So, gimana dong?,
 “Lets Do the best, don’t ever give up!”. 
 Kalo kata “d’masiv – jangan menyerah” Allah pasti mudahkan jalan kita menuju kasih sayang-Nya yang hakiki dan abadi jika kita telah berusaha sungguh-sungguh memilih teman-teman yang baik dan menjauhi  pasukan-pasukan iblis yang selalu mengajak maksiat.

ومن جاهدوا فينا لنهد ينّهم سبلنا
Yang sungguh-sungguh pasti Allah berikan buanyak kemudahan.

Sekali lagi, bukan hanya satu kemudahan akan tetapi  buanyak kemudahan. Subhanallah.

Wallahu A’lam Bisshawab.

Tidak ada komentar: