Hari ini hari ulang tahun guru Indonesia yang ke-69. Sekolah kami
mengadakan perayaannya dimulai dengan upacara hari guru nasional yang
petugasnya adalah bapak/ibu guru. Subhanallah, Alhamdulillah,
guru-guru kami melaksanakan tugasnya dengan baik. Mereka menunjukkan keseriusan
dan kedisiplinannya yang tinggi meski tidak muda lagi seperti kami.
Keseriusan dan kedisiplinan yang sulit sekali kami miliki di tengah
serangan budaya destruktif. Sebab itulah nilai hasil belajar kami sangat
rendah, karena kami tidak memiliki kedisiplinan dan keseriusan terlebih fokus
yang tinggi terhadap segala sesuatu.
Pekerjaan rumah yang sangat besar bagi kami dan semua stake holder untuk menghadirkan kedisiplinan, keseriusan dan fokus yang cukup lama terhapus oleh salah gaul, games, film dan lagu-lagu yang membuat kami cengeng.
Pekerjaan rumah yang sangat besar bagi kami dan semua stake holder untuk menghadirkan kedisiplinan, keseriusan dan fokus yang cukup lama terhapus oleh salah gaul, games, film dan lagu-lagu yang membuat kami cengeng.
Dalam kesempatan ini Pak Mendiknas
Anis Baswedan mengirimkan surat kepada para guru “Menjadi guru bukanlah
pengorbanan, melainkan kehormatan yg memang belum bisa pemerintah beri
penghargaan setinggi-tingginya. Bapak Ibu guru sekarang kita adalah hasil
pendidikan lalu, waktunya membentuk anak didik yang tak kalah dengan kualitas
bapak/ibu guru di zaman mendatang yang jauh lebih berat”.
Salah satu moment yang khidmat juga turut dirasakan saat bersama
menyanyikan hymne guru dan lagu terimakasih guruku. Lagu tersebut adalah salah
satu hadiah yang bisa diberikan oleh setiap siswa/i tanpa mengeluarkan uang
sedikitpun. Cukup nyanyikan kedua lagu tersebut dengan penuh khidmat dan rasakan
sensasinya. Tak jarang para gurupun menangis di moment ini, mengingat jasa para
guru-guru mereka dulu yang telah bekerja
keras membentuk pribadi hingga terbentuk seperti sekarang ini.
Sekali lagi, moment ini adalah moment yang ditunggu-tunggu banyak
guru, bersama meresapi maknanya yang dalam, sebuah usaha menyambungkan kembali hubungan emosi yang harusnya terjalin dengan kuat dan mesra
antara guru dengan siswa/i nya, antara guru dan rekan kerja, antara guru dengan
guru-gurunya yang telah cukup berhasil mengantarkan siswa/i-nya menjadi guru
kembali.
Serentak selesai upacara
seluruh siswa dan siswi bersalaman memberi selamat kepada guru-guru mereka
terlebih kepada wali kelasnya. Banyak yang memberi hadiah berupa bunga,
bingkisan,kue ulang tahun dll. Subhanallah, Alhamdulillah, indah sekali saat
itu.
Para guru menjadi selebritis dalam satu jam layaknya pengantin yang
di pajang di pelaminan. Tak sedikit anak-anak yang meminta foto bersama
guru-guru layaknya selebritis yang dikejar-kejar penggemarnya. Alhamdulillah,
sudah seharusnya moment ini sering kita wujudkan dan rasakan agar terjalin
hubungan yang baik antara guru dan siswa/i terlebih hubungan emosional yang dapat
mempengaruhi dan membentuk karakter siswa/i.
Bagaimana seorang guru dapat
dengan nyaman mengajar dan mendidik jika tidak dihormati oleh siswa/i yang
seakan tak butuh pengajaran dan pendidikan?, sebagaimana tak butuhnya seorang
pasien yag bodoh kepada saran dokter padahal penyakit mematikan sedang berusaha
membunuhnya . Kaidah dalam kitab Ta’liim Al-Muta’allim mengatakan.
وَ مِنْ تَعْظِيْمِ اْلعِلْمِ تَعْظِيْمُ اْلأُسْتَاذِ
Mari hormati guru!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar