Senin, 08 Desember 2014

"Stop Call Them Mario Bross, Doraemon, Princess...!"

"Stop Call Them Mario Bross, Doraemon, Princess...!"



  Bukan cuma Mario Bross, panggilan lain, seperti Doraemon dan Princess juga sering terdengar keluar dari mulut para siswa dan siswi. Yang membuat semakin kecewa juga pelakunya adalah anak-anak yang mempunyai nilai-nilai bagus di rapornya. Intelektual memang tidak menjamin akhlaq mulia seorang.

  Lagi-lagi masalah fisik yang disoroti oleh anak-ana, padahal mereka adalah generasi antirasisme apalagi verbal bulying yang kampungan. Issue-issue tentang antirasisme dan verbal bulying marak dibicarakan di medsos lebih dari setahun yang lalu di seputar mereka. Ya, kalau mereka peduli tentang perbaikan moral. Sayangnya santapan mereka dalam berinternet melulu pada games dan content-content destruktif lainnya.


  Kasihan sekali mereka jika mereka tak kunjung menghargai sesama terlebih kepada guru-guru mereka. Kian kampungan dengan perilaku mereka.

  Mario Bross, Doraemon, dan Princess. Secara fisik guru-guru kita memang tidak seideal boyband/girlband dari Korea atau seleb2 lainnya, tapi mereka masih punya keberanian untuk mendidik, membimbing kita semua, menunjukkan yang benar dan salah di tengah dunia yang semakin membingungkan, menggiring kita kepada Materialisme, Konsumtifisme,Hedonisme, Demoralisasi dan paham-paham lainnya yang merusak.

  Para guru yang dimaksud dengan panggilan-panggilan tersebut sepertinya belum tahu dengan hal tersebut. Jika pun tahu mereka dengan sabarnya tetap mendoakan agar semua siswa/i- nya menjadi anak yang soleh dan solehah.Amin

ربّنا هب لنا من أزواجنا وذرّياتنا قرّة أعين واجعلنا للمتّقين إماما

Tidak ada komentar: