Selasa, 14 Oktober 2014

Syahwathu Akbar!

Syahwathu Akbar!

   Remaja 12tahun itu masih resah menemani pacarnya di ujung gang, 10 meter dari tempat mereka berdiri adalah Taman Pendidikan Al-Qur’an yang pernah mengajarinya berakhlak mulia menjauhi Akhlaq tercela.

   15meter dari mereka adalah Madrasah Ibtidaiyyah yang membantu orangtua membimbing menjadi anak soleh/solehah selama tidak kurang dari lima tahun.

  Sekarang mereka dipaksa melupakan semua proses belajar tahunan tersebut atas nama hasrat yang tak terkendali. Simbol-simbol pendidikan bahkan agama tak lagi dihormati. Ya, di kampung mereka sendiri. Nilai-nilai luhur agama dan budaya Indonesia yang ajarkan etika bergaul dikalahkan oleh faham liberalism.

Ketika syahwat menjadi Tuhan
Ketika Syahwathu Akbar
Ketika Kita adalah korban dari sebuah system yang bobrok
Ketika remaja menjadi korban video porno dan tayangan lain yang destruktif

Rasanya cukup tepat jika kita menyapa dan peluk hati mereka dengan rasa cinta dan kepedulian.

“Sha, ajak aja ke dalam”

(maksudnya, biar orang tua kenal dengan pasangannya).
Ini adalah proses awal yang baik komunikasi orang tua dengan anaknya.Setidaknya sebagai tetangga yang baik telah memberikan control social. 

 Cacian dan makian hampir dipastikan akan membuat mereka benci dan dendam. Perlu banyak kesabaran untuk merangkul mereka yang rapuh jiwanya. Sekali lagi mereka bahkan kita adalah korban ketidakpedulian/sistem yang bobrok/tayangan destruktif yang memaksa salurkan syahwat kapanpun dimanapun.
Semoga masih selalu ada harapan bagi generasi anak cucu kita untuk bangkit menjadi generasi yang tangguh.Semoga.

Tidak ada komentar: