SMA rasa janda
Alhamdulillah . Perlawanan itu
masih ada. Perlawanan terhadap budaya destruktif tentunya. Baru saja terbaca di
belakang motor stiker bertuliskan
“dicari janda rasa SMA,kalo SMA rasa
janda sih banyak!”.
Sebuah sentilan kontrol sosial kepada remaja putri (SMA) yang
mudah sekali berhubungan seks dengan siapapun kapanpun dimanapun. Jangankan SMA
remaja putri SMP pun juga banyak yang degan mudahnya melakukan zina dengan
siapapun dimanapun kapanpun dengan rujukan video porno yang tak hentinya di upload
di internet hanya atas dasar keinginan untuk eksis yang ngawur.
Pagi itu seorang penegak tanpa
kacu. Tali kuning pluit saja yang telah menempel di pundaknya.bertopi biru muda
beridentitas SMK di bilangan Jakarta selatan. Tanda kaos kaki hitam dengan tumit
yang belum sempurna ia masukkan ke sepatu kulitnya yang terinjak. Sebatang
rokok ditangan kiri dan SKU kuning di tangan kanan dibacanya dengan serius
sambil mengisap dalam rokoknya.
Alhamdulillah. Sekali lagi usaha
perlawanan itu masih ada. Perlawanan atau counter budaya destruktif yang sudah
mendarah daging di kalangan pemuda penerus estafet generasi kemudian. Karena
kami masih ada. Bangsa Indonesia yang besar penuh optimisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar