Minggu, 21 Juli 2013

bokep ttg anak kota vs anak ndeso

Anak Kota VS Anak Ndeso
Laptop, tablet, BB, Seven Eleven, dengarkan mp3 dimanapun kapanpun termasuk di kelas, warnet min 3jm perhari, jajan minimal 10rb perhari, bangun siang, fasilitas motor, bergadang tuk sms-an pacar, bergadang tuk games online, pacaran, nonton tv minimal 3jam perhari, dan seabrek kegiatan kontraproduktif lainnya sangat banyak kita jumpai dilakoni oleh anak-anak di kota.
Tanpa laptop, tablet apalagi BB, tanpa banyak fasilitas yang membuat malas dan terlena, sering tidak diberi uang jajan, menabung, sering pula berpuasa, jalan minimal 5km tiap hari, bangun pagi, salat jama’ah, rutin mengaji, banyak membaca, khusyuk berdoa dalam keheningan malam dalam tahajjudnya meminta disampaikan cita-citanya bahagiakan orangtua, bergadang tuk belajar, kuasai pelajaran yang telah dipelajari karena yakin ilmu tersebut akan dibutuhkannya kelak.
Paparan kontras bisa kita lihat di atas. Beda usaha beda hasil yang didapatkan. Jika kita baca biografi orang-orang  sukses tak lepaslah mereka dari    kerja keras, pengorbanan waktu khususnya di masa belia. Hampir tidak pernah ditemukan orang yang sekarang mempunyai jabatan cukup tinggi bekerja di suatu perusahaan ternama dengan bayaran yang tinggi pastinya, dahulu masa remajanya penuh dengan fasilitas melenakan dan kegiatan-kegiatan kontraproduktif.
Maka kitapun harus rela jika posisi, jabatan pekerjaan penting dengan gaji menjulang tinggi  Insyaallah akan didapatkan oleh anak-anak yang datang dari pelosok-pelosok  desa dengan segenap semangat juangnya mencapai cita-cita. Sebaliknya kitapun harus rela posisi bawahan yang tersisa menjadi security, pos office, office boy, sales girl, receptionis dengan gaji dan penghargaan yang rendah akan didapat oleh anak-anak kota dengan semangat juang yang rendah karena terbiasa bersantai di usia muda. Bukan maksud mengecilkan profesi-profesi tersebut, tetapi mari berpikir positif tuk berani korbankan masa muda tuk belajar,belajar dan terus belajar.
Mari kita lihat
Sepertinya tidak salah ungkapan syair dalam kitab ta’lim al-muta’allim yang berbunyi :
بِقَدْرِ اْلكَدِّ تُكْتَسَبُ اْلَمعَالِيْ   فَمَنْ طَلَبَ اْلعُلَى سَهَرَ الَّيَالِي
Cita-cita itu tergantung usaha sang pengejarnya, orang yang menginginkan kedudukan tinggi (mencapai cita-cita yang tinggi) maka ia akan bersungguh-sungguh gunakan malam hari untuk terus berusaha mengejarnya.  
Sayang sekali kitab ini tidak banyak dikaji lagi oleh banyak MTs. Di Jakarta khususnya. Sehingga psd (peserta didik) beranggapan bahwa tujuan belajar tidak lebih dari mendapatkan pekerjaan. Sungguh dangkal sekali ya!
Dalam peribahasa yang jarang lagi digemakanpun kita pernah mendengar :

Berenang-renang ke hulu
Berakit-rakit ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

Jujur tak rela jika psd2-ku hanya akan menjadi bawahan karena  kalah bersaing dengan anak-anak desa, tapi apa mau dikata mereka sendiri yang memilih jalannya. Berleha, bersantai dan bersenang-senang di usia muda hampalah tanpa isi kepala di usia dewasa. Na’udzubillah min Dzalik.
Semoga segera tobat. Amiin Ya Robbal ‘Alamin.
(Luthfimulyadi,21/07/13-10.00)




Tidak ada komentar: