Senin, 27 April 2015

to the east

“To the east”

  Komentarnya singkat, melihat pesawat terbang di angkasa. Satu persatu dilihatnya pesawat yang terbang tepat di atas kepala. Cukup membuat ia
nostalgia saat berada jauh di atas awan sana.

  Tak muluk inginnya terbang keluar negeri. Cukup baginya mengunjungi objek-objek indah nan cantik dalam negerinya sendiri. Allah swt dengan segala rahasia-Nya Maha Tahu kenapa belum ada Mekkah dan Madinah dalam pikirannya. Suatu dosakah belum atau bahkan tidak berkeinginan mengunjunginya. Dosakah?, Syukurkah?

  Impian terdekatnya ialah menjejakkan kaki di 3805mdpl. Syukurnya ia dapat memilih Rinjani atau Kerinci. Menjejaki 3805 baginya telah  melampaui ketinggian dan keindahan lain di bawahnya.

  Sadar dengan usia dan kondisi ekonominya sebagai ayah beranak dua dan hanya bekerja sebagai guru di bawah UMR. Tidak sedikit para hobiis yang rela korbankan waktu, uang dan tenaga meninggalkan keluarga lebih dari seminggu. Tidak dengannya di usianya yang masih muda. Alhamdulillah.

  Sekarang matanya tak sesering dulu menatap langit pandangi pesawat yang tiap 15menit menuju barat atau timur. Alhamdulillah, kali ini 3371mdpl cukup mengobati kerinduannya saat selalu berharap cuaca beberapa hari ke depan akan cerah. Kegelisahan, harap cemas tentang semua persiapan dan keadaan telah usai. Baginya mati lampu saat pembelian tiket ke Minangkabau setelah menunggu satu jam adalah takdir Allah swt.


  Ia yakin Allah swt menyiapkan waktu dan segala yang paling indah untuknya suatu saat nanti bagaimanapun caranya di 3805mdpl atau di tempat lain.

Tidak ada komentar: