Kamis, 31 Juli 2014

semoga semakin santun

"eh,lo ye"

   Langsung kupandangi siapa yang menegur dan menyalamiku dengan cepat.Belum lagi tangan kita lepas berjabat.Saat itu kita sama-sama di pom bensin. Ia mengantri tepat di depanku.

"gimana,inget gak lo gue siape?"

   Mulai ingat sebenarnya.Ia salah seorang siswaku. Tapi sulit sekali mengingat namanya. Dahiku semakin berkerut mencoba mengingatnya. Tak juga namanya keluar dari file otakku.

"waduh, kebanyakan sih muridnya, dah lupa"
Agak berat sebenarnya katakan itu. Khawatir menyakiti perasaannya.Tapi bagaimana lagi,memang aku tak kunjung mengingat namanya.

"gue, awal. gue masih inget tuh yang lo ajarin فعل-فعلا-فعلوا...,otak gue masih bagus lah"

  Sambil kemudian menghisap kembali rokoknya.Subhanallah, Alhamdulillah. Ucapku dalam hati, cukup berbekas juga yang kuajarkan waktu itu. Jujur bingung sekali apa yang harus kubicarakan. Jarang sekali berhadapan dengan alumni yang semacam ini.Akupun memaksakan perpanjang pembicaraan.

"oh, iya awal"

   Sekarang semakin jelas sosoknya sewaktu MTs dulu. Anak yang cuek sekali kepada guru, terkadang bercanda berlebihan.Kala itu mungkin wajar sebagai anak-anak yang sedang mencari jati diri. Tetapi lingkungan dan pergaulan semakin membentuknya seperti ini dan ia tak berdaya.Jadilah ia karakter tidak santun.Akupun mencoba meneruskan pembicaraan.

"gawe dimana wal?"
"Bekasi"
"tinggal dimana?"
"noh, Argabel"
"Oh"
"Bini gue juga di bekasi, sekarang gue mau kesono. Gue duluan ya!"
"oh, iya"

   Ia pun pergi meninggalkanku.Dalam hati kembali memikirkannya dan berdoa. Semoga ia tidak menganggap dirinya sudah cukup sukses dengan kerjaan dan istri yang ia miliki sehingga ia berlaku layaknya teman kepada gurunya.

   Semoga ia akan terus belajar santun sehingga setiap orang akan nyaman berada di dekatnya.Agar anaknya kelak juga santun seperti ayahnya.Amin.


Tidak ada komentar: