Senin, 16 Maret 2015

"maafkan ibu sayang!"

"Miaw,miaw,miaw"

  Jerit lirih memecah malam. Baru saja Fortuner nan congkak melindasnya. Terpincang-pincang ia berusaha berlari. Dua kaki depannya menyeret-nyeret setengah badannya yang remuk terlindas. 

  Segera ia mencari tempat aman di samping tiang listrik pinggir selokan berhias rumput liar di sekelilingnya. Tepat sekali sebagai tempat bersembunyi.

"Miaw"

  Ibunya segera menghampiri dan mendekapnya sedih. Di depan mata manusia melindas anaknya. Gemuruh kutukan-kutukan  di kepala dan telinga katakan ia ibu yang lalai.

  Matanya yang berkaca-kaca menyisir tubuh anaknya yang tengah meronta kesakitan dari ujung telinga hingga kaki. Dengan penuh kasih sayang dijilati sekujur tubuh anaknya berharap meredakan rasa sakit yang tak terkira. Seakan berkata :

"Maafkan ibu sayang,maafkan ibu!"

Segera ia peluk kembali anaknya dengan penuh penyesalan disertai cucuran airmata.

  Tak lama segera datang gerombolan remaja beringas membawa menenteng besi tajam. Sang ibu dan anak yang tak jua mengganggu  tak luput dari kebengisan mereka.

  Saat tiang listrik dipukul. Ibupun sadar itu pertanda bahaya. Mereka akan melibas apa saja yang ada di hadapannya. Daun, ranting pohon ditebas, tembok dicoret-coret,. Beberapa mobil yang terparkir di jalan di gembosi dan digores dengan benda tajam.

  Dengan sabar ibu membantu anaknya lari dari bahaya yang mengancamnya. Mendaki pembatas jalur Transjakarta. Sampai akhirnya sang anak tak lagi kuat menyeret kaki dan separuh badannya yang remuk.

  Transjakarta dari arah kiri segera melindas anaknya tanpa ampun. Isi perut terburai darahpun membasahi jalur Transjakarta. Manusia dengan mudah menghabisi nyawa anak kesayangan di depan matanya.

"Miaw"

Matanya nanar melihat anaknya yang tak lagi bernyawa dengan keadaan yang tragis. tatapannya kosong, hanya mampu pandangi bangkai anaknya yang terlindas dan terlindas lagi tanpa ampun oleh Transjakarta yang datang tak habisnya.

  Tak mampu lagi ia menghampiri dan memeluk, dan mendekapnya mesra.Sambil terus menangis, ia berdoa :

"Ampuni aku ya Tuhan yang berkali-kali lalai menjaganya. Ampuni segala dosa manusia, jadikan mereka pengikut sekaligus pengamal setia sunnah Nabi-Mu yang Kau utus bagi semesta alam.Amin

Tidak ada komentar: