Minggu, 22 Maret 2015

Sang Pengawas

  Ia berdiri mematung di belakang peserta ujian. Nyaman sekali seperti sedang menikmati sesuatu. Seperti sedang menghirup udara sejuk nan segar hutan pegunungan. Memandang luas sekitar seakan berada di puncak gunung.

  Kegigihannya seperti tentara penjaga pintu istana negara padahal bayarannya  hanya Rp.25.000,-/satu jam setengah. Tidak lebih dari ongkos ojek Mampang- Pasar Rumput. Nasib pengawas strata satu yang belum dihargai dengan layak.

  Sungguh berat tugasnya. Tak salah jika ada yang mengatakan :

"Aktris/penyanyi dibayar mahal tuk hancurkan moral anak bangsa dan guru dibayar semurah-murahnya untuk membenahi akhlak anak bangsa yang semakin menyedihkan".

  Kembali ke kelas ujian. Tak jua pak pengawas keluar dari ruangan seperti banyak pengawas lainnya.

"guru aneh, betah bgt di kelas"

  Keluh beberapa peserta ujian yang tak dapat  lagi bekerjasama/mencontek temannya. Pak pengawas sadar betul dengan tugasya. Meski hanya dibayar Rp.25.000,- mengawas dengan segala tugas sesuai dengan aturan harus dijalankan dengan sebaik-baiknya.Kalaupun pak pengawas keluar hanya beberapa detik tuk membuang ludah. 

  Para peserta pasti tak suka dengan pengawas yang demikian. Karena mencontek menjadi andalan ketika ujian. Jadilah ia yang peduli yang dibenci.Itulah hebatnya Sang Pengawas.

Tidak ada komentar: